Slogan kami

Redaksi Buletin Pustaka mengucapkan Selamat Hari Soempah Pemoeda, 28 Oktober 2013

Senin, 05 November 2012

KREATIFKAN ANAK ANDA


Oleh: Sri Endarti, A.Md

            Anak yang terlahir didunia merupakan anugerah dari Sang pencipta untuk kedua orang tuanya. Anak telah dibekali dengan akal pikiran yang baik, kedua orang tuanya bertugas mendidik, mengarahkan anak untuk kehidupan masa depan anak yang cemerlang. Anak dengan keunikan yang dimiliki antara satu dengan yang lainnya berbeda. Keberbedaan inilah yang mendorong anak untuk bisa mengolah potensi yang ada.
            Orang tua kebanyakan kalau anaknya duduk manis, diam, tidak lari-lari akan merasa nyaman bahwa anaknya tidak nakal, tidak banyak ulah. Padahal pemahaman tersebut keliru. Seorang anak akan tumbuh daya kreativitasnya karena anak tersebut melakukan aktivitas. Dalam melakukan aktivitas dalam diri anak akan muncul ide-ide untuk melakukan sesuatu dan mengembangkannya, dan ini kadang tidak disadari oleh kebanyakan orang tua. Tulisan dibawah ini akan dibahas tentang hal-hal yang bisa memacu kemampuan kreatif anak dan kreativitas anak.
Sebelum membicarakan tentang kreativitas anak lebih lanjut, kita bahas dulu apakah arti kata kreatif itu? Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia dituliskan bahwa kreatif yaitu memiliki kemampuan untuk menciptakan.  Sedangkan kreativitas adalah kemampuan untuk mencipta.  Jadi yang disebut anak kreatif yaitu kemampuan yang dimiliki oleh seorang anak untuk menciptakan sesuatu yang baru, walaupun mungkin tidak baru sama sekali.
            Kreativitas anak perlu disiram dan dipupuk tiap hari agar anak bisa tumbuh dan berkembang sebagai anak yang kreatif. Kreativitas anak tidak boleh dibatasi agar anak bisa menemukan sesuatu yang baru yang bisa mendorong anak untuk terus maju. Anak yang telah mempunyai bakat dalam suatu bidang tertentu dan diasah dengan kreativitas anak tersebut maka akan menghasilkan anak yang bertalenta.
            Mulyadi, Seto (2000) menyatakan bahwa bakat adalah suatu potensi bawaan yang masih memerlukan latihan agar dapat terwujud secara aktual menjadi suatu prestasi. Bakat yang tidak dikembangkan akan tinggal menjadi bakat-bakt terpendam yang tidak memiliki arti apapun bagi anak maupun lingkungan. Setiap anak adalah unik dengan bakatnya masing-masing. Mereka adalah bagaikan bunga beraneka warna di taman sari keluarga yang indah. Bunga-bunga itu tidak mungkin dipangkas begitu saja sama rata, karena setiap bunga memiliki pesonya masing-masing. Apabila bunga-bunga tersebut disiram dengan penuh kasih sayang, maka bunga-bunga itu pun akan tumbuh merekah dengan semakin indah. Demikian pula halnya dengan anak-anak didalam  sebuah keluarga. Masing-masing memiliki keelokan dan keunggulan pribadi sesuai dengan bakatnya masing-masing. Apabila orang tua mau menghargai setiap bakat anak-anak memupuk dan menyirami dengan sikap kasih sayang, maka bakat-bakat itu pun akan terus berkembang indah secara lebih optimal. Bakat setiap anak adalah tambang emas. Tambang emas itu harus digali agar bisa dimanfaatkan untuk dirinya dan lingkungannya, kalau tidak digali maka tambang emas itu hanya terpendam yang tidak akan begitu berarti bagi anak. Orang tua perlu membantu anak untuk menggali potensi yang dimiliki anak dengan sungguh-sungguh.
Seorang anak dengan segala kemampuan yang dimiliki jika secara tekun, kreatif dan disiplin mengembangkan suatu potensi yang ada dalam dirinya, bisa membuat anak dapat mewujudkan bakat tersebut menjadi nyata dan bahkan mencapai suatu prestasi yang cemerlang. Anak yang telah berbakat pada suatu bidang olah raga sepak bola misalnya dengan diasah kemampuannya dan kreatif dalam mengatur strategi memainkan bola maka akan semakin bagus pula anak tersebut dalam prestasi olahraganya.
            Parnes (1972) mengungkapkan bahwa kemampuan kreatif dapat dibangkitkan melalui hal-hal yang dapat memacu pada lima macam perilaku kreatif sebagai berikut:
  1. Fluency (kelancaran), yaitu kemampuan mengemukakan ide-ide yang serupa untuk memecahkan suatu masalah
  2. Flexibility (keluwesan), yaitu kemampuan untuk menghasilkan berbagai macam ide guna memecahkan suatu masalah di luar kategori yang biasa.
  3. Originality (keaslian), yaitu kemampuan memberikan respon yang unik atau luar biasa.
  4. Elaboration (keterperincian), yaitu kemampuan menyatakan pengarahan ide secara terperinci untuk mewujudkan ide menjadi kenyataan.
  5. Sensitivity (kepekaan), yaitu kepekaan menangkap dan menghasilkan masalah sebagai tanggapan terhadap situasi.
Jika dilihat dari kelima pernyataan Parnes diatas perlu kiranya orang tua untuk mendorong anaknya untuk kreatif. Misalnya jika mainannya rusak anak didorong untuk mencoba memperbaiki ataupun orang tua yang memperbaiki dengan melibatkan anaknya, sehingga anak bisa terdorong untuk memperbaikinya dan tidak usah beli mainan yang baru. Contoh lain yaitu jika anak melihat kapal dan menanyakan kepada kedua orang tuanya tentang cara pembuatannya, orang tua bisa menggunakan kertas untuk membuat  kapal yang sederhana atau biasa disebut origami maka anak akan terpacu untuk bisa membuat bentuk yang lain dan kreativitas anak akan terus tergali.
Nursisto (1999) kreativitas bukanlah sesuatu yang mandiri atau berdiri sendiri, atau bukanlah semata-mata kelebihan yang dimiliki oleh seseorang. Lebih dari itu, kreativitas merupakan bagian dari buah usaha seseorang. Kreativitas akan menjadi seni ketika seseorang melakukan kegiatan.  Jadi jelas disini kreativitas anak yang digali dan diarahkan oleh orang tuanya akan menjadikan anak yang kreatif.  Adapun ciri-ciri kreativitas menurut Akbar, Reni-Hawadi (2010) yaitu:
  1. Dorongan ingin tahu besar
  2. Sering mengajukan pertanyaan yang baik
  3. Memberikan banyak gagasan dan usul terhadap suatu masalah
  4. Bebas dalam menyatakan pendapat
Seorang anak yang mempunyai ciri-ciri seperti diatas maka orang tua tidak boleh bosan atau           menyepelekan setiap pertanyaan, gagasan ataupun pendapat anak. Misalnya anak yang bertanya tentang pesawat terbang, bagaimana membuatnya? Bagiamana menjalankan mesinnya sehingga bisa terbang? Dimana membuatnya?. Itu merupakan hal-hal yang sederhana tetapi sangat berharga bagi anak jika orang tua bisa menjawab dan menerangkannya.
 Memang bukan perkara mudah untuk berupaya untuk membangkitkan atau menggali kreativitas seorang anak. Namun, karena pentingnya kreativitas  bagi masa depan pendidikan, perkembangan, dan pertumbuhan anak, mau tidak mau orang tua harus mau melakukannya demi masa depan sang anak dan sebagai orang tua juga nantinya akan memetik hasilnya setelah anak dewasa kelak dan berhasil dalam pendidikan dan kariernya.
            Bakat seorang anak merupakan tambang emas bagi kedua orang tua. Bakat masing-masing anak berbeda dan harus selalu dipupuk dan disirami dengan kasih sayang oleh kedua orang tuanya agar bisa tergali potensi yang dimiliki oleh anak yang nantinya hasilnya akan dipetik oleh anak tersebut dan kedua orang tuanya.
            Anak yang kreatif tidak serta merta didapat tapi harus melakukan aktivitas yang dapat membangkitkan kreatitivitas. Kreativitas yang terus digali, disiram dan dipupuk dengan kasih sayang maka akan menghasilkan anak yang kreatif yang berprestasi cemerlang.
Pustakawan Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta

1 komentar: