Slogan kami

Redaksi Buletin Pustaka mengucapkan Selamat Hari Soempah Pemoeda, 28 Oktober 2013

Rabu, 31 Juli 2013

TAS DAN BUKUNYA BERPUTAR – PUTAR

 Meka Nitrit Kawasari

         Laila, gadis cilik berambut panjang itu masih termangu-mangu di bawah pohon mangga di halaman rumahnya. Sesekali kepala gadis kecil itu mendongak memandangi jalan setapak  di depan rumahnya. Dongakan itu entah sudah berapa kali ia lakukan, namun yang ia tunggu belum nampak juga.
            Satu jam berlalu, Laila masih saja bersandar di bawah pohon mangga satu-satunya yang ia miliki. Terererereret......!!!! Akhirnya yang ia tunggu datang juga, perempuan muda berkerudung hijau dengan wajah ramah itu sontak membuat Laila senang bukan kepalang. Dan karena sudah kepalang tanggung Laila meloncat, sekalian juga teriakannya membahana.
Hore bukunya dataaaaaaaaaaaaaangggggg!!!!!!
Belum juga perempuan yang kerap dipanggil Putri itu merebahkan tubuhnya ke tikar tempat Laila duduk, serentetan pertanyaan memburu bagaikan desingan peluru yang siap-siap menerobos kulit-kulit manusia.
            ”Kenapa lama sekali bu? Ibu dari mana aja to? Ibu gak kenapa-kenapa kan?Ada buku baru buat Laila kan bu??ayolah bu mana?mana bu bukunya?”Laila terus mengoceh tanpa jeda. Putri pun tersenyum sembari meletakkan tas punggung, tas selempang plus dua tas tenteng di tangan kanan dan kirinya yang langsung diserbu dan diobrak-abrik Laila.
            Secuplik kisah dari sebrang mengantarkan pembaca untuk menikmati untaian kata  dan kalimat yang mendayu-dayu setelah kisah di atas terlampaui.
            Kisah di atas nyata adanya, namun diolah dengan menambahkan penyedap rasa plus dengan bentuk berbeda. Putri adalah salah satu guru muda yang mendapatkan tugas mengajar di salah satu wilayah pelosok negeri ini. Setiap hari setelah mengajar, Putri akan berkeliling, berputar-putar sembari menggendong dan menenteng tas berisi buku-buku bacaan untuk anak-anak didik dan masyarakat sekitar tempatnya bertugas.
            Tak hanya ia, teman-teman seperjuangannya yang tersebar di berbagai pelosok Indonesia juga melakukan hal ini. Panas, hujan, dan lelah tak jua ia pedulikan, semangatnya terus membara, melangkahkan kaki setapak demi setapak untuk menyalakan kegemaran membaca serta membagikan ilmu kepada setiap insan di tempatnya hidup kini.
            Riang hatinya melihat anak-anak didik serta masyarakat selalu menanti kehadiran buku-buku yang ia bawa. Kondisi ini berubah drastis ketika sebelum ia dan rekan-rekannya datang. Masyarakat dan para pelajar di daerah-daerah tempat ia dan rekan-rekannya ditugaskan, awalnya masih kekurangan bahan bacaan yang berkualitas. Tak urung, kebiasaan membacapun tak bisa melekat erat di benak mereka. Ditambah wilayah tempat tinggal mereka yang terbilang pelosok dan jauh dari hiruk pikuk kota, menambah sulitnya buku bacaan yang dapat mereka manfaatkan. Majalah dan koran saja hanya orang-orang tertentu yang bisa membeli, itupun belum tentu dua minggu atau sebulan sekali. Ah lengkaplah sudah derita mereka, tak dapat membuka jendela dunia, karena sang jendela belum terpasang dengan cantiknya.
            Huff pasti sedih sekali melihat mereka yah....sementara di kota-kota, perpustakaan yang telah tersedia dengan gedung yang nyaman, buku yang beranegaragam, ada wifi, ada komik, ada ac, kipas angin, mesin fotocopy dsb masih saja belum banyak yang mengidolakan. Ada juga Taman bacaan yang menjamur dengan beragam program dan bacaan. Sedangkan di desa-desa itu....hanya buku tulis yang setiap hari dapat mereka lihat dan sentuh. Miris sekali yah pembaca....
            Untung ada para guru muda yang bersedia meneteskan peluh dan menebarkan senyum serta menyalakan obor-obor ilmu itu. Menjadi perpustakaan berputar adalah salah satu tugas mereka disamping tugas mengajar selama setahun di wilayah penempatan.
            Perpustakaan berputar ini merupakan salah satu program dari ”Indonesia Mengajar” dengan sang pelopor, Anies Baswedan. Bapak yang peduli akan pendidikan anak-anak ini membuat program perpustakaan “Indonesia Menyala” untuk wilayah penempatan para Pengajar Muda di berbagai pelosok Indonesia. Program ini dibuat berdasarkan pengamatan lapangan para pengajar muda terdahulu. Secara online, perpustakaan ini diluncurkan pada tanggal 15 April 2011 dengan dua bentuk. Bentuk pertama adalah perpustakaan tetap, yaitu perpustakaan permanen dan menetap di sekolah-sekolah tempat para pengajar muda mengajar. Bentuk kedua adalah perpustakaan berputar yang telah dikisahkan di atas, perpustakaan yang menempel di tubuh para pengajar muda.
            Perpustakaan melekat dan berputar ini terletak di 140 Sekolah Dasar di 16 Kabupaten se-Indonesia. Tentunya di SD dan daerah tempat para pengajar muda bertugas. Ke-16 Kabupaten tersebut adalah Kabupaten Paser (Kalimantan Timur), Kabupaten Majene (Sulawesi Barat), Kabupaten Bengkalis (Riau), Kabupaten Halmahera Selatan (Maluku Utara), dan Kabupaten Tulang Bawang Barat (Lampung), Kabupaten Aceh Utara (Nanggroe Aceh Darussalam), Kabupaten Musi Banyuasin dan Kabupaten Muara Enim (Sumatra Selatan), Kabupaten Lebak (Banten), Kabupaten Gresik (Jawa Timur), Kabupaten Kapuas Hulu (Kalimantan Barat), Kabupaten Kep. Sangihe (Sulawesi Utara), Kabupaten Bima (Nusa Tenggara Barat), Kabupaten Rote Ndao (Nusa Tenggara Timur), Kabupaten Maluku Tenggara Barat (Maluku), dan Kabupaten Fakfak (Papua Barat). 
            Nama “Indonesia Menyala” tak bukan tanpa arti. Banyak harapan yang ingin diraih dari nama itu. Menjadi anak-anak desa yang menyala, denga membaca buku yang baik bersama para pengajar muda, menjadi baik juga akal dan budi mereka. Jika digambarkan, bagaikan ribuan dan jutaan lampu yang menyalakan Indonesia dari seluruh pelosok negeri. Filosofi ini seperti ungkapan Bapak Anies Baswedan di https://indonesiamengajar.org/tentang-indonesia-mengajar/indonesia_menyala/.
            Program perpustakaan berputar ini unik adanya. Selain dibawa oleh para pengajar muda dengan berputar-putar di desa, buku perpustakaan yang satu ini pun berputar pula. Dalam periode tertentu, buku yang telah ludes dikonsumsi oleh para pelajar dan masyarakat salah satu desa penempatan pengajar muda, maka buku tersebut akan diputar kepada pengajar muda di desa lain yang masih bertugas di satu kabupaten. Wah asyik kan...jadi buku-buku itu tak hanya bisa dinikmati oleh salah satu desa saja, tapi bergantian.
            Tak hanya itu, para pengajar muda bebas menerima kiriman buku-buku bacaan yang sesuai dari para “penyala”, keluarga, kolega, atau teman-teman mereka selain mendapatkan buku dari para “penyala” di kantor pusat Indoesia mengajar. Penyala merupakan orang-orang yang tergerak hatinya untuk mendonasikan dana atau buku untuk anak-anak bangsa di berbagai pelosok negeri.
            Selain perpustakaan tetap di sekolah dan perpustakaan berputar, para pengajar muda ini tak tertutup kemungkinan untuk membuat atau menghidupkan kembali perpustakaan di tingkat kecamatan atau desa di wilayah penempatan mereka. Banyak memang perpustakaan yang “mati segan, hidup pun tak mampu”, seperti ungkapan salah satu pengajar Muda, Putri. Kala itu Putri bertugas di salah satu Sekolah Dasar di Pulau Bawean, Kabupaten Gresik Jawa Timur.
            Hmmmm benar-benar perjuangan yang tak singkat dan tak mudah untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Dan para pemuda serta para orang dewasa yang peduli pendidikan anak muda tersebut tak lantas hanya berpangku tangan atau berkoar-koar memprotes pemerintah dengan berbagai ancaman saja. Mereka lebih rajin menggerakkan tangan, berkoar-koar mengajak tetangga-tetangga sebelah untuk mendonasikan buku, serta mengajak tunas muda untuk membagikan ilmu plus mewujudkan hak anak untuk mendapatkan pendidikan secara merata.
Dan kalau bukan kita yang peduli, lalu siapa lagi???? Anak-anak seperti Laila, Icha, Zakiya, Fuddin, Susan (beberapa siswa-siswi Putri) dll akan mempunyai mata yang berbinar melihat berbagai buku di sekitar mereka setiap hari. Ah senangnya melihat anak-anak itu!!! Anak-anak bangsa penerus harapan bangsa. Jadi ada 1 jenis perpustakaan lagi kan??? ”Perpustakaan Berputar”.
Jl. Cenderawasih, No. 27 RT 2 RW 1, Karangjati, Bergas, Kab. Semarang. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar