MENGGAIRAHKAN KEMBALI MINAT BACA PERPUSTAKAAN
MASJID YANG “MATI SURI”
Oleh:
Dian Ekatama, A.Md
![]() |
Dian Ekatama, A.Md |
Tempat ibadah umat
islam yaitu masjid merupakan tempat bagi masyarakat muslim untuk menjalankan
ibadah dan rutinitas keagamaan. Sebagai contoh wadah untuk melaksanakan
kegiatan keagamaan sekaligus sebagai tempat menyimpan informasi keagamaan
adalah Perpustakaan Masjid, yang bila didukung oleh sistem dan sarana yang
memadai dapat memberikan layanan informasi pada pengguna baik dalam bentuk
pustaka tercetak maupun terekam untuk kepentingan ibadah, pendidikan,
penelitian serta pengembangan kebudayaan. Perpustakaan rumah ibadah merupakan
wadah yang konsisten keberadaannya karena menyangkut khalayak ramai terutama
untuk para jamaah.
Artinya
perpustakaan ini bukan untuk sesaat, akan tetapi dapat berkembang terus seiring
perkembangan zaman untuk kebutuhan pengguna dan jemaah. Letak masjid yang
strategis berdampak positif bagi perpustakaan masjid. Karena letak perpustakaan
masjid tidak harus di dalam masjid, akan tetapi ada area khusus untuk
perpustakaan masjid yang masih di dalam area/ lingkup masjid.
Perpustakaan masjid mempunyai fungsi sosial
dan fungsi nilai yang mencakup aspek moral, takwa dan akhlak mulia yang dapat
membentuk insan-insan yang beriman dan berintelektual tinggi dalam pembangunan
bidang agama yang berlandaskan pada pancasila dan UUD 1945.
Keberadaan masyarakat yang beriman dan bertakwa kepada
Tuhan YME berpengaruh pada tempat ibadah. Banyak hal yang dapat dilakukan untuk
memakmurkan tempat ibadah beserta perpustakaannya. Mengadakan ceramah agama
yang bertemakan “Mari kita tingkatkan minat baca melalui perpustakaan masjid”
misalnya merupakan perbuatan terpuji dan dapat meningkatkan keimanan kita. Mengadakan
Lomba adzan, Lomba dongeng tentang nabi dan Rosul, Pengajian, diskusi keagamaan
yang tentunya menambah wawasan. Aktivitas lain adalah menjalankan aktivitas
TK/TPA juga merupakan perbuatan yang dapat menggairahkan perpustakaan masjid yang
telah mati suri . Lama tidak
tersentuh oleh masyarakat dan anak-anak, kini dapat di fungsikan kembali
melalui berbagai kegiatan keagamaan tersebut. Peran pengelola perpustakaan
masjid, katakanlah pustakawan masjid mengajarkan pada anak-anak untuk mengaji,
membaca buku agama dan ikut serta dalam acara keagamaan dapat membentuk umat
yang religi dimulai dari usia dini pula. Untuk mewujudkan hal tersebut, sudah
sewajarnya perpustakaan masjid dikelola secara profesional supaya dapat dimanfaatkan sesuai dengan
harapan, tujuan dan sasaran yaitu meningkatkan pengetahuan dan minat baca umat
lewat bacaan yang bermutu dan dapat menghindari pengaruh-pengaruh buruk dari
bacaan bacaan yang menyesatkan iman.
Koleksi
perpustakaan masjid pada umumnya berupa Al-Quran, Yassin, Juzz Amma, Iqro dan
lain sebagainya. Koleksi hendaknya sesuai dengan draft penyelenggaraan
perpustakaan masjid. Dengan memperbanyak koleksi keagamaan untuk menambah
pengetahuan tentang suatu agama yang dianaut. Pengguna menyempatkan diri untuk
memanfaatkan koleksi sebelum menjalankan ibadah. Sebelum pelaksanaan salat
jumat warga dapat membaca koleksi tentang rahasia salat jumat misalnya, untuk
mengisi waktu luang sebelum khotbah dan salat jumatnya ditunaikan.
Perpustakaan yang masjid melekat pada
masjidnya. Masjidpun menjadi multi fungsi seperti, sebagai contoh ada masyarakat
yang melaksanakan acara hajatan dimasjid seperti acara akad nikah sampai acara
resepsinya, khitanan massal yang bertujuan untuk memakmurkan masjid yang
berpengaruh positif ke perpustakaannya karena
literatur yang dicari berasal dari perpustakaan masjidnya.
Perpustakaan masjid merupakan
tempat yang pas menimba wawasan keilmuan agama antara lain karena berada di
lingkungan keagamaan. Masjid saat ini telah menjadi pusat kegiatan dakwah yang
tak pernah sepi. Pengelolaan perpustakaan masjid yang baik diikuti kegiatan
yang dikemas dengan apik akan menarik lebih banyak pengguna untuk membaca di
perpustakaan masjid. Pada akhirnya, perpustakaan masjid dan kegiatan-kegiatan
yang diselenggarakan akan menarik pengguna untuk lebih sering ke masjid.
Ketika ada perayaan dan pelaksanaan hari-hari besar
keagamaan seperti tadarus setelah tarawih pada bulan ramadhan, perayaan maulid
nabi, perayaan tahun baru islam. Jika ada kegiatan seperti ini, mengapa acara
ini tidak dimanfaatkan untuk promosi perpustakaan masjid? hal ini berproses
cepat pada promosi perpustakaan. sebelum acara diatas dimulai, pustakawan
masjid dapat membagikan bahan pustaka kemudian dibaca pengguna. Kegiatan tersebut
bermanfaat karena dapat menjadi “aset”
dan rutinitas, sehingga keinginan untuk membaca benar-benar berasal dari hati.
Pustakawan Pelaksana Pada Badan Perpustakaan dan Arsip
Daerah Prov Bangka Belitung
Tidak ada komentar:
Posting Komentar