Slogan kami

Redaksi Buletin Pustaka mengucapkan Selamat Hari Soempah Pemoeda, 28 Oktober 2013

Jumat, 18 Maret 2011

Perpustakaan (masih saja) Terlupakan…


Perpustakaan (masih saja) Terlupakan…
(Review Hasil Musrenbang tingkat Kecamatan Tahun 2012)
*Bambang Murdianto, SS.

Bulan Februari ini dilaksanakan musrenbang tingkat kecamatan mulai tanggal 7 sampai dengan tanggal 17 Februari 2011. dan ternyata kurang dari 7,2% desa dari 235 di Kabupaten Semarang mengusulkan pembangunan perpustakaan.
 Buku dan Rak serta pembangunan gedung perpustakaan menjadi bahan usulan dari desa-desa tersebut. Dari hasil laporan tim pendamping musrenbang menyebutkan bahwa usulan yang dibawa desa untuk di bahas di tingkat kecamatan selalu ‘kandas’, akhirnya bukan lagi menjadi prioritas.
Tabel.
 Hasil Musrenbang Desa Yang Mengusullkan Perpustakaan
NO
Kecamatan
Desa
1
2
3
4
5
6
7
8
9.
10.
Tengaran
Getasan
Susukan
Bawen
Jambu
Bringin
Ungaran Timur
Pabelan
Banyubiru
11 Kecamatan
Nyamat
Tajuk, Samirono,Jetak,Wates
Muncar, Gentan, Kenteng
Polosiri
Genting
Popongan, Kalikurmo
Kawengen
Bejaten, Kauman Lor, Sumberrejo
Ngrapah
Nihil
Sumber: Tim Pendamping Perpusda Musrenbang, dikumpulkan Penulis.

Membaca misi Bupati Semarang yang pertama (dari 5 misi), meningkatkan kualitas sdm yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudaya serta menguasai Ilmu pengetahuan dan teknologi. (www.semarangkab.go.id), perpustakaan seyogyanya bisa menjadi alternatif mewakili dan merepresentasi keinginan tersebut. Selain tentunya faktor utama pendidikan formal yaitu sekolah.
Apa pasalnya? Banyak hal yang mendasari kenapa harus perpustakaan. Sebelum uraian lebih lanjut mengenai pentingnya perpustakaan bagi masyarakat, kembali ke proses musrenbang yang beberapa waktu lalu telah dilaksanakan. Luar biasanya, ada salah satu usulan dari peserta musrenbang dari Kecamatan Jambu tepatnya desa Genting yang mengusulkan “Rumah Pintar”. Usulan yang mengadopsi secara positif bentuk perpustakaan terpadu yang sudah identik dengan Kota Semarang, seperti yang telah diduga sebelumnya, usulan ini juga belum diprioritaskan.
Hakikatnya “rumah pintar” adalah perpustakaan yang modern, terpadu dan menjadi pusat kegiatan pengembangan masyarakat. Sederhanannya, rumah pintar menjadi ‘jujugan’ masyarakat untuk mencari pengetahuan, meningkatkan keterampilan dan sebagainya.
Desa Ngrapah, Kecamatan Banyubiru juga demikian, usulan warga masyarakat yaitu pembangunan perpustakaan menjadi prioritas dan menjadi satu-satunya usulan dari desa Ngrapah tersebut. Hal ini patut dicermati, karena usulan datang dari warga masyarakat sendiri, berbeda dengan ”Rumah Pintar” yang berupa intruksi dari atas top to bottom.
Kenapa begitu penting arti perpustakaan?
Perpustakaan merupakan sebuah ruangan/ gedung yang berisi buku-buku yang diatur sedemikian rupa sehingga mudah dicari dan dipergunakan sewaktu-waktu diperlukan pembaca. (Sutarno, NS :2003). Ketika perpustakaan berada di masyarakat di lingkungan terkecil/pedesaan maka perpustakaan mampu mentransformasikan ilmu yang ada di koleksi mereka. Sarana murah untuk peningkatan sumber daya manusia, dengan banyak membaca wawasan menjadi luas, cara pandangpun semakin berbeda. Sudah saatnya Perubahan paradigma perpustakaan.
Yang ini harus diketahui, perpustakaan bukan hanya berisi buku saja. Perpustakaan sudah berkembang menjadi pusat kegiatan belajar mengajar masyarakat. Hal tersebut pernah diulas dalam surat kabar, (Warta Pustaka, Selasa 22 Februari 2011 halaman 12), dengan judul ”Ubah Paradigma Perpustakaan”. Saat ini harus segera diwujudkan perpustakaan (umum) sebagai pusat sumber belajar dan keterampilan hidup. Tentunya harus didukung berbagai pihak, tanpa dukungan, perpustakaan tidak akan mampu mewujudkan cita-cita tersebut apabila ’dibiarkan sendirian’. Semua pihak harus melepas ego sektoral masing-masing.
Yang paling dekat dengan dunia perpustakaan tentunya pendidikan. Sudah saatnya bersama sama membangun perpustakaan yang baik, berkoordinasi, saling mendukung dan menciptakan suasana yang kondusif untuk penciptaan perpustakaan sebagai pusat sumber belajar. Seperti sudah menjadi rahasia umum, dan tampaknya malah sudah dimaklumi, mayoritas sekolah yang ada terutama sekolah dasar belum mengelola perpustakaan secara baik dan benar. Sebuah hal yang memprihatinkan. Dan untuk itu, tidak boleh tidak, ego sektoral harus dihilangkan.
Perpustakaan seharusnya ada dimanapun. Di desa, masjid, instansi, pabrik dan fasilitas publik yang lain. Karena belajar dan ataupun membaca tidak mengenal batasan-batasan tertentu. Di perpustakaan, warga masyarakat biasa bisa menjadi pengusaha. Contohnya pengusaha makanan. Buku-buku life skill/keterampilan dan terapan banyak pilihannya. Setelah dibaca buku tersebut bisa dlangsung dipraktekkan. Hasil baca bisa menjadi penghasilan ekonomi baru. Untuk itu perlu Peningkatan peran perpustakaan mesti diwujudkan, selain mengejar ketertinggalan HDI manusia indonesia, juga meningkatkan kemampuan ekonomi.
Perpustakaan Bergema misalnya (satu perpustakaan desa yang berada di Kab. Wonosobo), menawarkan berbagai macam kegiatan melalui perpustakaan yang muaranya mengembangkan kualitas sdm serta meningkatkan kemampuan finansial. Mulai dari koperasi, kegiatan pertanian yang mampu memproduksi berpuluh-puluh ton kentang, pecinta alam, usaha catering, pelatihan komputer, kesenian rebana yang sering di undang mengisi acara, PAUD, dan banyak kegiatan lainnya. Semua kegiatan tersebut dimulai dari buku yang ada diperpustakaan. Perpustakaan Bergema berkerjasama dengan berbagai pihak antara lain Perpusda, Dinas Pendidikan, Dinas Pertanian, Dinas Kehutanan, Dinas Pariwisata, Departemen Agama, berbagai instansi dan perusahaan swasta yang lain. Bersama-sama, terpadu dalam usaha meningkatkan sdm dan kesejahteraan warga masyarakat melalui kegiatan di perpustakaan.
Ketiga banyak kegiatan yang di selenggarakan, bermanfaat dan menstimulus warga, maka lambat laun akan timbul perasaan membutuhkan. Hal itu yang sekarang dirasakan Perpustakaan Bergema di Kab. Wonosobo. Simbiosis mutualisme, saling menguntungkan bagi masyarakat, bagi pemerintah ataupun bagi perpustakaan itu sendiri. Dengan banyaknya masyarakat yang memanfaatkan perpustakaan maka berhasil tujuan perpustakan, dan bagi masyarakat sendiri akan meningkatkan kualitas sdm mereka, sementara bagi pemerintah secara tidak langsung akan mempermudah dan mensukseskan jalannya pembangunan. Dengan kualitas sdm yang tinggi senantiasa program-program pembangunan yang dilaksanakan akan berhasil sesuai dengan harapan.
 Sementara di Kabupaten Semarang, beberapa desa sudah memulai mengembangkan perpustakaan yang terpadu. Seperti perpustakaan cemerlang desa Tlompakan Kecamatan Tuntang yang sudah merintis bentuk perpustakaan terpadu. Baru-baru ini perpustakaan cemerlang tersebut berkerjasama dengan Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kab. Semarang dengan layanan AKTA dan KTP Gratis, Layanan Kesehatan Gratis dengan Dinas Kesehatan melalui Puskesmas Kec. Tuntang, Badan KB dan PP Kab Semarang melalui kegiatan seminar pemberdayaan perempuan. Sebelumnya, perpustakaan cemerlang yang dikelola Ibu PKK juga pernah mengadakan berbagai pelatihan, mereka dibantu PNPM menyelenggarakan pelatihan menjahit dan bordir serta pelatihan membuat makanan ringan. Semua hasil ‘karya’ para ibu pkk juga ditampilkan pada acara bazar yang baru saja diselenggarakan oleh perpustakaan cemerlang tersebut.
Tentunya selain perpustakaan memberikan informasi melalui buku, perpustakaan juga bisa memberi ”kail” bagi peningkatan perekonomian melalui sumber pendapatan dari keterampilan rumah tangga yang diperoleh dari perpustakaan. ”Hasil baca” tersebut layak untuk menjadi terobosan saat ini, dimana biaya kebutuhan hidup tinggi sementara tingkat perekonomian masyarakat kebanyakan dibawah rata-rata. Hal positif yang perlu di terapkan...dan Perpustakaan jangan (lagi) dilupakan!!! Majulah Perpustakaan....
\Staf Pengembangan Kantor Perpustakaan Daerah Kab. Semarang

Tidak ada komentar:

Posting Komentar