Slogan kami

Redaksi Buletin Pustaka mengucapkan Selamat Hari Soempah Pemoeda, 28 Oktober 2013

Rabu, 31 Juli 2013

FUNGSI PERPUSTAKAAN YANG TAK LAGI BERFUNGSI

Oleh : Nasta'in

 Banyak yang mengatakan bahwa perpustakaan sekolah adalah gudang buku. Nampaknya hal ini tidaklah berlebihan karena memang banyak sekali perpustakaan sekolah yang belum berfungsi sebagaimana mestinya. Bahkan dibeberapa sekolah terutama sekolah dasar ruang perpustakaan sekolah tidak hanya untuk menyimpan buku akan tetapi juga untuk menyimpan perabotan sekolah yang tidak terpakai.
Sebenarnya apakah fungsi perpustakaan sekolah itu? dan bagaimana pula agar perpustakaan sekolah dapat menjalankan fungsinya dengan baik?
Perpustakaan sekolah adalah perpustakaan yang melayani para siswa, guru, karyawan dan warga sekolah yang lain dari suatu sekolah tertentu (F Rahayuningsih, 2007). Karena pelayanan sebuah perpustakaan sekolah hanya sebatas untuk warga sekolah saja maka bahan- bahan dan koleksi perpustakaan sekolah juga disesuakan dengan kebutuhan dan jenjang perpustakaan tersebut.
Setidaknya ada dua fungsi pokok perpustakaan sekolah yaitu fungsi pendidikan dan fungsi rekreasi.
Pertama, fungsi pendidikan yaitu perpustakaan sekolah sebagai tempat berlangsungnya kegiatan pendidikan baik kegiatan belajar mengajar, pencarian data dan, penelitian sederhana. Kegiatan pendidikan dalam perpustakaan bisa dilakukan dengan langsung dan bisa juga dengan tidak langsung. Kegiatan pendidikan langsung dalam perpustakaan yaitu dengan interaksi langsung antara murid dengan guru. Jadi kegiatan belajar mengajar memang dilaksanakan di ruang perpustakaan. Sedangkan Kegiatan belajar pendidikan tidak langsung dalam perpustakaan yaitu kegiatan belajar yang terjadi tanpa interaksi antara guru dan murid. Kegiatan ini dapat berupa kegiatan siswa dalam menggali ilmu dan informasi dari buku.
Perpustakaan sekolah juga sebagai tempat penyedia bahan pembalajaran. Bahan pelajaran tersebut dapat berupa buku pelajaran , alat peraga baik berupa peta, gambar, grafik, maupun peraga lainnya. Dengan bahan pelajaran yang disediakan oleh perpustakaan sekolah ini siswa serta guru akan mendapat kemudahan dalam belajar terutama ketika dalam kegiatan belajar membutuhkan refrensi yang beragam serta kegiatan belajar yang membutuhkan simulasi.
Perpustakaan dapat dijadikan tempat belajar baik individu maupun kelompok oleh karena itu, perpustakaan sekolah yang baik adalah prepustakaan yang selain digunakan untuk menyediakan bahan belajar warga sekolah juga menyediakan ruang untuk tempat belajar atau tempat diskusi. Dengan disediakannya ruang diskusi diperpustakaan akan memberikan kemudahan bagi siswa maupun guru yang berdiskusi ketika harus mencari landasan bagi pendapat yang mereka utaraka. Peserta diskusi tidak harus keluar ruang diskusi atau menunda memberikan opini karena kekurangan dasar pemikiran.
Selain ruang diskusi, agar berfungsi sebagaimana mestingya perpustakaan sekolah seyogyanya juga menyediakan ruang komputer untuk jaringan internet. Kebutuhan akan kecepatan informasi menuntut perpustakaan untuk menyediakan fasilitas komputer yang terkoneksi dengan jaringan internet. Dengan fasilitas komputer ini setidaknya warga sekolah tidak lagi terbatasi pencarian informasinya oleh tempat dan waktu. Selain itu informasi yang diterima ataupun diakses oleh pengguna perpustakaan dapat segera diperbarui.
Fungsi yang kedua yaitu fungsi rekreasi. Perpustakaan sekolah dengan koleksi buku-buku ringan yang dimiliki dapat dijadikan sebagai tempat untuk mengistirahatkan kepenatan setelah belajar. Dengan buku humor, cerita, komik, ataupun ensiklopedinya, ketegangan yang sering terjadi setelah belajar dapat dikurangi . koleksi buku-buku ringan yang ada diperpustakaan sekolah juga dapat di gunakan untuk memancing perkembangan imaji anak.
Upaya mengoptimalkan fungsi perpustakaan sekolah
Setidaknya ada beberpa langkah yang dapat dilakukan oleh sekolah dalam hal ini kepala sekolah, guru dan pustakawan sekolah dalam rangka mengoptimalkan fungsi perpustakaan sekaligus mengakrabkan siswa dengan perpustakaan dan buku.
Pertama, guru sebaiknya sesering mungkin mengajak siswa menggunakan perpustakaan sebagai tempat belajar. Misalnya saja ketika pelajaran bahasa Indonesia guru dapat menugasi siwa untuk mencari sumber bacaan di pepustakaan. Dengan siswa mencari sendiri sumber pelajarannya ini akan menjadikan siswa lebih dekat dengan buku. Siswa juga akan berusaha melatih kemampuannya mengaitkan peristiwa dengan materi pelajarannya.
Ketika siswa ditugasi mencari sumber pelajaran di perpustakaan siswa juga dengan sendirinya akan berusaha mencari buku yang berkaitan dengan pelajaran. Ini akan melatih kemempuan siswa dalam memecahkan sebuah masalah.
Secara periodic guru sebaiknya juga menugasi siswa untuk membaca buku dan meresumenya untuk dijadikan tambahan nilai. Secara berkala, siswa sebaiknya diberi tugas untuk membaca sebuah buku dirumah. Selain tugas membaca, siswa juga diberi tugas untuk meresume buku yang telah mereka baca tadi. Jika memungkinkan, sebaiknya guru juga meminta siswa untuk mempresentasikan hasil bacaannya atau hasil resumenya.
Dengan langkah ini, setidaknya aka nada beberapa manfaat yang bisa diambil. Pertama siswa akan menjadi terbiasa membaca walaupun pada awalnya karena tugas. Yang kedua, siswa akan mempunyai catatan tentang sebuah pengetahuan. Dan dengan catatannya ini siswa akan menjadi lebih kuat daya ingatnya. Hal ini disebabkan karena dalam proses mencatat yang bekerja tidak hanya satu indra saja. Dalam proses mencatat setidanya indra penglihatan akan bekerja, indra peraba akan bekerja dan tentu saja otak juga bekerja. Dengan terlibatnya lebih banyak indra ketika belajar maka daya tangkap dan daya ingat siswa akan menjadi bertambah.
Dan yang ketiga dengan presentasi bacaan, siswa akan terlatih dalam mengeluarkan buah pikiran. Siswa juga akan menjadi lebih berani menghadapai khalayak walaupun baru teman-teman sekelas. Presentasi juga akan melatih siswa untuk lebih berani bersuara dan juga lebih aktif.
Kedua, kepala sekolah dan guru membuat jadwal wajib mengunjungi perpustakaan. Dengan penetapan jadwal wajib perpustakaan penggunaan perpustakaan akan meningkat. Penetapan jadwal ini juga untuk menghindari menumpuknya pengunjung perpustakaan jika langkah pertama (pemberian tugas membaca) telah dilakukan.
Dan yang lebih penting dari dua langkah diatas adalah peneladanan yang dilakukan oleh kepala sekolah dan guru sendiri. Kepala sekolah beserta guru harus dapat meberi contoh bagi siswa dalam memfungsikan kembali perpustakaan. Seyogyanya, kepala sekolah dan guru menciptakan dan memperlihatkan kebiasaan dan kebudayaan membaca mereka. Dengan, beberapa langkah diatas diharapkan fungsi perpustakaan benar benar berfungsi kembali dan kebudayaan membaca menajadi membudaya. 
Anggota Unit Pelayanan Perpustakaan Ambarawa, Tinggal di kuwarasan Jambu, & Mahasiswa IAIN Walisongo semarang

Tidak ada komentar:

Posting Komentar