Oleh
: Winda
Wijayanti
Bagaimana pandangan masyarakat mengenai buku?

Seiring
dengan perkembangan jaman, pesatnya pertumbuhan media massa, media elektronik
keberadaan buku semakin terabaikan. Hal itu sejalan dengan rendahnya minat baca
di Indonesia. Sementara budaya merupakan cerminan kemajuan dari suatu bangsa. Pelestarian
kebudaya bangsa Indonesia akhir-akhir ini sangat mengkhawatirkan. Berualangkali
budaya asli bangsa kita ‘diaku-aku’ oleh bangsa lain. Sebenarnya kita juga
bersalah, karena minimnya catatan dan pengakuan dan rasa memiliki terhadap
kebudayaan kita sendiri.
Buku
bukan sekedar karya kreasi manusia dalam mengintepretasikan peradaban namun
juga menciptakan peradaban. yang baru
dengan buku yang berfungsi sebagai pengingat apa yang telah dicapai di masa
lalu. Pemahaman buku dalam perannya melestarikan budaya meliputi;
1.
Buku sebagai alat komunikasi antara masa lalu dan
saat ini.
2.
Buku sebagai catatan kronologi perkembangan
kebudayaan.
3.
Buku sebagai alat untuk mendapatkan ilmu
pengetahuan dan mengenal kehdupan
4.
Buku menyimpan segala aspek dari kebudayaan.
Namun
sayangnya perhatian dan atensi sebagian masyarakat kita terhadap buku saat ini
belum cukup menggembirakan. Dimuat dalam berita di harian pos kota tanggal 29
Februari 2012 memberitakan bahwa peringkat daya saing sumber daya manusia (SDM) Indonesia
merosot tajam dari 44 pada tahun 2011 menjadi 46 pada 2012. Kurangnya kesadaran masyarakat untuk membaca buku,
selain mengakibatkan jatidiri budaya bangsa luntur juga mempengaruhi kualitas
sumber daya manusia. Sebagai perbandingan
Singapura menduduki peringkat ke 2, Malaysia peringkat 21, Thailand peringkat
39 dan Brunei peringkat 28.
Berbagai usaha memang sudah diupayakan oleh
pemerintah dan masyarakat, namun belum dirasa maksimal. Terlihat dari minimnya
fasilitas membaca yang disediakan pemerintah. Perpustakaan-perpustakaan sekolah
yang masih memprihatinkan, perpustakaan daerah yang kekurangan koleksi serta
masih banyak lagi fasilitas yang serba kekurangan menjadikan usaha untuk
menjadikan membaca sebagai budaya masih jauh panggang daripada api.
Memulai membaca memang menjadi suatu hal yang butuh
eksta kerja keras, karena memang susah mengubah kebudayaan instan yang sudah
mengakar kuat di masyarakat juga (mungkin pengaruh penjajahan yang berlangsung
3 abad lamanya menjadikan masyarakat kita dipaksa untuk selalu bodoh). Mulai
diri sendiri, keluarga dan lingkungan harus bersama-sama menciptakan kondisi
yang ramah untuk membaca buku.
Hal yang bisa dilakukan misalnya, mengembangkan
atau memperbanyak komik-komik budaya. Misal cerita rakyat di jadikan komik.
Contohnya, Banyak siswa sering malas membaca buku tebal-tebal, karena setelah
seharian berkutat dengan buku pelajaran, mereka harus membaca buku lagi.
Tentunya bosan dan malas, karena niat membaca tadi tidak tumbuh dari diri
sendiri dan bukan karena tertarik.
Dengan model buku banyak gambar, akan menjadi
langkah awal menumbuhkan ketertarikan para siswa terhadap buku. Mula-mula
mereka membaca dengan disertai gambar, sesuatu hal yang ringan namun menjadikan
kebiasaan. Setelah beberapa lama, siswa menjadi tertantang untuk membaca dengan
mayoritas teks dan sedikit gambar.
Ketika generasi muda mulai menyukai buku dan
menjadikan membaca sebagai kebutuhan,maka perlahan dunia perbukuan akan semakin
meningkat. Bermunculan pengarang-pengarang berbagai disiplin keilmuan. Secara
makro maupun makro kemudian kebudayan akan lebih terjaga, karena pencatatan ke
dalam buku melalui memoar sejarah, aktivitas masalalu, ide, gagasan, ilmu
pengetahuan akan terdokumentasikan secara lengkap sehingga mendukung
pengembangan pengetahuan dengan menyediakan pengalaman yang sudah tertulis
dalam sebuah buku.
Pada era kemajuan teknologi saat ini, tidak menutup
kenyataan mengenai perkembangan buku menjadi buku elektronik/ yang dikenal
dengan istilah ebook. Dengan segala
kemudahan dan praktisnya ebook diharapkan mampu membangkitkan minat baca
masyarakat. Namun daripada itu, buku secara fisik masih mempunyai keunggulan
dibandingkan ebook. Buku bisa di baca
tanpa melalui alat bantu (ebook;
harus dengan menggunakan gadget).
Buku bisa dibawa-ke mana mana tanpa takut cuaca dan resiko yang lain. Ayo membaca...
Juara Harapan
2
LombaArtikel Tk. SMA/K/MA Se-Kab.Semarang dalam rangka Pameran Buku Murah Kab. Semarang
Tahun 2012.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar