Slogan kami

Redaksi Buletin Pustaka mengucapkan Selamat Hari Soempah Pemoeda, 28 Oktober 2013

Rabu, 31 Juli 2013

MENDULANG PRESTASI DARI MEMBACA

Oleh : Wahyu Dwi Prakoso

Lebih senang membaca buku di perpustakaan atau membaca sms?? Pertanyaan yang pasti sangat mudah untuk diketahui jawabannya. Saat ini memang budaya membaca diperpustakaan kurang populer dikalangan remaja. Kenapa begitu? Karena era globalisasi yang membuat banyak remaja – remaja mengesampingkan hal – hal yang serius. Contohnya, ada seorang anak disuruh orang tuanya untuk belajar. Nah, si anak tersebut menuruti keinginan orang tuanya. Sesampainya dikamar apakah anak itu belajar? Antara ya dan tidak. Ya jika si anak tersebut memang berniat untuk belajar. Tidak apabila didekatnya ada handphone.
Pernahkah terpikir dalam benak kita tentang orang – orang sukses diluar sana? Bagaimana orang – orang tersebut bisa sukses? Membaca adalah jawaban yang tepat. Dengan membaca berbagai macam referensi dari buku yang ada, mereka mendapat banyak sekali informasi yang berguna bagi mereka sendiri. Setelah membaca mereka mempraktikkan apa yang telah mereka baca dan mengembangkannya.
Namun, era globalisasi telah membuat banyak remaja terjerumus kearah yang kurang tepat. Dengan adanya social media semacam Facebook, Twitter, BBM, dan semacamnya membuat remaja agak malas untuk membaca buku. Penulis sendiri juga mengakui kalau membaca buku itu membosankan dan lebih memilih untuk membaca sms. Dari situ muncul penyakit yang sulit untuk disembuhkan yakni malas.
Sebenarnya, dengan dibuatnya social media adalah sebagai media berkomunikasi dan berbagi informasi ke sesama pengguna social media. Namanya juga anak muda bukannya digunakan sebagai ajang untuk berbagi informasi tapi digunakan sebagai ajang untuk mencari pasangan. Hal ini sebenarnya wajar karena sebagai manusia yang sedang mengalami fase pertumbuhan, wajarlah jika hal ini terjadi. Tapi alangkah baiknya jika sejak dini para remaja dididik untuk membudidayakan kegiatan membaca walau hanya 5 menit daripada menghabiskan 5 menit untuk hal yang tidak bermanfaat.
Mulai dari sinilah peran berbagai pihak sangat dibutuhkan dalam mengubah pola pikir remaja yang lebih memilih membaca sms daripada membaca buku. Pola pikir remaja yang kecanduan social media harus dirubah total agar tidak terjadi penyalahgunaan yang dapat berakibat fatal. Bukankah sudah banyak berita tentang penyalahgunaan Facebook yang berakibat penculikan, pemerkosaan, dan sebagainya. Pola pikir yang ada harus dirubah sedikit demi sedikit agar para remaja dapat menerima kenyataan kalau social media sebenarnya untuk sharing bukan untuk gaming, digunakan untuk berkomunikasi bukannya untuk mencari pasangan, dan sebagainya. Remaja saat ini haruslah diberi pengertian kalau “Membaca dapat mendulang prestasi”. Agar para remaja dapat menerima hal tersebut maka perlu bantuan dari berbagai pihak, yakni :
Orang Tua
Orang tua adalah salah satu pihak yang sangat berpengaruh bagi masa depan si anak. Harusnya orang tua memberikan pencerahan kepada anaknya bahwa lebih baik membaca buku daripada membaca sms, membaca buku lebih banyak manfaatnya daripada membaca sms, dan  agar anaknya mau menuruti kata – kata orang tuanya, hal yang perlu diperhatikan adalah si orang tua juga harus memberi contoh kepada anaknya. Dengan cara apa? Dengan cara lebih senang membaca buku daripada membaca sms.
Sekolah
Peran serta sekolah juga sangat berpengaruh. Karena dari sekolah inilah remaja dapat mengekspresikan dirinya. Sekolah harus memberikan kegiatan ekstrakurikuler, membuat banyak slogan – slogan menarik disekolah, membuat jam khusus untuk membaca, dan sebagainya. Karena bagaimanapun juga dari sekolah jugalah remaja pertama kali diajari membaca dan menulis.
Pemerintah
Pemerintah juga pihak yang tidak kalah penting dalam merubah pola pikir remaja dan masyarakat. Dalam hal ini, pemerintah juga harus ikut membantu dalam membudidayakan kegiatan membaca dengan cara membangun perpustakaan daerah dipelosok – pelosok desa, banyak membangun tempat membaca umum, dan sebagainya.
Setelah membaca, prestasi apa saja yang kita dapat?
   Banyak sekali prestasi yang kita dapat. Dari membaca kita bisa mendapat informasi yang mungkin belum diketahui orang banyak, menambah wawasan, bahkan membuat kita lebih daripada yang lain.
   Nah, bagi remaja yang masih sekolah. Orang yang suka membaca itu biasanya mendapat rangking yang baik di kelas?  Bukankah begitu? Lalu, kita juga sering sekali dibekali berbagai macam LKS, buku – buku paket, atau modul dari pihak sekolah agar kita mendapat informasi lebih yang bisa kita terapkan dikehidupan kita dan masyarakat sekitar. Dari membaca buku lalu mempraktikkan apa yang telah dibaca kepada masyarakat sekitar, apakah  itu bukan sebuah prestasi?
   Misalkan, kita punya cita – cita menjadi seorang dokter. Nah, kita perlu tau apa saja yang ada dibidang kedokteran. Untuk menjadi dokter, kita harus banyak membaca, mempelajari, dan mencari informasi dari buku – buku yang ada. Setelah dikira cukup, kita perlu praktik dengan orang yang lebih ahli dibidang kedokteran. Jika orang tersebut bertanya, kita sudah tau jawabannya karena kita membaca. Jadi, jalan untuk menjadi seorang dokter itu lebih terbuka karena kita telah mengetahui berbagai macam informasi dari membaca. Bukankah itu sebuah prestasi?
   Membaca itu banyak manfaatnya, baik untuk diri sendiri maupun orang lain. dari membaca kita mendapat banyak informasi. Berawal dari membaca kita dapat membantu orang lain. Dari membaca juga, kita dapat mendulang prestasi.
“Semua hal besar berawal dari hal yang kecil. Semua mimpi itu dapat terwujud jika kita dapat membaca.”
Siswa di SMK 1 Bawen, Tinggal di Ambarawa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar