Slogan kami

Redaksi Buletin Pustaka mengucapkan Selamat Hari Soempah Pemoeda, 28 Oktober 2013

Jumat, 20 Januari 2012

IMPROVISASI PERPUSTAKAAN DAN PUSTAKAWAN DI HARI KUNJUNG PERPUSTAKAAN

IMPROVISASI PERPUSTAKAAN DAN PUSTAKAWAN DI HARI KUNJUNG PERPUSTAKAAN
Oleh :  Trini Haryanti

Memahami makna hari kunjung perpustakaan tidak terlepas dari sejarah, kenapa Hari Kunjung Perpustakaan jatuh pada tanggal 14 September. 33 tahun yang lalu Perpustakaan Nasional berdiri di Jakarta dan pada hari tersebut sebagai momentum Hari Kunjung Perpustakaan.
Ketika kita bertanya, apa saja yang (harus) dilakukan ketika kita mengunjungi perpustakaan? tentunya ada banyak jawaban kalau kita banyak bertanya pada banyak orang, yang jelas bahwa pertanyaan harus diajukan pada siapa dengan kepentingan apa. Kalau pertanyaan tersebut di sampaikan kepada Pustakawan maka akan berbeda dengan ketika kita bertanya pada pemustaka atau yang lebih popular disebut sebagai Pengguna (pengunjung) perpustakaan. Bagaimana jika pertanyaan tersebut diajukan kepada masyarakat umum yang hanya paham : “Perpustakaan adalah tempat atau ruang yang berisi banyak buku”.

MAU BACA? DIMANAPUN BISA

MAU BACA? DIMANAPUN BISA
*/Menika Murtiatma

"Saya pilih menjadi orang miskin yang tinggal di pondok penuh buku daripada menjadi raja yang tak punya hasrat untuk membaca." 
Thomas Babington Macaulay
 (1800-1859), sejarawan Inggris

 
                “Gemar membaca, meraih cita-cita”. Beberapa waktu yang lalu saya melihat slogan ini tertulis besar pada sebuah mobil pintar atau mobil perpustakaan keliling. Membaca slogan tersebut, lalu bagaimana pendapat anda? Kalau saya, saya sangat setuju, dengan membaca kita akan mengetahui banyak hal, kita akan mengetahui dunia dan tak elak cita-cita dapat kita raih dengan mudah. Membaca merupakan aktifitas yang menyenangkan dan mengandung banyak manfaat. Lalu kapan dan dimana kita dapat membaca?

Kamis, 19 Januari 2012

JANGAN TAKUT KE PERPUS!

JANGAN TAKUT KE PERPUS!
Oleh : Mufti Feranita

Sewaktu pelajaran bahasa Indonesia, Bu Parsih meminta kami membuat sebuah kelompok yang terdiri dari lima orang. Sebagai murid baru di kelas VII-B yang pemalu dan lebih suka menyendiri, tentu saja aku langsung ketakutan.
Saat melihat teman-teman sudah mendapatkan anggota dan membentuk kelompok, aku mulai cemas. Aku tidak keberatan mengerjakan tugas itu sendirian, tapi untuk sekarang ini aku lebih memilih memiliki teman kelompok. Menjadi satu-satunya anak baru di kelas saja sudah cukup buruk bagiku, apalagi dikucilkan!

IBU

IBU
Oleh : Dea Fitria Amalia


Wajah indah damai tenang
lembut kasihmu penuh sayang
bijaksana tuturmu selalu terngiang
senyum anggunmu kan kukenang

lakumu bak malaikat nyata
nasihatmu abadi cerahkan jiwa
suaramu mengalun teguhkan raga
nafas segarmu kembangkan bunga

Doamu menyertai jejak langkahku
langkahku tak menentu tanpa doamu
layar semangatku tumbang tanpamu
jalan petuahmu kan luruskan ku

SEJARAH NAMA DESA KALIKURMO

SEJARAH NAMA DESA KALIKURMO
Desa Kalikurmo merupakan desa kecil yang terletak di perbatasan antara Kabupaten Grobogan dan Kabupaten Semarang, terdiri dari 5 dusun yaitu :
Ø    Krajan
Ø    Pungkruk
Ø    Getasan
Ø    Sengkrik
Ø    Gedad
Dengan batas-batas desa meliputi :
-               Utara               : Desa Prigi Kec. Kedungjati Kab. Grobogan
-               Timur               : Desa Gogodalem Kec. Bringin
-               Selatan                        : Desa Rembes Kec. Bringin
-               Barat               : Desa Sambirejo Kec. Bringin
Daerah pedesaan yang subur, tumbuhan yang menghijau di atas tanah yang tidak begitu datar dengan kondisi daerah rendah dan tinggi yang dikelilingi hutan jati, hiduplah sekelompok masyarakat rukun dan damai meskipun dalam kehidupan primitif. Daerah yang terpencil jauh dari hingar bingarnya suasana perkotaan.

SEBUAH KISAH DIBALIK NAMA DESA TENGARAN - KABUPATEN SEMARANG


SEBUAH KISAH DIBALIK NAMA
DESA TENGARAN - KABUPATEN SEMARANG

Tengaran merupakan salah satu desa di wilayah Kabupaten Semarang yang terletak di lereng Gunung Merbabu. Serta berada di antara Kota Salatiga dan Kabupaten Boyolali.
Nama Desa Tengaran di mulai dari kisah perjuangan seseorang bernama Ki Tengaran dalam merebut kembali pusaka milik kerajaan. Desa ini dulunya bernama Dusun Kaliwuru, Konon pemerintahan Desa Kaliwuru dimulai sekitar tahun 1800. Ki Tengaran yang hidup pada masa perjuangan Nyi Ageng Serang melawan penjajahan Hindia Belanda, merupakan kepala Dusun Kaliwuru. Beliau ialah seorang pemimpin  yang bijaksana, serta benar- benar berjuang untuk kepentingan rakyatnya. Tak khayal kehidupan masyarakat Dusun Kaliwuru pada masa kepemimpinannya tentram dan damai. Beliau juga sosok pemimpin yang gemar “ tirakat” , tak heran jika beliau memiliki ilmu kesaktian dan penyembuhan yang luar biasa. Ilmu yang beliau miliki didapatkan dengan penuh keuletan serta kerja keras. Seperti kata pepatah jawa “Jer Basuki Mawa Beya”, yang jika diterjemahkan secara bebas artinya “ untuk mendapatkan sesuatu yang dicita- citakan senantiasa memerlukan biaya, kerja keras maupun pengorbanan”. Tak heran jika beliau dikenal sebagai seorang tabib yang hebat. 

Sayembara Legenda : CURI BUTHAK

CURI BUTHAK

 Di  dataran tinggi suatu wilayah perbukitan, terbentang hamparan sawah yang subur dengan segala tanaman hijau menghiasinya, terdapat sebuah desa yang sangat luas, Plaosan namanya. Desa tersebut  dipimpin oleh seorang Demang (sekarang Kepala Desa) yang adil dan bijaksana. Beliau memimpin rakyatnya dengan hati yang sabar, penuh kasih dan sayang serta selalu memikirkan apa yang menjadi kebutuhan rakyatnya, sehingga kawula merasa terlindungi, terayomi, hidup damai dan selalu melaksanakan apa yang menjadi titah Ki Demang . Beliau bernama Raden Putra. Seorang Demang yang masih keturunan bangsawan, sehingga secara genetis didarahnya mengalir jiwa seorang pemimpin.