Oleh: Sri Endarti, A.Md
Anak yang terlahir didunia merupakan
anugerah dari Sang pencipta untuk kedua orang tuanya. Anak telah dibekali
dengan akal pikiran yang baik, kedua orang tuanya bertugas mendidik,
mengarahkan anak untuk kehidupan masa depan anak yang cemerlang. Anak dengan
keunikan yang dimiliki antara satu dengan yang lainnya berbeda. Keberbedaan
inilah yang mendorong anak untuk bisa mengolah potensi yang ada.
Orang tua kebanyakan kalau anaknya
duduk manis, diam, tidak lari-lari akan merasa nyaman bahwa anaknya tidak
nakal, tidak banyak ulah. Padahal pemahaman tersebut keliru. Seorang anak akan
tumbuh daya kreativitasnya karena anak tersebut melakukan aktivitas. Dalam
melakukan aktivitas dalam diri anak akan muncul ide-ide untuk melakukan sesuatu
dan mengembangkannya, dan ini kadang tidak disadari oleh kebanyakan orang tua.
Tulisan dibawah ini akan dibahas tentang hal-hal yang bisa memacu kemampuan
kreatif anak dan kreativitas anak.
Sebelum membicarakan tentang kreativitas anak lebih lanjut,
kita bahas dulu apakah arti kata kreatif itu? Dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia dituliskan bahwa kreatif yaitu memiliki kemampuan untuk
menciptakan. Sedangkan kreativitas
adalah kemampuan untuk mencipta. Jadi
yang disebut anak kreatif yaitu kemampuan yang dimiliki oleh seorang anak untuk
menciptakan sesuatu yang baru, walaupun mungkin tidak baru sama sekali.
Kreativitas anak perlu disiram dan
dipupuk tiap hari agar anak bisa tumbuh dan berkembang sebagai anak yang
kreatif. Kreativitas anak tidak boleh dibatasi agar anak bisa menemukan sesuatu
yang baru yang bisa mendorong anak untuk terus maju. Anak yang telah mempunyai
bakat dalam suatu bidang tertentu dan diasah dengan kreativitas anak tersebut
maka akan menghasilkan anak yang bertalenta.
Mulyadi, Seto (2000) menyatakan
bahwa bakat adalah suatu potensi bawaan yang masih memerlukan latihan agar
dapat terwujud secara aktual menjadi suatu prestasi. Bakat yang tidak
dikembangkan akan tinggal menjadi bakat-bakt terpendam yang tidak memiliki arti
apapun bagi anak maupun lingkungan. Setiap anak adalah unik dengan bakatnya
masing-masing. Mereka adalah bagaikan bunga beraneka warna di taman sari keluarga
yang indah. Bunga-bunga itu tidak mungkin dipangkas begitu saja sama rata,
karena setiap bunga memiliki pesonya masing-masing. Apabila bunga-bunga
tersebut disiram dengan penuh kasih sayang, maka bunga-bunga itu pun akan
tumbuh merekah dengan semakin indah. Demikian pula halnya dengan anak-anak
didalam sebuah keluarga. Masing-masing
memiliki keelokan dan keunggulan pribadi sesuai dengan bakatnya masing-masing.
Apabila orang tua mau menghargai setiap bakat anak-anak memupuk dan menyirami
dengan sikap kasih sayang, maka bakat-bakat itu pun akan terus berkembang indah
secara lebih optimal. Bakat setiap anak adalah tambang emas. Tambang emas itu
harus digali agar bisa dimanfaatkan untuk dirinya dan lingkungannya, kalau
tidak digali maka tambang emas itu hanya terpendam yang tidak akan begitu
berarti bagi anak. Orang tua perlu membantu anak untuk menggali potensi yang
dimiliki anak dengan sungguh-sungguh.
Seorang anak dengan segala kemampuan yang dimiliki jika
secara tekun, kreatif dan disiplin mengembangkan suatu potensi yang ada dalam
dirinya, bisa membuat anak dapat mewujudkan bakat tersebut menjadi nyata dan
bahkan mencapai suatu prestasi yang cemerlang. Anak yang telah berbakat pada
suatu bidang olah raga sepak bola misalnya dengan diasah kemampuannya dan
kreatif dalam mengatur strategi memainkan bola maka akan semakin bagus pula
anak tersebut dalam prestasi olahraganya.
Parnes (1972) mengungkapkan bahwa
kemampuan kreatif dapat dibangkitkan melalui hal-hal yang dapat memacu pada
lima macam perilaku kreatif sebagai berikut:
- Fluency (kelancaran), yaitu kemampuan mengemukakan ide-ide yang
serupa untuk memecahkan suatu masalah
- Flexibility (keluwesan), yaitu kemampuan untuk menghasilkan
berbagai macam ide guna memecahkan suatu masalah di luar kategori yang
biasa.
- Originality (keaslian), yaitu kemampuan memberikan respon yang unik
atau luar biasa.
- Elaboration (keterperincian), yaitu kemampuan menyatakan pengarahan
ide secara terperinci untuk mewujudkan ide menjadi kenyataan.
- Sensitivity (kepekaan), yaitu kepekaan menangkap dan menghasilkan
masalah sebagai tanggapan terhadap situasi.
Jika dilihat dari kelima pernyataan Parnes diatas perlu
kiranya orang tua untuk mendorong anaknya untuk kreatif. Misalnya jika
mainannya rusak anak didorong untuk mencoba memperbaiki ataupun orang tua yang
memperbaiki dengan melibatkan anaknya, sehingga anak bisa terdorong untuk memperbaikinya
dan tidak usah beli mainan yang baru. Contoh lain yaitu jika anak melihat kapal
dan menanyakan kepada kedua orang tuanya tentang cara pembuatannya, orang tua
bisa menggunakan kertas untuk membuat
kapal yang sederhana atau biasa disebut origami maka anak akan terpacu
untuk bisa membuat bentuk yang lain dan kreativitas anak akan terus tergali.
Nursisto (1999) kreativitas bukanlah sesuatu yang mandiri
atau berdiri sendiri, atau bukanlah semata-mata kelebihan yang dimiliki oleh
seseorang. Lebih dari itu, kreativitas merupakan bagian dari buah usaha
seseorang. Kreativitas akan menjadi seni ketika seseorang melakukan
kegiatan. Jadi jelas disini kreativitas
anak yang digali dan diarahkan oleh orang tuanya akan menjadikan anak yang
kreatif. Adapun ciri-ciri kreativitas
menurut Akbar, Reni-Hawadi (2010) yaitu:
- Dorongan ingin tahu besar
- Sering mengajukan pertanyaan
yang baik
- Memberikan banyak gagasan dan
usul terhadap suatu masalah
- Bebas dalam menyatakan pendapat
Seorang anak yang mempunyai ciri-ciri seperti diatas maka
orang tua tidak boleh bosan atau
menyepelekan setiap pertanyaan, gagasan ataupun pendapat anak. Misalnya anak
yang bertanya tentang pesawat terbang, bagaimana membuatnya? Bagiamana
menjalankan mesinnya sehingga bisa terbang? Dimana membuatnya?. Itu merupakan
hal-hal yang sederhana tetapi sangat berharga bagi anak jika orang tua bisa
menjawab dan menerangkannya.
Memang bukan perkara
mudah untuk berupaya untuk membangkitkan atau menggali kreativitas seorang
anak. Namun, karena pentingnya kreativitas
bagi masa depan pendidikan, perkembangan, dan pertumbuhan anak, mau
tidak mau orang tua harus mau melakukannya demi masa depan sang anak dan
sebagai orang tua juga nantinya akan memetik hasilnya setelah anak dewasa kelak
dan berhasil dalam pendidikan dan kariernya.
Bakat seorang anak merupakan tambang
emas bagi kedua orang tua. Bakat masing-masing anak berbeda dan harus selalu
dipupuk dan disirami dengan kasih sayang oleh kedua orang tuanya agar bisa
tergali potensi yang dimiliki oleh anak yang nantinya hasilnya akan dipetik
oleh anak tersebut dan kedua orang tuanya.
Anak yang
kreatif tidak serta merta didapat tapi harus melakukan aktivitas yang dapat
membangkitkan kreatitivitas. Kreativitas yang terus digali, disiram dan dipupuk
dengan kasih sayang maka akan menghasilkan anak yang kreatif yang berprestasi
cemerlang.
Pustakawan
Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta
ijin share yah kak
BalasHapusalquran digital