Slogan kami

Redaksi Buletin Pustaka mengucapkan Selamat Hari Soempah Pemoeda, 28 Oktober 2013

Jumat, 17 September 2010

Rumah Pintar SASANA WIYATA



Liputan:
Rumah Pintar “SASANA WIYATA”

Kelurahan Krobokan, Kecamatan Semarang Barat, tepatnya di jalan Ariloka No. 13 berdirilah Rumah Pintar “SASANA WIYATA”. Berada di kawasan perumahan Semarang Indah dan dekat dengan Banjir kanal Barat, sebagai tetenger dari Rumah pintar ini.
Berawal dari sebuah pencanangan Rumah Pintar Indonesia oleh Ibu Ani Yudhoyono, kemudian Ibu Sinto Sukawi (Ketua TP PKK Kota Semarang saat itu) mensosialisasikan program rumah pintar ini ke seluruh kelurahan di Kota Semarang. Lurah Krobokan, Bapak Achmad Suparno yang merespon positif, dari usaha Bapak Lurah yang berkunjung door to door mencari dukungan, kemudian mengumpulkan warga untuk bermusyawarah mengenai gagasan Rumah Pintar. Akhirnya dapat terwujud dan diresmikan oleh walikota Semarang Sukawi Sutarip pada tanggal 5 Juli 2006.
Kami beruntung ada seorang warga, Bapak Amin Luzon yang merelakan ruang depan rumahnya di pakai untuk Rumah Pintar ini”. Jelas Bapak Lurah.
Kami pasrahkan pemanfaatan rumah kami ini untuk Rumah Pintar Sasana Wiyata sampai kapanpun, asal masih bermanfaat bagi masyarakat.” Ungkap Ibu Amin Luzon.
Menumbuhkan budaya minat baca warga masyarakat, tujuan dari Rumah Pintar SASANA WIYATA ini. Dengan kebiasaan membaca pada akhirnya akan ikut mendukung pembangunan dengan keikutsertaan aktif warga” jelas Ibu Setyo, ketua Pengelola Rumah Pintar Sasana Wiyata. Ibu Setyo (60th) yang dengan sukarela aktif mengurusi Rumah pintar ini merupakan pensiunan pegawai perpustakaan UPT UNNES. “Saya masih cinta dunia perpustakaan, karena itulah saya bersedia degan senang hati ikut mengelola Rumah Pintar ini.” Tambah Ibu Setyo.
Fasilitas utama di Rumah Pintar ini adalah perpustakaan yang lengkap dan modern yaitu adanya berbagai kegiatan ada di Rumah Pintar SASANA WIYATA. Selain koleksi-koleksi yang beragam (jumlah koleksi sampai tahun 2010 ini sebanyak 5000an eksemplar), kegiatan seperti pelatihan bahasa inggris, pelatihan komputer (rumah pintar memiliki beberapa unit komputer yang tersedia dan cukup memadai untuk kegiatan ini).
Ada juga kegiatan pendukung lainya seperti:
1.                  Posyandu, kegiatan – kegiatan terpadu seperti Probram Bina, PAUD, Taman Bermain. Khusus PAUD, kehadiran kegiatan ini saling mendukung keberadaan Rumah Pintar, Para anak didik PAUD selalu memanfaatkan koleksi yang dimiliki oleh perpustakaan.
2.                  Seni Tari, diberikan kepada warga sekitar, terutama yang menjadi anggota perpustakaan/ komunitas Rumah Pintar ini. Tarian yang diajarkan bertujuan untuk pelestarian kebudayaan Indonesia dengan pengenalan pada anak-anak. Instruktur tari adalah pengelola Rumah Pintar Sasana Wiyata.
3.                  Seni Lukis, diajarkan bagaimana mengekspresikan kreatifitas melalui lukisan, diajarkan melukis dengan benar.
4.                  Keterampilan/ unit usaha, kegiatan ini bertujuan menumbuhkan semangat entrepreneur dalam diri anak-anak sampai orang dewasa. Kegiatan seperti pembuatan aksesoris(gantungan kunci dari mote, tas dari mote, bunga dari kertas dll.) ada juga kegiatan usaha perekonomian; pembuatan bandeng duri lunak, pembudidadyaan ikan air tawar dengan karamba di saluran air, baki lamaran, masak-memasak, pengolahan kompos,dll.
5.                  Kursus Pranotocoro, memberikan pengetahuan mengenai pembelajaran tata cara menjadi pembawa acara dengan bahasa jawa yang baik dan benar. Rumah Pintar Sasana Wiyata ini telah berhasil mengeluarkan ijazah pranata cara (MC dalam bahasa Jawa). Sehingga ketrampilan menjadi pranata cara tersebut dapat memberikan sumber pekerjaan baru bagi warga
6.                  Menjahit. Kursus menjahit diikuti oleh ibu PKK dan remaja putri, dilatih dari membuat pola sampai dengan menjahit.
7.                  Olah raga dan Kesehatan, Senam lansia, dan senam aerobik bagi warga masyarakat.
Rumah Pintar Sasana Wiyata buka setiap hari, khusus perpustakaan dibuka mulai jam 15.00 sampai dengan 18.00 WIB, sementara kegiatan lain biasanya dimulai jam 13.30 sampai dengan 21.00WIB.
Diawal pendiriannya, karenakan dana yang dibutuhkan tidak sedikit, Ibu Ning Setyowati, istri Lurah Krobokan terpaksa menjadi pengepul barang-barang bekas, seperti botol, plastik, koran dan barang lainnya yang hasilnya untuk biaya operasional dan perawatan. Kemudian dalam perjalannya, sekarang tiap bulan Sasana Wiyata menerima anggaran dari RT sebesar 10ribu per-RT (ada 90 RT dari 13 RW).  “Iuran ini tidak ada paksaan, warga mendukung 100%, karena mereka merasakan manfaat langsung dengan kehadiran Rumah Pintar ini.” Terang Bu Setyo.
Banyak bantuan dari pihak-pihak lain yang terus mengalir, mulai dari warga sekitar sampai dengan pemerintah pusat. Kerjasama-kerjasama yang sudah dilakukan dengan pihak ketiga, misalnya dalam bidang keterampilan. “Rumah Pintar Sasana Wiyata menggandeng sebuah toko aksesoris terkemuka di Semarang. Mereka melatih bagaimana membuat aksesoris, untuk bahan-bahan didatangkan dari Toko aksesoris tersebut” ungkap Ibu Setyo
Selain itu juga sudah dilakukan kerjasama dengan Perpustakaan Kota Semarang dan perpustakaan propinsi melalui perpustakaan kelilingnya, Dinas pendidikan, Dinas Pertanian dengan program pembuatan pupuk kompos, Dinas Perikanan dengan budidaya ikan, perguruan tinggi, dan berbagai sponsor.
 “Kami tak kenal menyerah dalam usaha menambah dana bagi pengembangan Rumah Pintar ini, berpuluh-puluh proposal juga kami kirimkan kepada pihak-pihak terkait, Alhamdullilah ada beberapa yang merespon positif. Bahkan kami pernah mendapatkan beberapa unit komputer, beragam koleksi buku, anggaran operasional tiap bulan (sampai sekarang), berlangganan koran gratis dan lain sebagainya.” Urai bu Setyo Ketua Rumah Pintar Sasana Wiyata ini.
Jumlah relawan yang mengelola rumah pintar sebanyak 18 orang. Mereka tanpa digaji. “Hanya kadang-kadang kalau kami memanggil instruktur dari luar, baru kami mengeluarkan uang”, kata Ibu Setyo. “Untuk pengelola yang berasal dari warga asli hanya sekedarnya, sebagai ucapan terimakasih”, lanjut ibu Setyo.
Berbagai prestasi pernah diraih Perpustakaan yang berukuran 6 x 7 meter ini, meraih juara I lomba perpustakaan kelurahan tingkat Kota Semarang dan juara harapan I lomba perpustakaan tingkat Jateng pada 2006. Selang dua tahun kemudian (2008), mampu mempertahankan gelar juara I lomba perpustakaan kelurahan tingkat kota dan meraih juara II lomba perpustakaan tingkat Jateng serta lomba-lomba yang digelar pihak lain. Puncaknya adalah penetapan menjadi rumpin percontohan saat kunjungan Presiden SBY dan Ani Yudhoyono pada 10 Agustus 2010.
Prestasi tersebut takkan bisa diperoleh tanpa dukungan dan keterlibatan semua pihak”, jelas Ibu setyo. “Mulai dari warga masyarakat yang berpartisipasi aktif, kemudian kelurahan dan pemerintah kota semarang. Selain para sponsor dan donatur juga warga yang rela ikut memberikan sumbangsih mereka demi perkembangan Rumah Pintar sasana Wiyata ini”, lanjut Ibu Setyo.
Pada akhirnya, semenjak hadirnya rumah pintar itu membuat masyarakat sekitar semakin mencintai buku. Tidak hanya anak-anak yang memanfaatkan, tetapi juga orang dewasa. Masyarakat semakin mendapat pencerahan. “Apa yang dibutuhkan dalam usaha sosial bermanfaat ini adalah saling mendukung, kompak dan tanpa pamrih!...”kata Ibu Setyo mengakhiri wawancara dengan tim Buletin. (bambang)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar