Slogan kami

Redaksi Buletin Pustaka mengucapkan Selamat Hari Soempah Pemoeda, 28 Oktober 2013

Sabtu, 18 September 2010

Pustakawan Sekolah : Profesionalisme dan Tantangannya


Pustakawan Sekolah : Profesionalisme dan Tantangannya
Oleh: Arous Rubianto Putra,A.Ma.Pust

Perpustakaan Sekolah akan memiliki integritas yang tinggi bila dimotori oleh sumberdaya manusia yang handal. Dunia kepustakawanan Indonesia memasuki lembaran sejarah baru dengan disahkannya UU Perpustakaan, yaitu UU No.43 Tahun 2007. Terbitnya UU tersebut sebagai sarana standarisasi penyelenggaraan perpustakaan baik dari segi koleksi, SDM, layanan dan perkembangan kelembagaan perpustakaan yang lebih baik.
Peran Pustakawan sebagai tenaga profesional sebagaimana di atur dalam peraturan tersebut memang sangat diperlukan di sekolah. Sebagai organisator bahan-bahan pustaka bagi pemenuhan kebutuhan belajar - mengajar dan sebagai pembimbing tentang bagaimana menggunakan bahan pustaka untuk kepentingan belajar. Dengan kata lain, keberadaan pustakawan di sekolah diperlukan untuk mengatur lingkungan belajar yang cocok dan serasi dengan kebutuhan guru dan siswa disekolah. Ia harus pandai menciptakan lingkungan belajar sedemikian rupa sehingga guru dan siswa betah di perpustakaan.
Terlebih di era teknologi tinggi saat ini, serta jaman yang serba cepat semua sumber daya dituntut bergerak cepat pula. Pekerjaan seorang pustakawan adalah suatu pekerjaan penting dimana hampir semua sumber informasi yang dibutuhkan oleh hampir semua orang berada ditangannya. Pustakawan sangat menentukan apakah informasi dan ilmu pengetahuan dapat berkembang atau tidak.
Gambaran sosok seorang pustakawan sekolah yang selama ini berkembang adalah pustakawan itu seorang pendiam, pekerja keras, kutu buku,menyebalkan, ketinggalan jaman dan sederet label yang kurang baik. Pada masa sekarang ini pustakawan digambarkan sebagai sosok yang sangat dibutuhkan dan kadang-kadang  pustakawan adalah orang yang sangat menarik. Dengan berubahnya image pustakawan pada masa sekarang maka pustakawan dituntut untuk menjadi pustakawan yang ramah dan slalu memiliki rasa ingin membantu penguna perpustakaan.
Apabila pengguna perpustakaan merasa benar-benar terbantu maka seorang dapat dikatakan berhasil dalam menjalankan tugas. Dilain pihak pustakawan sering berkutat tidak hanya pada keterbatasan buku atau fasiltas lain yang sangat luas, seluas ilmu yang tidak ada batasnya,tetapi juga ada prilaku pemakai yang sering tidak sesuai dengan keinginan pustakawan.
Perpustakaan adalah tempat dimana informasi dan teknologi berada. Layanan informasi dan teknologi yang cepat menuntut sumberdaya manusia yang berada di perpustakaan untuk mengikuti perkembangaannya. Terkadang perpustakaan sekolah dipandang sebelah mata bukan sebagai sumber ilmu,sumber informasi atau sebagai jantung sebuah institusi melainkan sebuah tempat sebagai pelengkap keberadaan institusi tersebut berada. Kemajuan perpustakaan dipandang bukanlah suatu hal penting yang harus dipertimbangkan pertama kali ketika sebuah institusi akan mengembangkan dirinya. Apalagi sampai saat ini masih banyak perpustakaan dipandang sebagai tempat “buangan” bagi karyawan-karyawan yang dianggap tidak memiliki kemampuan seperti karyawan lain dalam institusi yang  bersangkutan. Akibat cara pandang tersebut profesi pustakawan bukanlah profesi yang menjanjikan dan penting dalam sebuah institusi. Oleh sebab itu banyak dari pustakawan yang enggan mengembangkan diri dan menambah kemampuan serta wawasannya karena institusi di mana dia berada kurang menghargainya, ini merupakan suatu tantangan bagi setiap pustakawan untuk menunjukkan bahwa profesi sebagai seorang pustakawan sangat membanggakan dan profesi tersebut sangatlah penting dan diperlukan dalam sebuah institusi. Banyak orang dalam hal ini warga sekolah, belum mengetahui perpustakaan sebagai sumber informasi, maka sejak dini mereka sudah harus mulai dibimbing dan dilatih untuk menggunakan perpustakaan secara aktif dan dilakukan secara berturut-turut.
Pengenalan Perpustakaan
Mengenalkan perpustakaan kepada siswa mempunyai tujuan jangka panjang sebagai penunjang pencapaian belajar-mengajar.Ini berarti siswa perlu banyak membaca buku-buku yang tersedia di perpustakaan.Bila perpustakaan sekolah sekedar meminjamkan buku-buku tidak banyak masalah yang dihadapi. Sebab sekali seorang siswa sudah dapat menemukan buku yang diinginkan,dan setelah buku diproses di pelayanan peminjaman,ia segera dapat meninggalkan ruangan perpustakaan dengan buku yang dipilihnya, akan tetapi apakah semua siswa dapat menemukan buku dengan mudah dijajaran rak-rak buku ? Apakah mereka tahu susunan buku di rak tersebut?
Apakah mereka tau kalau terlambat mengembalikan buku mereka akan di denda ? Bagaimana seharusnya mencari keterangan yang diperlukan diperpustakaan? Dari beberapa pertanyaan diatas, ternyata banyak siswa yang tidak mengetahui tentang perpustakaan. Apalagi koleksi perpustakaannya telah bertambah banyak. Semakin bertambah koleksi suatu perpustakaan, semakin bervariasi pula layanan yang dapat disajikan, dan semakin banyak pula bantuan yang perlu diberikan oleh pustakawan kepada murid.
Pengenalan perpustakaan dimaksudkan untuk membantu siswa mengatasi persoalan yang mungkin meraka hadapi. Selain itu,kegiatan ini bertujuan untuk mengembangkan (1) apresiasi murid terhadap lingkungan belajar,kususnya perpustakaan, (2) disiplin pribadi dan disiplin belajar (3) ketrampilan menggunakan perpustakaan,dan (4) memperluas pengalaman belajar yang diterima siswa di dalam kelas.Untuk melaksanakan kegiatan pengenalan ini pustakawan sekolah perlu bekerja sama dengan guru-guru. Bersama dengan para guru, pustakawan merencanakan waktu, bahan, kegiatan dan siswanya (misalnya: kelompok besar atau kecil, atau secara individu)    
Bimbingan membaca
Menurut Kamus istilah bimbingan mengandung makna memberikan bantuan yang mendorong orang belajar, yang mempengaruhi perubahan sifat-sifatnya sehingga anda siap menghadapi persoalan-persoalan dirinya dan bersedia hidup secara efektif dengan orang lain. Maka, istilah bimbingan membaca juga mengandung makna adanya orang yang bersedia membantu, dengan cara yang diketahuinya. Timbulnya interaksi yang kontruktif di dalam diri pembaca terhadap buku yang dibacanya, disebabkan oleh siapa?
Orang tersebut adalah guru yang menyampaikan pelajaran secara kreatif, dan pustakawan sekolah yang membantu siswa dalam proses interaksi dengan buku. Jadi untuk membimbing siswa agar mencapai prestasi yang memuaskan diperlukannya adanya bimbingan membaca secara terencana, yang direncanakan bersama-sama antara guru dan pustakawan. Tanpa bimbingan membaca, tidak banyak yang bisa diperoleh dari belajar membaca “sendiri” atau “membaca bebas”. Dengan bimbingan yang penuh antusiasme dari pihak guru dan pustakawan banyak hal yang bisa dicapai oleh siswa, baik untuk masa sekarang maupun masa depannya.
Layanan Rujukan bagi Siswa
Bila Bimbingan membaca berjalan secara efektif akan banyak siswa yang tergugah untuk mencari informasi di perpustakaan. Hal ini disebabkan bimbingan tersebut tertanam dalam hati mereka sehingga menimbulkan kebiasaan untuk selalu memanfaakan perpustakaan bagi keperluan belajarnya. Oleh sebab itu perpustakaan perlu menyediakan layanan untuk mengisi kehausan mereka akan informasi. Layanan tersebut adalah layanan rujukan (reference) yang bertujuan untuk (a) memberi jawaban atas pertanyaan siswa yang menanyakan tentang informasi khusus, (b) memberi petunjuk-petunjuk yang sifatnya individual mengenai cara-cara menggunakan perpustakaan, misalnya cara menggunakan katalog dan bibliografi, (c) mengajarkan kepada siswa secara berkelompok tentang bagaimana menggunakan perpustakaan,dan (d) memberi petunjuk-petunjuk tentang cara menyusun karya tulis,laporan dan sebagainya. Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan siswa bisa berasal dari tugas-tugas di kelas atau karena keinginan mereka sendiri. Untuk tugas di kelas ini sebaiknya pustakawan kerjasama dengan guru yang memberikan tugas sehingga dapat diselesaikan dengan baik oleh siswa. Untuk bisa memberi jawaban atas berbagai pertanyaan yang diajukan oleh murid-murid, perpustakaan selayaknya memiliki banyak buku rujukan seperti, esiklopedi, kamus, buku petunjuk, atlas, bibliografi, indeks, dan lain-lain.
Dengan koleksi rujukan yang relatif cukup, tugas yang diberikan oleh guru  kepada murid-muridnya akan bisa dikerjakan dengan sempurna.
Layanan Rujukan bagi Guru
Telah dikemukakan sebelumya bahawa pustakawan harus membina kerja sama dengan para guru. Kerja sama ini kususnya mengenai hal-hal yang bersangkutan dengan penyediaan buku-buku dan informasi bagi kelancaran tugas mengajar, dan pada pemberian tugas kepada siswa. Pada permulaan tahun ajaran baru misalnya, pustakawan dapat memberikan daftar buku, juga dapat memberikan sumber-sumber pustaka rujukan yang bisa dipakai untuk memberi tugas kepada para murid. Penyampaian daftar buku tersebut dapat diberikan dalam suatu pertemuan bersama untuk membicarakan ketersediaan buku-buku bagi kelancaran proses belajar mengajar,tetapi dapat juga disampaikan secara individual dalam suatu pertemuan konsultasi.
Era global dan internet telah menantang profesionalisme pustakawan. Tantangan tersebut justru menjadi peluang bagi pustakawan bergerak maju meretas batas.
*Pustakawan SMP N 3 Ungaran

Tidak ada komentar:

Posting Komentar