Perpustakaan Dan Masyarakat
*Yuliana Rahayu Handayani
Juara Harapan II Lomba Penulisan Artikel Tk. SMP/MTs Tk. Kab Semarang
yang diselenggarakan dalam rangka Ungaran Bookfair 2010
Perpustakaan adalah tempat atau ruangan yang menjadi pusat informasi, sumber ilmu dan berbagai layanan jasa lainnya. ”Perpustakaan adalah rakyat”, maksudnya perpustakaan didirikan oleh masyarakat, dikelola juga oleh masyarakat itu sendiri serta dimanfaatkan pula oleh masyarakat tersebut yang berada diwilayah dimana mereka tinggal. Berasal dari semua lapisan masyarakat tanpa membedakan latar belakang sosial ekonomi, budaya, agama, adat istiadat, pendidikan, umur, suku bangsa dan lain sebagainya.
Dalam hal ini maka masyarakat perlu mengembangkan rasa untuk ikut memelihara (melu handarbeni), ikut bertanggungjawab dan ikut memelihara (melu hangrukebi) masyarakat yang peduli dan menyadari hal itu pasti menganggap perpustakaan bukan saja penting, tetapi sangat diperlukan oleh semua kalangan masyarakat (Sutarno:2006).
Berkaitan dengan dunia perpustakaan, kita sering mendengar istilah pustakawan. Orang yang ahli, bergarak dan kerkarya di perpustakaan. Pustakawan memiliki kemampuan dan tentunya pengalaman untuk mengelola perpustakaaan. Pustakawan saat ini mengembangkan perpustakaan tidak hanya sebagai tempat untuk membaca saja, tetapi ditambah dengan berbagai fasilitas seperti layanan internet dan electronic book (ebook).
Mengutip pendapat Ibu Yuniwati Yuventia, S.Sos.,M.Si, dosen dan konsultan perpustakaan dalam artikel di bulletin pustaka bahwa ada banyak kegiatan yang bisa dilakukan antara lain story telling (bercerita), lomba penulisan, kompetisi baca cerita, dan seminar serta kegiatan-kegiatan yang terkait dengan fungsi perpustakaan, kegiatan tersebut sangat menarik untuk diikuti.
Perpustakaan yang diselenggarakan oleh pemerintah dan pihak swasta mempunyai tujuan yang sama yaitu mencerdaskan kehidupanbermasyarakat sesuai dengan tujuan pendidikan nasional.masyarakat yang cerdas berarti masyarakat yang berpendidikan artinya mempunyai derajat pendidikan, sehingga pola pikirnya maju, tertata dan terstruktur.

Dari data tahun 2002 tercatat seorang anak menghabiskan waktu untuk menonton televisi 30-35 jam/minggu atau 1560-1820 jam/tahun, hal ini tidak sebanding dengan jam belajar anak disekolah dasa yang tidak sampai 1000 jam/tahun (murdianto:2010). Betapa mirisnya fakta tersebut bagi kita. Sudah umum terlihat disekitar kita, anak muda menghabiskan waktu dengan nongkrong, ”hang out”, bermain play station, nonton televisi, sms-an, facebook, secara berlebihan.
Sementara itu, ditengarai salah satu faktor penghambat/ kendala rendahnnya minat baca adalah harga buku yang selangit, kemudian kurangnya fasilitas membaca seperti perpustakaan di daerah pedesaan/pelosok.
Dalam perkembangannya dari masa ke masa, perpustakaan maju atau tidak sangat dipengaruhi oleh masyarakat, termasuk para pimpinan daerah. Ketika perpustakaan menjadi prioritas kebutuhan sosial,kultural,politik, pendidikan bahkan ekonomi bagi masyarakat maka perpustakaan pasti mampu melaksanakan tugas-tugasnya untuk menumbuhkan minat baca masyarakat.
Tanpa disadari, perpustakaan sejatinya adalah mata rantai sejarah umat manusia, perkembangan ilmu pengetahuan, adat, kebiasaan yang ditulis dan diwariskan ke generasi sekarang. Kesadaran kesadaran melihat bagaimana potensi manfaat perpustakaan yang besar bagi manusia harus disebarluaskan, bagaimana arti pentingnya perpustakaan terhadap manusia.
Apalagi dalam perkembangan sekarang, banyak perpustakaan yang sudah disulap pengelola menjadi tempat yang ramah, nyaman dengan berbagai macam fasilitas yang maju/ berteknologi. Sudah saatnya bagi kita semua, mulai sekarang memanfaatkan perpustakaan.
*\Siswa SMP N 15 Ambarawa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar