Slogan kami

Redaksi Buletin Pustaka mengucapkan Selamat Hari Soempah Pemoeda, 28 Oktober 2013

Kamis, 10 September 2009

Waroeng Pasinaon

PROFIL PUSTAKA LOKAL

TAK KENAL MAKA TAK SAYANG…..
Ungkapan tepat di tujukan kepada orang yang belum tahu, apakah sesungguhnya Waroeng Pasinaon itu? Kata “Waroeng” tentunya banyak orang beranggapan bahwa Waroeng Pasinaon tidaklah beda dengan warung – warung biasa.
Tetapi tunggu….!!
Ada baiknya kita simak hasil wawancara Tim Buletin berikut ini….
 Waroeng Pasinaon berada di dusun Talun RT 07/VII Sikunir Bergas Lor Kecamatan Bergas. Lingkungan yang masyarakatnya mayoritas berkerja di industri, sekaligus masih berada dikawasan industri. Tirta Nursari (36) penggagas sekaligus pengelola Perpustakaan “Waroeng Pasinaon” bersama ibu – ibu setempat, bekerja sama membangun masyarakat yang maju, kreatif dengan Perpustakaan “Waroeng Pasinaon”. Jarak dari ibu kota Kabupaten Semarang, Ungaran sekitar 10km ke arah Solo/Jogja, sampai di pasar Karangjati kemudian belok ke kanan sejalan dengan sebuah MTs. Ikuti jalan masuk tersebut, niscaya natinya akan anda temukan dimana Waroeng Pasinaon Berada.
Seperti yang di jelaskan oleh Ibu Tirta Nursari, bagaimana asal mula “Waroeng Pasinaon” berdiri, Waroeng Pasinaon (WaPaS) muncul dari sebuah proses panjang kehidupan Ibu Tirta Nursari. Sejak masih duduk di bangku Sekolah Dasar, seperti yang diuraikan kepada Tim Buletin Pustaka “Keinginan memiliki perpustakaan sejak kecil, karena buku memberikan pengaruh bagi kehidupan, beberapa prestasi seperti karya tulis di majalah “Kawanku” berhasil saya raih, saat itu saya masih kelas 3 SD. Sejak saat itu, obsesi saya salah satunya memiliki sebuah perpustakaan” kata Bu Tirta.
“Sampai sesudah berumah tanggapun saya masih bergantung pada buku, sejak tahun 1990 sering menulis di media massa” tambah Bu Tirta. “Melihat kondisi anak – anak dilingkungan kami yang sering ditinggal orang tua, dan tanpa pengawasan dalam bermain, sehingga bersama ibu –ibu (Ibu Sidiq dan Ibu Diana, juga Ibu yang lain) bermusyawarah menyampaikan berbagai ide, yang kemudian tercetuslah sebuah ide brilian yang menjadi cikal bakal Waroeng Pasinaom. Tepatnya pada 3 Juli 2007, bergotong royong mengadakan kegiatan bagi anak-anak” sambung Ibu Tirta.
Kegiatan pada saat itu di adakan di mushola dusun Talun, praktek salat duha, mengaji serta mendongeng kisah-kisah nabi. Menurut data absensi komunitas WaPas. Kegiatan rutin yang diadakan semakin lama ternyata semakin mendapatkan respon positif dari anak-anak, anggota komunitas WaPas yang pada awal mulanya hanya berjumlah 17 anak, pada saat ini sudah mencapai ratusan anak.
Menurut penjelasan Ibu Tirta Nursari, istilah Waroeng Pasinaon sendiri dipakai, dengan didasari pemikiran bahwa; keberadaan WaPaS di pedesaan, dekat dengan kultur lokal; waroeng adalah sebuath tempat yang akrab bagi telinga masyarakat; mempunyai image sebagai tempat yang murah, filosofi yang ingin ditangkap, bahwa Waroeng Pasinaon diharapkan menjadi sebuah tempat, dimana anak “berbelanja” dengan cara yang paling akrab untuk meminjam buku, tanpa kesan memaksa untuk mengenalkan dan membuat akrab anak dengan buku (berbelanja informasi, murah meriah dan up to date).
Hambatan yang ditemui pada awal pendirian Waroeng Pasinaon, tidak menyurutkan langkah Ibu Tirta dan teman – teman, disikapi dengan berbagai pendekatan persuasif, seperti misalnya mengadakan kegiatan positif bagi anak-anak, (mengaji, buka puasa bersama, lomba mewarnai, dan kegiatan/ lomba yang lain). “Setelah itu, masyarakat secara positif merespon keberadaan WaPas, bahkan sering secara tidak terduga masyarakat sering menjadi donator tanpa kami minta” terang Bu Tirta.
