Oleh: Meka Nitrit Kawasari
Kasih ibu kepada beta…tak terhingga sepanjang masa
Hanya memberi tak harap kembali
Bagai sang surya menyinari dunia

Bunda Tyas berlari tergopoh-gopoh dengan
senyum lebar di sudut bibirnya. Setelah tampak olehnya wajah wibawa sang suami,
si Bunda melompat kegirangan diiringi teriakan kecil yang ditahan. Sang suami
bingung bukan kepalang, dipikir sang istri tiba-tiba terkena serangan pada jiwanya. “Ayah, anak kita
Yah…Anak kita udah bisa baca…!!!” Teriak
sang Bunda dengan luapan kegembiraannya
sambil berjingkrak-jingkrak. Sang suami
ikut tersenyum dan bahagia mendengar kabar itu. Anak pertama mereka yang baru
berusia 3 tahun sudah dapat membaca meskipun masih tertatih-tatih.
Peran Ibu terhadap perkembangan anak
sangatlah berarti diawal-awal masa pertumbuhan dan perkembangan psikomotorik
anak. Banyak yang berkata bahwa ibu adalah guru pertama seorang anak setelah
lahir di dunia. Termasuk kebiasaan membaca, peran seorang ibu tidak boleh
diabaikan. Racun yang beraliran positif ini harus direncanakan secara matang
sebelum seorang anak lahir ke dunia, dan segera dieksekusi setelah sang anak lahir di
dunia.
Seorang ibu, tentu akan mempersiapkan
segala sesuatunya untuk menunjang perkembangan dan pertumbuhan anak tercinta,
baik kesehatan, makanan, pakaian, mainan, maupun pendidikan. Dari segi
pendidikan mulai dari berhitung, mengenal huruf, warna dsb. Bagaimana seorang
anak dapat membaca jika mengenal huruf saja belum? Itu semua tergantung dari
bimbingan, arahan serta pendampingan dari sosok sang ibu sendiri.
Pembaca tahu tidak? Di jaman yang
serba ekspres dengan teknologi yang semakin maju dan dimana-mana telah terbius oleh era globalisasi, terdapat seorang Ibu yang begitu peduli
dengan anak-anak. Ibu tersebut sampai-sampai berinisiatif membuat program agar anak-anak
cepat bisa membaca sedari balita dan secara kontinyu berdampak sang anak dengan enjoy dapat mencintai kegiatan membaca
tanpa paksaan. Tentunya tak terlepas dari
pendampingan dan peran seorang ibu dalam aktifitas membaca.
Program membaca itu mempunyai metode
yang unik dan menyenangkan, lebih spesifiknya, metode tersebut bernama
ABACA-BACA. Ups….iya siapa sih sebenarnya ibu tersebut? Bagi banyak ibu muda mungkin sudah mengenal sosok perempuan ramah
ini, namanya tak asing, yaitu “Septi Peni Wulandani”. Ibu 3 anak yang tinggal di
Salatiga ini merupakan founder Jarimatika Indonesia dan juga Jari Quran.
Bu Septi memperkenalkan metode Abaca-baca
dengan tujuan untuk menstimulus anak sejak
dini agar mengenal suku kata dengan
menyenangkan yang dimodifikasikan dengan permainan. Mulai usia 9 bulan anak-anak sudah dapat diajarkan
membaca, dan normalnya, ketika usia 3 tahun, si anak sudah lancar membaca
(tergantung ketlatenan sang ibu dan kemampuan anak). Pengajaran membaca dengan
metode ini dapat diterapkan kepada anak-anak hingga usia 5 tahun. Jika secara kontinyu dilakukan, anak berusia 5 tahun, dalam waktu
tiga bulan sudah dapat membaca dengan lancar. Anak-anak akan merasa senang dan enjoy belajar membaca dengan metode ini, karena anak tidak akan
cepat lelah dan memori anak tidak terbebani,
serta fun, berbeda dengan
ketika anak harus membaca dengan dua suku kata. Metode ini mengajarkan
anak-anak membaca dengan mengeja kosa kata, bukan mempelajari huruf-per huruf.
Pengajaran
membaca sejak usia dini dapat mengasah
kecerdasan linguistik sang anak dan akan membantu sang anak ketika nantinya telah memasuki
masa pendidikan formal. Oleh karena itu, Ibu sebagai orang terdekat anak harus
siap-siap meramu racun berbisa sejak dini pula, agar si anak dapat benar-benar
teracuni jiwa dan raganya dengan senang membaca.
Selain
menggunakan berbagai metode dan pendampingan belajar membaca, salah satu racun
yang perlu disiapkan adalah memperkenalkan dan mengajak anak ke perpustakaan.
Tentunya dengan pendampingan yang intens untuk mengajak anak memilih buku yang
sesuai dengan usia dan kebutuhan ilmu pengetahuan.
Satu lagi, seorang anak, apalagi balita dengan masa pertumbuhan dan
perkembangan otak serta tubuhnya, biasanya senang meniru tingkah laku serta
ucapan orang-orang disekelilingnya. Nah ibu bisa manfaatin kesempatan ini
lho…orang tua dan orang-orang disekitar sang anak harus bisa memberikan contoh
positif dengan gemar membaca. Ini dapat dimulai dengan Ibu, bapak, nenek, atau
kakek pada jam-jam dan waktu-waktu tertentu kompak memegang dan membaca bahan
bacaan, entah itu buku, majalah, tabloid, koran dsb. Ketika semua orang di hadapan anak serius
dengan bacaannya, tak elak anak-anak akan mengikuti perbuatan orang-orang
disekitarnya. Setelah sang anak terbuai dengan bukunya jangan lupa ibu atau
bapak mendampingi dan mendekati, serta memperhatikan anak yang sedang asyik
membaca.
Selain
Ibu Septi yang membuat metode pengajaran membaca dengan diterapkan pula
terhadap putra putrinya, salah satu orang terpopuler di negeri ini ‘Andy F.
Noya’ sejak kecil selalu diberi semangat sang ibu untuk gemar membaca. Meskipun
lahir dari keluarga yang tidak mampu, sang ibu selalu berusaha membelikan
majalah “kawanku” agar Andy
mempunyai bahan bacaan. Hingga sampai waktu sang ibu berpulang ke Rahmatulloh
seperti yang dilansir di http://perpustakaan.kaltimprov.go.id/articel-348-duta-baca-indonesia-andy-f-noya-pentingnya-gemar-membaca-sejak-dini.html orang yang terkenal
melalui program Kick Andy ini belum mengetahui kenapa sang ibu selalu menyuruh Andy kecil membaca.
Lama-kelamaan, setelah dewasa, Andy menyadari dan merasakan sendiri manfaat suruhan sang
ibu itu. Duta Baca Indonesia ini pun bermimpi suatu saat
ingin melihat
semua orang sedang asyik membaca baik di sudut kota, maupun desa, baik muda
maupun tua, entah itu kaya atau miskin.
Nah
bagi para ibu dan para calon ibu gak ada salahnya lho kita rencanakan sejak
dini program untuk menjadikan sang anak gemar membaca. Jadi ayo para ibu dan
calon ibu kumpulkan segala bentuk, bahan dan perlengkapan adonan racun yang
lebih berbisa lagi untuk suplemen makanan anak setiap hari sejak mereka balita.
Yah biar membaca jadi kebutuhan dan aktifitas mereka setiap hari tanpa
disuruh-suruh lagi. Bener-bener deh ibu itu dapat menyinari kehidupan anak-anak
agar menjadi anak yang baik dan berguna nantinya dengan membaca.
Anggota
Perpustakaan, tinggal di Babadan Ungaran.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar