Slogan kami

Redaksi Buletin Pustaka mengucapkan Selamat Hari Soempah Pemoeda, 28 Oktober 2013

Minggu, 19 Mei 2013

RACUN BERBISA DARI IBU


Oleh: Meka Nitrit Kawasari

Kasih ibu kepada beta…tak terhingga sepanjang masa
Hanya memberi tak harap kembali
Bagai sang surya menyinari dunia

            Siapa yang tak ingat dengan lagu yang penuh makna di atas??? Lagu tersebut benar-benar membuat kita, para anak yang menginjak remaja atau bahkan dewasa langsung teringat akan sang ibu karena kasihnya memang benar-benar sepanjang masa tanpa berharap akan imbalan. Terus apa ya hubungan sama judul di atas??Kok bisa sih ibu ngasih racun ke anaknya, berbisa pula bak ular saja, padahal banyak yang bilang kasihnya sepanjang masa?? Kok jadi kayak berita-berita di surat kabar dengan berbagai peristiwa yang membuat miris itu yah. Eits…tunggu dulu, jangan salah sangka yah pembaca. Ya bisa lah ibu ngasih racun sama anaknya, karena kasih sayang kepada anaknya itulah, berbagai cara dilakukan untuk pertumbuhan dan perkembangan sang buah hati termasuk memberikan racun yang penuh dengan bisa ini sedari kecil.
            Bunda Tyas berlari tergopoh-gopoh dengan senyum lebar di sudut bibirnya. Setelah tampak olehnya wajah wibawa sang suami, si Bunda melompat kegirangan diiringi teriakan kecil yang ditahan. Sang suami bingung bukan kepalang, dipikir sang istri tiba-tiba terkena serangan pada jiwanya. “Ayah, anak kita Yah…Anak kita udah bisa baca…!!!” Teriak sang Bunda dengan luapan kegembiraannya sambil berjingkrak-jingkrak. Sang suami ikut tersenyum dan bahagia mendengar kabar itu. Anak pertama mereka yang baru berusia 3 tahun sudah dapat membaca meskipun masih tertatih-tatih.
            Peran Ibu terhadap perkembangan anak sangatlah berarti diawal-awal masa pertumbuhan dan perkembangan psikomotorik anak. Banyak yang berkata bahwa ibu adalah guru pertama seorang anak setelah lahir di dunia. Termasuk kebiasaan membaca, peran seorang ibu tidak boleh diabaikan. Racun yang beraliran positif ini harus direncanakan secara matang sebelum seorang anak lahir ke dunia, dan segera dieksekusi setelah sang anak lahir di dunia.
            Seorang ibu, tentu akan mempersiapkan segala sesuatunya untuk menunjang perkembangan dan pertumbuhan anak tercinta, baik kesehatan, makanan, pakaian, mainan, maupun pendidikan. Dari segi pendidikan mulai dari berhitung, mengenal huruf, warna dsb. Bagaimana seorang anak dapat membaca jika mengenal huruf saja belum? Itu semua tergantung dari bimbingan, arahan serta pendampingan dari sosok sang ibu sendiri.
            Pembaca tahu tidak? Di jaman yang serba ekspres dengan teknologi yang semakin maju dan dimana-mana telah terbius oleh era globalisasi, terdapat seorang Ibu yang begitu peduli dengan anak-anak. Ibu tersebut sampai-sampai berinisiatif membuat program agar anak-anak cepat bisa membaca sedari balita dan secara kontinyu berdampak sang anak dengan enjoy dapat mencintai kegiatan membaca tanpa paksaan. Tentunya tak terlepas dari pendampingan dan peran seorang ibu dalam aktifitas membaca.
            Program membaca itu mempunyai metode yang unik dan menyenangkan, lebih spesifiknya, metode tersebut bernama ABACA-BACA. Ups….iya siapa sih sebenarnya ibu tersebut? Bagi banyak ibu muda mungkin sudah mengenal sosok perempuan ramah ini, namanya tak asing, yaitu “Septi Peni Wulandani”. Ibu 3 anak yang tinggal di Salatiga ini merupakan founder Jarimatika Indonesia dan juga Jari Quran.
            Bu Septi memperkenalkan metode Abaca-baca dengan tujuan untuk menstimulus anak sejak dini agar mengenal suku kata dengan menyenangkan yang dimodifikasikan dengan permainan. Mulai usia 9 bulan anak-anak sudah dapat diajarkan membaca, dan normalnya, ketika usia 3 tahun, si anak sudah lancar membaca (tergantung ketlatenan sang ibu dan kemampuan anak). Pengajaran membaca dengan metode ini dapat diterapkan kepada anak-anak hingga usia 5 tahun. Jika secara kontinyu dilakukan, anak berusia 5 tahun, dalam waktu tiga bulan sudah dapat membaca dengan lancar. Anak-anak akan merasa senang dan enjoy belajar membaca dengan metode ini, karena anak tidak akan cepat lelah dan memori anak tidak terbebani, serta  fun, berbeda dengan ketika anak harus membaca dengan dua suku kata. Metode ini mengajarkan anak-anak membaca dengan mengeja kosa kata, bukan mempelajari huruf-per huruf.
Pengajaran membaca sejak usia dini dapat mengasah kecerdasan linguistik sang anak dan akan membantu sang anak ketika nantinya telah memasuki masa pendidikan formal. Oleh karena itu, Ibu sebagai orang terdekat anak harus siap-siap meramu racun berbisa sejak dini pula, agar si anak dapat benar-benar teracuni jiwa dan raganya dengan senang membaca.
Selain menggunakan berbagai metode dan pendampingan belajar membaca, salah satu racun yang perlu disiapkan adalah memperkenalkan dan mengajak anak ke perpustakaan. Tentunya dengan pendampingan yang intens untuk mengajak anak memilih buku yang sesuai dengan usia dan kebutuhan ilmu pengetahuan.
Satu lagi, seorang anak, apalagi balita dengan masa pertumbuhan dan perkembangan otak serta tubuhnya, biasanya senang meniru tingkah laku serta ucapan orang-orang disekelilingnya. Nah ibu bisa manfaatin kesempatan ini lho…orang tua dan orang-orang disekitar sang anak harus bisa memberikan contoh positif dengan gemar membaca. Ini dapat dimulai dengan Ibu, bapak, nenek, atau kakek pada jam-jam dan waktu-waktu tertentu kompak memegang dan membaca bahan bacaan, entah itu buku, majalah, tabloid, koran dsb. Ketika semua orang di hadapan anak serius dengan bacaannya, tak elak anak-anak akan mengikuti perbuatan orang-orang disekitarnya. Setelah sang anak terbuai dengan bukunya jangan lupa ibu atau bapak mendampingi dan mendekati, serta memperhatikan anak yang sedang asyik membaca.
Selain Ibu Septi yang membuat metode pengajaran membaca dengan diterapkan pula terhadap putra putrinya, salah satu orang terpopuler di negeri ini ‘Andy F. Noya’ sejak kecil selalu diberi semangat sang ibu untuk gemar membaca. Meskipun lahir dari keluarga yang tidak mampu, sang ibu selalu berusaha membelikan majalah “kawanku” agar  Andy mempunyai bahan bacaan. Hingga sampai waktu sang ibu berpulang ke Rahmatulloh seperti yang dilansir di http://perpustakaan.kaltimprov.go.id/articel-348-duta-baca-indonesia-andy-f-noya-pentingnya-gemar-membaca-sejak-dini.html orang yang terkenal melalui program Kick Andy ini belum mengetahui kenapa sang ibu selalu menyuruh Andy kecil membaca. Lama-kelamaan, setelah dewasa, Andy menyadari dan merasakan sendiri manfaat suruhan sang ibu itu. Duta Baca Indonesia ini pun bermimpi suatu saat  ingin melihat semua orang sedang asyik membaca baik di sudut kota, maupun desa, baik muda maupun tua, entah itu kaya atau miskin.
Nah bagi para ibu dan para calon ibu gak ada salahnya lho kita rencanakan sejak dini program untuk menjadikan sang anak gemar membaca. Jadi ayo para ibu dan calon ibu kumpulkan segala bentuk, bahan dan perlengkapan adonan racun yang lebih berbisa lagi untuk suplemen makanan anak setiap hari sejak mereka balita. Yah biar membaca jadi kebutuhan dan aktifitas mereka setiap hari tanpa disuruh-suruh lagi. Bener-bener deh ibu itu dapat menyinari kehidupan anak-anak agar menjadi anak yang baik dan berguna nantinya dengan membaca.
Anggota Perpustakaan, tinggal di Babadan Ungaran.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar