Slogan kami

Redaksi Buletin Pustaka mengucapkan Selamat Hari Soempah Pemoeda, 28 Oktober 2013

Kamis, 13 Oktober 2011

Pengumuman KUIS

PENGUMUMAN KUIS
Pertanyaan Edisi 10 Juni 2011:
Sesuai UU No. 43 Tahun 2007 Tentang Perpustakaan, minimal anggaran perpustakaan sekolah sebesar ... % dari anggaran belanja operasional sekolah.
Lengkapi ... diatas


Jawaban
B. 5 %

2 Pemenang mendapat masing-masing 1 KAOS cantik dari Buletin Pustaka:

1.     0812251075XX, Hikmah Maulidah, SMKN 1 Jambu
2.     0838383356XX, B. Khoiron , Poncoruso RT 03/II Bawen


KAOS dapat diambil di Kantor Perpustakaan Daerah Kabupaten Semarang, pada jam kerja, Senin-Jumat, di Seksi Pengembangan Kantor Perpustakaan Daerah Kab. Semarang. Telp. 024-6921128. kontak person : Bambang, 081805803200

Jadilah Kreatif (Kiat Tumbuhkan Minat Baca Sejak Usia Dini)

Jadilah Kreatif
(Kiat Tumbuhkan Minat Baca Sejak Usia Dini)

Banyak orang tua mengeluh, betapa sulitnya mengajak anak-anaknya agar mau membaca. Segala upaya telah dilakukan, dari memberi kesempatan anak untuk memilih buku sendiri di toko buku, memberinya hadiah buku setiap kali selesai menjalankan kewajiban atau meraih prestasi, hingga memaksanya dengan hukuman apabila tak bisa menyelesaikan satu buku yang wajib dibaca. Tapi alih-alih sukses membuat anak gemar membaca, eh, malahan anak makin alergi dengan bu…

Kunjungan PPA Kasih Sejati di Unit Pelayanan Perpustakaan Umum Ambarawa

Kunjungan PPA Kasih Sejati
di Unit Pelayanan Perpustakaan Umum Ambarawa


Jumat/2 September 2011, sebanyak 30 orang anak didik PPA Kasih Sejati Kupang Ambarawa menyambangi Unit Pelayanan Perpustakaan Ambarawa. “Kami mengagendakan kunjungan rutin ke perpustakaan dan tempat-tempat lain, misalnya museum, kepolisian, kantor pos dan bank untuk mengenalkan kepada anak kehidupan bermasyarakat serta sebagai upaya pengembangan kepribadian anak menjadi lebih baik. Dengan semakin banyak berinteraksi dengan masyarakat, maka diharapkan anak-anak kami semakin memiliki sifat sosial dan berkarakter” Jelas Ibu Rifka dari PPA Kasih Sejati.

Library Go Green : Karyawan Perpustakaan Daerah “Jumat Bersih” Lingkungan

Library Go Green
Karyawan Perpustakaan Daerah “Jumat Bersih” Lingkungan


30/11, Jumat Bersih, kegiatan ini dimaksudkan untuk  partisipasi menjaga kebersihan lingkungan. Semua karyawan maupun para pimpinan kantor perpustakaan daerah bersama-sama ikut kegiatan Jumat Bersih. Di sekitar area perpustakaan yaitu alun-alun sampai dengan trafict light tidak ketinggalan ikut di bersihkan.

GEMAR MEMBACA KUATKAN KARAKTER BANGSA

GEMAR MEMBACA KUATKAN KARAKTER BANGSA

Menarik sekali ketika mencermati pernyataan Kepala Perpustakaan Nasional (Perpusnas) Hj Sri Sularsih saat peringatan HUT ke-31 Perpusnas di Jakarta belum lama ini. Menurutnya, kebiasaan membaca menjadikan manusia pintar dan berwawasan kritis sekaligus berkarakter. Pembudayaan kebiasaan membaca itu, sesuai amanat UU Nomor 43/2007 tentang Perpustakaan, dilakukan lewat keluarga, satuan pendidikan dan masyarakat.

S A L A M R E D A K S I

S A L A M     R E D A K S I

Ass.Wr.Wb.

Hallo .. hallo hallo kita jumpa lagi , Hallo .. hallo hallo ayo kita baca , demikian awal syair lagu ketika Bapak Bupati Semarang memotivasi siswa sekolah kurang lebih empat ratus anak perwakilan SD dan SMP di Kec. Ambarawa  dalam kegiatan membaca bersama Bupati Semarang yang diselenggarakan dalam rangka Pameran Buku Murah Tahun 2011 di Gedung Pemuda Ambarawa bulan Juli yang lalu.

Puisi

Puisi

Karya : Edy Purwanto


Dia Telah Pergi

Langit tak berbintang
Rembulan pun tak Nampak
Malam sunyi gulita
Saat aku menanti
Menunggu kabarnya
Jantung ini seakan berhenti berdetak
Nafasku terasa sesak
Saat terdengar kabar di surau
Innalillahi wa innaillahi rojhiun
Dia meninggal


Perpustakaan "BUKU KU" Dsn. Bantar Desa Popongan Kecamatan Beringin Kabupaten Semarang

PROFIL PUSTAKA LOKAL
Perpustakaan "BUKU KU"
Dsn. Bantar Desa Popongan Kecamatan Beringin Kabupaten Semarang



 “Bayi Ajaib”, seperti julukan Sebuah Klub Sepakbola yang berasal dari Tangerang (PERSIKOTA), Perpustakaan dengan nama ‘Bukuku’ tumbuh dengan akslerasi perkembangan yang cepat. Bagai seorang bayi yang baru lahir, namun ajaib menyihir masyarakat di sekitarnya untuk  membaca.
Walaupun masih ‘bayi’, perpustakaan Bukuku baru dibuka bulan Juni 2011. Tapi sepakterjangnya sungguh sukar dipercaya, karena walau semuda itu Perpustakaan Bukuku sudah menjadi tempat ‘nongkrong’ warga, mulai dari anak-anak, remaja, ibu-ibu bahkan bapak-bapak juga ikut meramaikan perpustakaan ini dimalam hari. Nama Perpustakaan Buku Ku ternyata tersirat makna yang dalam.

Liputan : Taman Bacaan Masyarakat Adil

Taman Bacaan Masyarakat Adil


  Jogjakarta kita kembali, setelah edisi sebelumnya juga menampilkan satu perpustakaan di pinggiran Jogja, kali ini kami menampilkan profil Pustaka Keliling “ADIL” yang juga berasal dari Kota Yogyakarta. Perpustakaan yang berada di Ledok Tukangan Dn 2 / 177 Rt 05 Rw 01 Kota Yogyakarta ini sudah Berdiri sejak tahun 2003 ada ditengah-tengah masyarakat. Bapak Agung Nugroho pendiri sekaligus ‘direktur’ “ Pustaka Keliling Adil “ memiliki harapan dengan nama tersebut : "PUSTAKA KELILING ADIL" (ADIL = SEIMBANG , IQ,EQ dan SQ).

MENDEKATKAN BUKU PADA MASYARAKAT

MENDEKATKAN BUKU PADA MASYARAKAT


             Pameran buku menjadi ajang pengenalan buku oleh penerbit kepada masyarakat. Hal ini didasari bahwa tidak semua masyarakat memperoleh kemudahan untuk dapat mengunjungi toko buku, entah karena kelangkaan toko buku di Wilayah Ambarawa, atau kesempatan yang tidak gampang ditemukan. Masyarakat dan anak-anak kita pun perlu dan butuh dimutakhirkan bacaannya. Demikian halnya yang terjadi beberapa waktu yang lalu dalam upaya mendekatkan buku kepada masyarakat, yang telah dilakukan oleh Kantor Perpustakaan Daerah Kabupaten Semarang melaui kegiatan Pameran buku murah.

Perpustakaan = posko Mudik

Balada Mobil Perpustakaan Keliling

Balada Mobil Perpustakaan Keliling
*\Ferani T.A.

Beberapa hari yang lalu, kejadian menakjubkan dan tak biasa terjadi pada kak Arya, kakakku satu-satunya yang paling kusayang. Dari mobil perpustakaan keliling yang biasa dibawa kakakku (kakakku yang tampan, baik hati dan suka menabung itu bekerja di perpustakaan daerah), keluar satu makhluk Tuhan paling cantik. Ibuku saja sampai shock, dikiranya kakakku tega nyulik cewek itu untuk minta uang tebusan.
Tenang dulu, bu! Arya ‘gak nyulik dia, kok! Dia ini teman sekelas Arya waktu di SMA. Dia ke sini dalam rangka KKN di desa kita,” jelas kak Arya tenang. Ibuku manggut-manggut paham sembari tersenyum pada gadis berjas kuning itu.

SELAMAT DAN SUKSES


SELAMAT DAN SUKSES
  •  Ibu Tirta Nursari
·         Pengelola Waroeng Pasinaon Kelurahan Bergas Lor Kec. Bergas Kabupaten Semarang
·         Berhasil memperoleh JUARA I Tingkat Nasional Pada Jambore PTK PNF kategori Lomba:
Inovasi Pengembangan Rumah/Motor/Mobil?perahu Pintar dalam Rangka Mewujudkan Indonesia Pintar
·         Di Mataram, NTB , tanggal 14 Juli – 19 Juli 2011
·         Gambar : Ibu Tirta, ketika menerima piala dari Wamendiknas Prof. Dr. Fasli Jalal
  •  Bapak Amin Arroni
·         Ketua Pegelola TBM Nurul Fattah Desa Gemawang Kec. Jambu Kab. Semarang
·         Berhasil memperoleh JUARA I Tingkat Nasional Pada Jambore PTK PNF kategori Lomba:
“Penyelenggaraan Taman Bacaan Masyarakat (TBM) yang menumbuhkan minat baca dan menulis masyarakat”
·         Di Mataram, NTB , tanggal 14 Juli – 19 Juli 2011

Ditunggu Kiprah para “Pendekar” Penggerak Minat baca Kabupaten Semarang Yang Lain ….

“Perpustakaan Desa Wonokerto Kecamatan Bancak menjadi salah satu nilai plus” : Penilaian Lomba Desa ‘Bali nDeso mBangun nDeso’ Provinsi Jateng Tahun 2011

Penilaian Lomba Desa
Bali nDeso mBangun nDeso’ 
Provinsi Jateng Tahun 2011
 “Perpustakaan Desa Wonokerto Kecamatan Bancak menjadi salah satu nilai plus”

 
Jum’at (22/7) siang, kedatangan wakil Tim Penilai Lomba yang berjumlah 2 orang dalam penilaian lomba desa mendapatkan sambutan antusias dari para pengelola perpustakaan. Seperti mendapat energi baru untuk menghidupkan perpustakaan dengan memberikan yang terbaik dari perpustakaan.
Secara umum  perpustakaan ‘Cempaka’ desa Wonokerto masuk dalam unsur pendukung penilaian pada indikator Pemerintahan dan Arpus. “Penilaian berdasarkan sembilan indikator umum dan satu indikator khusus termasuk kapasitas kelembagaan pemerintah desa dan partisipasi masyarakat” kata Dra Sumirah MPd, Ketua tim penilai lomba desa berkembang Jawa Tengah tahun 2011 saat sambutan  penilaian lapangan di halaman balai desa Wonokerto.

Partisipasi Layanan Perpustakaan Keliling pada Perayaan Hari Anak Nasional 2011 bersama KOMPASS

Partisipasi Layanan Perpustakaan Keliling
pada Perayaan Hari Anak Nasional 2011 bersama KOMPASS

 

“Sabar, semua dapat buku, antri yaa…” kata-kata yang selalu petugas perpustakaan keliling ucapkan, sesaat pintu mobil perpustakaan dibuka. Ada yang langung mengambil sembarang buku, adapula yang rela sedikit berdesakan untuk sekedar memilih buku ensiklopedi. Seperti Irma, siswa kelas 4 SD ini, “ Saya tadi sampai tergencet karena saya mencari buku tentang awan dan terjadinya hujan, tapi saya senang buku yang saya inginkan ketemu”. Senyumnya ketika mendapatkan buku kegemarannya.
Sedikit gambaran situasi yang terjadi saat Mobil Perpustakaan Keliling berpartisipasi di puncak acara  perayaan Hari Anak, Kamis, 21 Juli 2011 di Pringapus, di desa Wonorejo tepatnya di pelataran SD Wororejo 03

Rabu, 12 Oktober 2011

Bupati Semarang, Membaca di Perpustakaan dan menjadi anggota Perpustakaan

     Hari Senin tanggal 12 September 2011, Kantor Perpustakaan Daerah Kabupaten Semarang didatangi pengunjung ‘spesial’, Bupati Semarang Bapak Mundjirin berkenan menengok perpustakaan. Selain bersilaturahmi, Bapak Bupati juga mendaftar sebagai anggota perpustakaan. Saat dijelaskan mengenai layanan yang ada di perpustakaan oleh Kepala Kantor Perpustakaan, Ibu Nelly Rahmawati, bahwa Layanan Kantor perpustakaan tidak ada yang membayar/ gratis semuanya, Bapak Bupati mengapresiasi, “Masyarakat perlu diberitahu dan disosialikan mengenai layanan – layanan gratis kepada masyarakat, apalagi buku penting bagi pengembangan sumber daya manusia melalui peningkatan minat baca”.
Perpustakaan yang berlokasi di alun-alun lama, dan berdampingan dengan Dispenduk serta Dinsosnakertrans sangat strategis, dan mudah dijangkau oleh masyarakat. Selain itu, banyak juga sekolah disekeliling perpustakan, sehingga tidaklah mengherankan bila saat jam istirahat maupun jam pulang sekolah, perpustakaan selalu ramai oleh para siswa.
Ada pula, siswa yang menunggu jemputan orang tuanya dengan menunggu di perpustakaan. Sebut saja, Iwan (10 tahun) siswa SDN Induk 01 Ungaran, “Saya selalu ke perpustakaan, membaca buku cerita dan pengetahuan mengenai kerajaan kesenangan saya. Sambil menunggu ayah pulang kerja”.
Dalam pada itu, Bapak Bupati Semarang juga berkenan menjadi anggota perpustakaan. Dengan layanan gratis, foto ditempat dan sehari jadi perpustakaan menawarkan kemudahan. Semoga dengan sikap keteladanan ini banyak lagi yang menjadi anggota perpustakaan dan memanfaatkannya. Semoga. (BM)

Perpustakaan Sekolah dan Minat Baca siswa

Perpustakaan Sekolah dan Minat Baca siswa
*\ Mel Via

Buku adalah pengusung peradaban. Tanpa buku sejarah diam, sastra bungkam, sain lumpuh, pemikiran macet. Buku adalah mesin perubahan, jendela dunia, mercusuar yang di pancangkan di samudra waktu.(Barbara Tuchman, 1989)

Marksheffel mendefinisikan bahwa membaca merupakan kegiatan kompleks dan disengaja, dalam hal ini berupa proses berpikir yang di dalamnya terdiri dari berbagai aksi pikir yang bekerja secara terpadu mengarah kepada satu tujuan yaitu memahami makna paparan tertulis secara keseluruhan.
Sedangkan menurut Bond dan Wagner, definisi membaca adalah suatu proses menangkap atau memperoleh konsep – konsep pengarang, dan merefleksikan atau bertindak sebagaimana yang dimaksud dari konsep –konsep itu.
Pelajaran membaca telah diajarkan sejak pertama kali anak masuk sekolah, di mana menurut cara mengajarnya pelajaran membaca di sekolah dasar ada dua jenis, yaitu pelajaran membaca permulaan dan pelajaran membaca lanjutan. Membaca permulaan diberikan di kelas satu dan dua, sedangkan  pelajaran membaca lanjutan diberikan mulai kelas tiga dan seterusnya. Pelajaran membaca lanjutan berdasarkan tujuan dapat dibagi :