Waroeng Pasinaon buka setiap hari pada jam 11.00 – sampai dengan 17.00WIB, ditambah waktu yang fleksibel bagi anak – anak, apabila mereka membutuhkan diluar jam tersebut, anak anak bisa memanfaatkan buku di Waroeng Pasinaon.
Kegiatan yang sudah pernah dilakukan:
1.       Bimbingan Belajar, Bahasa Inggris, Matematika
2.       Mengaji bersama
3.       Outing ( mengenal Lingkungan; berkunjung ke Palagan Ambarawa, Tempat Wisata maupun belajar di alam.
4.       Mendongeng yang dilaksanakan 1 kali dalam sebulan.
5.       Posyandu
6.       Penyediaan Alat Permainan Edukatif
7.       Kegiatan Lomba – lomba yang diadakan menyambut hari – hari tertentu, seperti HUT RI, Ramadhan
8.       Pemutaran film dan kegiatanlain.
Kami ingin memberikan pemahaman kepada masyarakat dilingkungan kami, bahwa perpustakaan tidak hanya sebagai Gudang Buku saja, akan tetapi bisa dimanfaatkan secara maksimal, seperti menjadi Pusat Kegiatan Masyarakat. Tentunya kegiatan – kegiatan yang dilaksanakan tidak jauh dari buku yang disediakan di perpustakaan. Seperti misalnya kegiatan yang sudah dilaksanakan, yaitu Pelatihan menyulam bagi Ibu-Ibu, Kegiatan Daur Ulang Sampah” urai Bu Tirta.
Semua kegiatan pelatihan life skill tersebut ternyata, setelah dilakukan pengecekan oleh Tim Buletin Pustaka, di Perpustakaan memang ada buku buku pelatihan tersebut. Masih menurut Bu Tirta: “Bahkan anak – anak anggota komunitas WaPas juga memanfaatkan buku ‘Membuat Coklat’ untuk berlatih membuat sendiri, kemudian mereka menjual ke masyarakat, sementara uang yang dihasilkan digunakan untuk kegiatan mereka sendiri”.
Untuk menambah koleksi buku serta operasional Waroeng Pasinaon, banyak usaha yang telah dilakukan, donator dari masyarakat serta para sponsor selama ini sudah banyak membantu. “Kami juga menerima barang barang rongsokan seperti, Koran bekas, botol bekas, kardus bekas, yang kami kumpulkan dan kami jual untuk ‘menghidupi’ Waroeng Pasinaon” jelas Bu Tirta.
Di akhir wawancara yang dilakukan, Bu Tirta Berharap: “Waroeng Pasinaon akan selalu berkembang baik sehingga manfaatnya akan lebih terasa bagi masyarakat sekitar, khususnya di Dusun Talun ini, tentunya dengan bekerja sama dengan pihak – pihak terkait, misalnya Perpustakaan Daerah dengan perpustakaan kelilingnya yang kami harap selalu datang ke Wapas, dan kami berterimakasih kepada pihak pihak sponsor maupun donator yang selalu peduli pada perkembangan Waroeng Pasinaon”.
            Beberapa waktu yang lalu, tepatnya pada bulan Agustus 2009, Bu Tirta melalui karya berjudul APLIKASI ENJOYFUL LEARNING DALAM MANAJEMEN PENGELOLAAN TBM WARUNG PASINAON KABUPATEN SEMARANG berhasil meraih predikat sebagai juara I dalam Lomba Karya Nyata Manajemen Taman Bacaan Masyarakat Jamboree 1000 PTK-PNF tingkat Jawa Tengah yang berlangsung di Gedung BP2NFI Ungaran. Tentunya prestasi tersebut tidak didapat melalui kegiatan instant, akan tetapi melalui proses panjang bersama Waroeng Pasinaon. Sebuah Prestasi yang membanggakan dan patut untuk dijadikan teladan.
            Setelah membaca wawancara ini, bagaimana pandangan anda mengenai Warong Pasinaon?...
Perpustakaan “Waroeng Pasinaon” menerima berbagai macam bantuan, baik berupa bahan bacaan, sponsor kegiatan dan juga tenaga tutor life skill/ pelatihan bagi masyarakat dapat menghubungi Ibu Tirta Nursari di Dsn Talun RT 07/VII Sikunir Kel. Bergas Lor Kecamatan Bergas, No. telp. (024)70852236.
-------------------------------------------------------------------
 (Bambang)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar