Slogan kami

Redaksi Buletin Pustaka mengucapkan Selamat Hari Soempah Pemoeda, 28 Oktober 2013

Sabtu, 18 September 2010

BAYI PUN BISA MEMBACA


“BAYI PUN BISA MEMBACA”
Oleh : Kristi windari

            Bayi bisa membaca???????? Hal ini mungkin akan terasa, aneh, tidak mungkin, dan mengundang banyak sekali pertanyaan, tapi itulah yang terjadi. Seorang peneliti bernama Glenn Doman (85), dari the Instite for the Achievement of Numan Potential di Philadelphia puluhan tahun meneliti perkembangan otak anak, khususnya anak yang terkena cidera otak. Dari hasil penelitian dinyatakan bahwa anak yang cidera otak pun dapat membaca dengan baik pada usia tiga tahun atau lebih muda lagi. Menurut dia anak-anak dapat membaca sebuah kata ketika mereka berusia satu tahun, membaca sebuah kalimat pada usia dua tahun, dan membaca sebuah buku ketika anak berusia tiga tahun.  Jelaslah ada sesuatu yang salah jika pada usia dini seorang anak belum dapat membaca.  Kesalahan tersebut bukan dari si anak, akan tetapi  lingkungan dan peran serta orang tua sangat mempengaruhi tingkat kecerdasan anak. Pola didik yang salah dalam keluarga serta tidak adanya upaya pembiasaan pada anak untuk memperkenalkan aktivitas membaca sejak dini, kurangnya pemahaman bahwa anak usia dini memiliki kemampuan untuk membaca bisa menjadi faktor mengapa anak belum dapat  membaca. 
            Pada usia satu sampai delapan tahun adalah masa-masa emas (Golden Age) dimana dalam pertumbuhannya anak mampu mencerna dan menangkap secara maksimal apa-apa yang terjadi pada lingkungan sekitar.  Bayangkan ketika masa-masa itu anak berada pada lingkungan yang kurang mendukung misalnya, kurangnya perhatian dari orang tua, tidak adanya buku bacaan yang baik, lingkungan yang keras dan teman-teman yang dalam kesehariannya hanya diisi dengan aktivitas bermain.  Masa-masa emas itu akan terlewat begitu saja, padahal masa-masa kecil akan mempengaruhi masa-masa ketika anak tumbuh dewasa. Bisa jadi salah satu faktor yang menyebabkan seorang siswa malas membaca  karena sejak usia dini mereka tidak dikenalkan membaca oleh para orang tua.  Dan sudah selayaknya kita para orang tua, para pendidik generasi, para calon orang tua memberikan lingkungan yang terbaik untuk anak-anak kita, memanfaatkan masa Golden Age dengan memberikan input yang positif, memberikan kebiasaan sejak dini pada mereka untuk mengenal  membaca, agar mereka tumbuh menjadi generasi penerus yang berkualitas dan gemar membaca atau mungkin justru menulis sebuah mahakarya, karena sebuah karya tulis lahir dari pengetahuan yang luas dan pengetahuan yang luas tidak lepas dari kegiatan membaca.
Bagaimana cara meningkatkan kecerdasan otak anak  usia dini?????????
Menurut staf pengajar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Dr. Dwi Putro Widodo, SpA salah satu cara meningkatkan kecerdasan anak adalah dengan memberikan rangsangan (stimulasi) pada semua aspek sensorik (pancaindra).  Karena stimulasi tersebut akan merangsang dan mengembangkan bagian tertentu dari otak primitif yang disebut Reticular Actifiting System Stimulasi (rangsangan).  Pada semua aspek sensorik merupakan faktor sangat penting untuk kelangsungan hidup sel saraf pada proses sinopsis dan bila diberikan pada usia dua tahun pertama akan memberikan hasil paling besar dalam meningkatkan kecerdasan. Stimulasi yang diberikan yakni dengan merangsang cita rasa, daya rasa, dan daya pendegaran yang dapat dikembangkan sesuai dengan model gaya belajar anak.
Ada beberapa metode belajar yang dapat diterapkan guna menstimulasi anak. Diantaranya adalah, metode pertama; model gaya belajar anak berupa visual, yaitu anak lebih cenderung belajar dengan menggunakan indera penglihatan. Mereka lebih mudah menyerap informasi secara visual baik data teks seperti tulisan, huruf, dan data gambar. Kedua, model gaya belajar auditory, pada metode ini anak cenderung menggunakan indera pendengaran berupa bahasa atau nada dalam menyerap informasi yang disampaikan. Sedangkan model yang terakhir adalah gaya belajar kinestetik. Metode ini, anak cenderung dapat belajar dengan gerakan atau sentuhan. Dengan demikian peran serta orang tua sangat dominan dalam memahami gaya belajar anak, dikarenakan anak ibarat satu lembar kertas putih yang siap diisi dengan berbagai warna, tulisan ataupun gambar. 
Mari kenalkan dan ajarkan pada anak-anak kita untuk membaca sejak usia dini, karena mereka memiliki kemampuan untuk melakukannya.
*\Anggota Perpustakaan tinggal di Genurid Rt/Rw  12/01 kawengen, Ungaran Timur

Tidak ada komentar:

Posting Komentar