1.      Pelajaran membaca teknis, tujuannya agar seseorang memiliki kemampuan membaca yang diucapkan secara tepat sesuai dengan isi dan makna bacaan.
2.      Membaca tanpa suara, tujuannya agar seseorang mempu memahami isi bacaan.
3.      Membaca indah, tujuannya agar seseorang mampu membaca yang menggambarkan penghayatan keindahan bacaan.
4.      Membaca bahasa, tujuannya agar seseorang dapat meningkatkan kemampuannya di bidang berbahasa.
5.      Membaca pemahaman, tujuannya agar seseorang memahami isi bacaan yang sedang dibaca sehingga akhirnya menjadi tambahan pengetahuan bagi dirinya.
6.      Membaca cepat, bertujuan agar seseorang mampu membaca sebanyak-bayaknya dalam waktu yang sesingkat-singkatnya
7.      Membaca sebagai minat, bertujuan untuk menanamkan kebiasaan dan rasa senang membaca pada diri seseorang.
Mengapa para penumpang di bus, kereta api hanya bercerita dan tidur miring, menghisap rokok dan sebagainya? Mengapa para pelajar bila istirahat langsung berlarian ke kantin? Mengapa di halaman kampus yang memilki pohon yang rindang dihuni mahasiswa hanya untuk ngerumpi? Mengapa diruangan tunggu dokter pasien hanya berkenalan dan mondar mandir tidak jelas?
Semua pertanyaaan ini jawabanya tidak lain adalah kurangnya minat baca. Kita dapat melihat bahwa antara minat baca berbanding lurus dengan kemajuan sebuah bangsa. Bahkan dapat dikatakan bahwa kunci utama keluar dari kemiskinan dan menjadi bangsa yang makmur adalah dengan membangkitkan minat baca masyarakat. Dengan baca kita jadi tahu, dan tahu kita jadi bisa.
Perpustakaan sekolah bisa dijadikan awal untuk meningkatkan minat baca siswa. Program yang dibuat oleh perpustakan sekolah merupakan bagian yang sangat penting untuk membentuk siswa menjadi pembelajar seumur hidup. Program yang dibuat di tujukan untuk meningkatkan kemampuan belajar siswa, membantu mereka untuk menjadi pemikir bebas, dan problem solvers, serta membantu mereka menjadi cinta membaca. Mereka juga dimotivasi menjadi pengguna informasi yang efektif dan penghasilkan informasi yang produktif. Untuk mencapai semua ini perlu dukungan berbagai pihak, terutama kepala sekolah, guru, murid, dan orang tua murid.
Kepala sekolah sebagai pimpinan sekolah dan penggerak utama keberhasilan sekolah hendaklah mempelopori pentingnya perpustakaan sekolah serta mendorong pemanfaatan perpustakaan sekolah. Kepala sekolah wajib pula untuk berkomunikasi dengan pustakawan sekolah dalam bidang mendesain rencana pengembangan, terutama dalam bidang program literasi informasi dan promosi membaca. Serta berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait semisal Komite Sekolah, Perpusda dan Dinas Pendidikan juga orang tua siswa. Karena bagaimanapun perkembangan perpustakaan yang akan menjadi jantung peningkatan kualitas karakter siswa.

Seseorang yang gemar membaca akan mempunyai pandangan yang luas, membuatnya menjadi manusia yang utuh, sedangkan orang yang gemar diskusi membuat orang harus siap memberikan jawaban atau mengajukan pertanyaan, dan orang yang gemar menulis membuatnya menjadi manusia yang cermat. (Francis Bacon)

Jadi tugas penting Kepala sekolah hendaknya memastikan adanya kerjasama antara guru dan tenaga perpustakaan. Serta aktif mengingatkan pustakawan sekolah ikut serta dalam kegiatan pengajaran, perencanaan kurikulum, pengembangan sumber daya, dan evaluasi program. Dalam evaluasi sekolah secara menyeluruh, kepala sekolah hendaknya memasukan evaluasi perpustakaan dan menekankan pentingannya jasa perpustakaan sekolah dalam pencapain standar pendidikan yang telah diterapkan.
*Mahasiswa S1 Ilmu Perpustakaan FIB Universitas Lancang Kuning Pekanbaru 


Perpustakaan menjadi Hidupku
(Catatan Pengabdian Sukarelawan Perpustakaan)

Oleh : Nabella Y.S

     Perpustakaan bisa menjadi tempat proses interaksi masyarakat saling membutuhkan demi menjalin kerjasama yang optimal. Perpustakaan juga tergantung pada peran serta masyarakat yang ada di daerah itu. Karena dengan kesadaran masyarakat, perpustakaan dapat berkembang dengan baik dan lancar.
      Sekarang ini kata “PERPUSTAKAAN” masih sering terdengar, akan tetapi interaksi masyarat dengan perpustakaan sangatlah minim. Sebab selain keterbatasan jumlah dan variasi koleksi ditambah adanya internet. Budaya yang cenderung menyenangi instant semakin menambah terpuruknya perpustakaan. Sudah kita ketahui bersama, popularitas perpustakaan sebagai tempat mencari informasi (terutama di sekolah) sangat rendah. Dibandingkan pencarian informasi melalui internet.
Yang bila kita cermati lebih lanjut, perpustakaan dan internet bias saling melengkapi bahkan saling support. Perpustakaan bis menyediakan layanan internet untuk menark siswa/ pengunjung datang. Yang kemudian, lambat laun pasti pengguna internet tersebut pasti juga membaca.
Perpustakaan banyak manfaatnya dan gudangnya ilmu pengetahuan. Sudah terbukti!!!
Dengan adanya perpustakaan kita dapat memanfaatkannya untuk keperluan dan mencari pengetahuan yang kita inginkan. Disana kita dapat leluasa memilih buku-buku yang ada. Perpustakaan juga merupakan tempat mencari hiburan. Jika kita sedang terbebani tugas-tugas yang menumpuk perpustakaaan adalah solusi. Bias jadi penyelesaian tugas kita salah satu informasinya bisa kita dapat melalui buku yang ada di perpustakaan. Apabila sudah terselesaikan, perpustakaan juga dapat menghibur diri kita untuk menghilangkan kejenuhan, misalnya dengan membaca novel, komik ataupun bacaan hobi kita.
Sementara itu, berdirinya sebuah perpustakaan harus didukung kondisi dan syarat tertentu yang harus ada, antara lain :
1. Masyarakat / orang di daerah itu
Masyarakat yang ‘sadar baca’ merupakan syarat utama eksistensi perpustakaan. Karena jika tidak perpustakaan tidak akan dimanfaatkan. Tentunya perpustakaan harus proaktif mempromosikan perpustakaan dan manfaat minat baca kemasyarakat. Misalnya melalui kegiatan yang secara langsung ada dimasyarakat. Lomba untuk anak, belajar bersama, perpustakaan menjadi tempat nongkrong, Rapat RT di Perpustakaan, Arisan Ibu-Ibu di Perpustakaan dan masih banyak lagi. Kegiatan tersebut menjadi jalan masuk masyarakat untuk mengenal buku. Setelah masyarakat mengenal buku, dan mengerti pentingnya membaca, dengan sendirinya perpustakaan akan hidup dinamis.
2. Fasilitas yg memadai
Dengan adanya fasilitas-fasilitas seperti buku-buku yang lebih, rak buku, serta perlengkapan-perlengkapan yang dibutuhkan diperpustakaan.
3. Letak/berdirinya perpustakaan
Dalam hal menentukan letak berdirinya perpustakaan sangatlah penting. Karena jika perpustakaan di tempatkan di daerah yang jauh dari jangkauan orang, maka orang akan enggan mengunjunginya, maka ketika hendak membangun perpus tempatkanlah ditempat yg kira-kira dekat dengan jangkauan orang / masyarakat.
4. Petugas pengelola perpustakaan
Petugas pengelola perpustakaan sangatlah dibutuhkan. Selain dapat berbaur dengan masyarakat, dengan tidak sengaja juga menambah pengalaman baru. Dan petugas perpustakaan hendaklah orang yang mememiliki sifat sabar, ramah tamah, dan berpotensi semangat jiwa yang tinggi. Dimana petugas perpustakaan dapat mengelola perpustakaan dengan baik.
Dengan adanya interaksi masyarakat dengan perpustakaan itu sangatlah penting untuk mengembangkan perpustakaan. Perpustakaan selain sebagai tempat berinteraksi masyarakat juga sebagai tempat menambah kekayaan ilmu pengetahuan kita.
Meskipun prosesnya lama, tidak langsung didapat, karena memang perpustakaan dan membaca buku itu layaknya investasi masa depan, tak ada salahnya kita membiasakan diri kita untuk datang ke perpustakaan. Agar informasi yang ada di buku-buku koleksi perpustakaan selalu termanfaatkan dan dapat di wariskan pada generasi berikutnya. Sehingga seperti buku-buku yang mengandung unsur sejarah akan selalu terjaga dan tidak akan hilang kemurnianya.
Jadi kita sebagai masyarakat yang ingin memiliki SDM yang tinggi kita mengajak serta masyarakat untuk berbaur dengan perpustakaan. Dan membudidayakan hidup dengan membaca. Serta memanfaatkan fasilitas perpustakaan yang ada.karena hidup akan lebih indah dengan selalu membaca
----------------------------------------------------.
Siswa SMA N 3 Salatiga, Volunteer di Perpustakaan Desa “Bukuku” Dsn. Bantar Desa Popongan Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang

Perkaya Koleksi Perpustakaan Sekolah


Perkaya Koleksi  Perpustakaan Sekolah
*\ Yudianto

Seringkali keterbatasan dana dan ketiadaan dropping dari pemerintah menjadi alasan klise saat membahas kurang tersedianya buku baru di perpustakaan sekolah. Walaupun alasan itu faktual, hendaknya jangan membuat pihak pengelola loyo dan nglokro.
Untuk mengatasi kelangkaan buku baru di setiap awal tahun ajaran, siswa perlu diminta berpartisipasi aktif dalam penggalangan dana sukarela. Tidak usah terlalu besar, misalnya kontribusi persiswa sebesar Rp 10.000,-. Andai sebuah SMP/SMA memiliki 8 kelas di tiap jenjang dan perkelas ada 40 anak, paling tidak akan terkumpul Rp 9.6 juta. Tidakkah  dana yang terkumpul relatif  membantu untuk pembelian buku baru setiap tahun, bukan?
Bahkan pihak sekolah – melalui komite sekolah tentunya -- bisa melakukan pendekatan kepada figur potensial dari kalangan orang tua siswa untuk menjadi penyandang dana pengembangan perpustakaan sekolah. Sebagai wujud apresiasi, potret mereka layak ditampilkan dalam hall of fame di perpustakaan sekolah.    
Selain itu, pengelola perpustakaan sekolah mestinya bisa bersikap lebih kreatif dalam mencari berbagai sumber buku baru. Hal ini karena pengadaan buku baru tidak harus selalu dilakukan melalui pembelian ke penerbit  atau  ke toko buku.  Ada beberapa alternatif lain yang bisa  ditempuh: Pertama, pengadaan buku baru bisa dilakukan dengan menjalin hubungan dengan berbagai kedutaan besar atau konsulat asing. Semisal  Kedubes Inggris,  Amerika,  Tahta Suci Vatikan, Swiss, Selandia Baru, Australia ataupun Canada yang telah terbukti bersedia memberikan berbagai bahan bacaan. Baik yang berupa buku, majalah, bulletin, kepingan CD, peta atau poster.
Bahkan Kedutaan Besar, seperti Jerman, Belanda, Jepang, India dan Iran bersedia mengirimkan majalah  secara berkala. Lebih jauh, beberapa waktu lalu Kedutaan Besar   Swedia merilis daftar dari ratusan koleksi  buku yang yang bisa  diminta secara langsung ke  pihak donatur yang berada di Swedia, tanpa harus melalui pihak kedutaan. 
Kedua,  menghubungi lembaga donor  yang punya kepedulian terhadap masalah pendidikan. Semisal Asian Foundations yang memiliki tagline program buku untuk Asia. Tentu, lembaga ini bisa  menjadi mitra stategis khususnya pengadaan  buku-buku yang berbahasa asing. 
Ketiga, mencoba menjalin hubungan dengan perwakilan radio atau TV asing di Jakarta, semisal BBC, VOA atau ABC. Siaran Radio Australia pernah menyediakan paket buku belajar bahasa Inggris lewat radio terdiri dari 6 buah buku tutorial.
Keempat, bisa juga pengelola perpustakaan sekolah mencoba menghubungi penerbitan kampus. Baik yang diterbitkan dan dikelola oleh pihak rektorat ataupun senat mahasiswa dari berbagai institute, universitas atau sekolah tinggi yang ada di tanah air. Soal mutu dan kemasan, tidak jauh berbeda dengan publikasi komersial lainnya. Permintaan majalah atau bulletin, biasanya akan memperoleh respon positif, karena  hal itu merupakan kesempatan baik untuk mempopulerkan  media mereka pada lingkup yang lebih luas.
Kelima,  menjalin hubungan dengan donatur yang berafiliasi dengan suatu perusahaan. Perusahaan elektronik Philips pernah mensponsori penerbitan serial buku English Learning beserta modul kaset audio pendukung yang distribusikan ke  berbagai sekolah.
Keenam, melakukan pencetakan buku-buku digital yang bisa  di download dari jaringan internet. Ribuan judul buku yang secara legal bisa  diunduh, didistribusikan ataupun dicetak. Langkah ini perlu dilakukan, karena sangat hemat. Untuk merealisasinya, cuma perlu menugaskan seorang pegawai untuk mencari, menyeleksi, mengunduh, mencetak dan menjilidnya. Toh, perangkat yang diperlukan cuma satu PC yang terkoneksi ke internet dan  sebuah printer saja.
Dari berbagai alternatif di atas, jelas akan membantu  pengelola perpustakaan sekolah dalam memperkaya koleleksi buku yang dimilikinya. Tentu saja tanpa harus terlalu bergantung pada ketersediaan alokasi dana anggaran khusus ataupun dropping buku dari pemerintah.
*Pemerhati Perpustakaan




Meningkatkan Minat baca Via Facebook…


Meningkatkan Minat baca Via Facebook…
*\ M. Adib Choirudin

Bukan sekedar satus facebook biasa, tapi berbobot dengan kosakata yang bermakna, dengan pilihan kata yang indah….
Berbicara tentang facebook berarti berbicara tentang gaya hidup. Semenjak diluncurkan, jejaring sosial ini telah digunakan tidak kurang dari 600 miliar orang di seluruh pelosok dunia (per Januari 2011). Sehingga saat ini facebook merupakan layanan jejaring sosial di internet yang paling banyak digunakan. Sampai adanya anggapan yang berkembang, “bila tidak ingin gaptek harus punya akun di Facebook”.
Adalah Mark Zuckerberg, renmaja kelahiran 14 Mei 1984 di kota New York yang membuat facebook ini. Mahasiswa jurusan ilmu komputer di Havard University awalnya membuat prototipe jejaring sosial dengan nama facemash. Yang kala itu dimaksudkan untuk situs jejaring pencarian jodoh. Caranya dengan menempelkan 2 foto yang berbeda pada situs facemash. Kemudian para pengguna dapat memilih atau memberikan keterangan mengenai foto . yang dipajang tersebut dengan kata “baik” atau “jelek”. Untuk memperbanyak data, Mark kemudian meretas kebagian administrasi di Havard University.
Sempat tersandung masalah karena perbuatannya meretas data tersebut, dan hampir dikeluarkan dari tempatnya kuliah di Harvard University, namun kreatifitas Mark Zuckerberg tidak pernah berhenti. Dia terus memperbaiki facemash. Singkat cerita, kemudian muncullah situs facebook yang menjadi fenomena di dunia itu. Sebagai informasi, di Indonesia sudah lebih dari 700 juta pemakai facebook, dan ini menempatkan Indonesia menjadi urutan kedua terbanyak pengguna facebook setelah Brasil.
Minat baca masyarakat Indonesia
Melihat aspek minat membaca masyarakat Indonesia dapat dilihat dari berbagai data/aspek. Data yang dikeluarkan oleh United Nation Development Program (UNDP) bahwa angka melek huruf masyarakat 87,7%. Angka melek huruf ini diartikan sebagai ukuran masyarakat mengerti dan mengetahui bunyi/suara dari serangkaian kata.
Yang lebih miris, survai Unesco menempatkan Indonesia sebagai Negara dengan minat baca terendah (Republika:Rabu/26-06-11). Sementara itu Organisasi pengembangan kerjasama ekonomi (OECD) menyatakan bahwa budaya baca masyarakat Indonesia menempati posisi terendah dari 52 Negara dari 52 negara dikawasan Asia Timur (Kompas, 18 Juni 2009). Dan data menurut  International Association for Evaluation of Education Achievment tahun 1998-2011 Indonesia beradapada posisi terakhir dari 35 negara yang di teliti.
Rendahnya minat baca masyarakat Indonesia , bukannya tanpa ada usaha dari masyarakat itu sendiri untuk mengatasinya. Mulai dari pemerintah, praktisi pendidikan, LSM maupun banyak yang membuat program membaca/ membuat perpustakaan, mengadakan pameran buku. Tentunya usaha tersebut patut mendapat apresiasi dan dukungan, karena tentunya hasil yang akan dicapai dapat terlihat beberapa dasawarsa ke depan.
Meningkatkan minat baca via facebook
Melihat banyaknya pengguna facebook di Indonesia, bias menjadi sarana meningkatkan minat baca. Karena membuat status di facebook yang bagus memerlukan penguasaan kosakata yang bagus, kosakata akan diperoleh dari kebiasaan membaca. Dalam meningkatkan minat baca masyarakat Indonesia, dapat dimulai dari lingkungan sekolah. Misalnya seorang guru (bahasa Indonesia) membuat satu grup didalam facebook, dari grup tersebut para siswa diajak berdiskusi mengenai satu permasalahan yang bersumber dari buku yang sudah ditugaskan untuk dibaca terlebih dahulu.
Semacam resensi/ komentar buku yang kemudian didiskusikan, agar diskusi menarik, harus pula dipilih buku yang berkualitas pula, agar saat didiskusikan dengan grup facebook tersebut anggota grup menjadi tertarik untuk membaca. Tentunya masing masing anggota grup diwajibkan untuk membaca buku berbeda-beda. Berbagai macam buku yang didiskusikan, nantinya juga akan melatih para siswa untuk mengungkapkan hasil baca mereka menjadi komentar/ diskusi yang menarik. Tentunya cara tersebut hanyalah salah satu cara untuk kita memanfaatkan tren facebook mania yang booming ini. Jadi dengan demikian menggunakan facebook dengan pintar, tidak sekedar ikut-ikutan atau gaya hidup saja tapi sudah menjadi proses peningkatan diri melalui membaca.
Semoga beberapa tahun kedepan, bangsa kita tidak menjadi bangsa yang selalu menjadi nomor buncit ketika masyarakat di teliti kegemaran membacanya.
Siswa SMK N I Tengaran