Slogan kami

Redaksi Buletin Pustaka mengucapkan Selamat Hari Soempah Pemoeda, 28 Oktober 2013

Rabu, 31 Juli 2013

SEJARAH DESA POPONGAN

Oleh Tri Mulatno

Pada tahun 1825-1830 terjadi Perang Diponegoro, ketika meletus Perang Diponegoro Kyai Trunojoya, Kyai Mertodipuro, dan Kyai Singoyudo putra-putra Ki Ageng Mangunjoyo yang menjadi prajurit Sorogeneng satuan tamtama pegawai raja yang membidangi masalah senjata api meriam/ altireli secara diam-diam diperintahkan Pakubuwono VI Raja Solo untuk membantu perjuangan Pangeran Diponegoro di daerah Tegal Rejo- Selarong,  setelah beberapa bulan bergambung dengan pasukan Pangeran Diponegoro di Tegalrejo, Kyai Trunojoyo dan saudara-saudaranya diminta Nyai Ageng Serang untuk memperkuat Pasukan Notoprajan untuk memperkuat pimpinan Raden Mas Papak yang bermarkas di daerah Serang Purwodadi, karena loyalitas dan dedikasinya yang tinggi dalam membantu perang Diponegoro, maka Kyai Trunoyudo dan pasukannya di percaya Raden Mas Papak menjadi Senopati Prajurit Notoprajan yang bertugas mengamankan Wilayah Distrik Salatiga dan sekitarnya.
Ketika berada di Salatiga, menjadi senopati Pasukan Notoprajan yang bertugas mengempur loji-loji dan taksi militer Belanda di Salatiga. kemudian untuk memperkuat posisinya di Salatiga, Kiai Trunojoyo menjalin konspirasi dengan Pasukan Sawung Gagatan pimpinan Tumengung Prawirodigdoyo yang memiliki basis kekuatan di daerah Wonosegoro Karanggede dan sekitarnya. Pada tahun 1827 namun karena kejelian telik sandi kompeni yang sudah di sebar ke desa-desa, akhirnya markas Kiai Trunojoyo d Dusun Pete Desa Sukoharjo Pabelan Salatiga diserang pasukan Kompeni Belanda, mereka bertempur habis-habisan, tetapi karena kalah, dalam bidang persenjataan dan jumlah prajurit maka Pasukan Notoprajan dapat didesak mundur. Kiai Trunojoyo bersama-sama sisa pasukanya menyingkir untuk menyelamatkan diri kearah utara melewati Dusun Batur, Kauman Kidul, Surowangsan Pabelan, Macanan hingga sampailah di suatu tempat yang sekarang dikenal sebagai "Dusun Bantar".
Sesampainya di Dusun Bantar karena Pasukan Kumpeni Belanda tidak melakukan pengejaran lagi, mereka berhenti di tempat itu, dan membuat gubuk-gubuk darurat sebagai tempat berteduh. Namun demikian karena tenaganya sudah terkuras habis dan juga mereka sudah kehabisan perbekalan akibat markasnya dibumihanguskan Pasukan Kompeni Belanda, akhirnya selama beberapa hari berada di bantaran Kali Karanglo, terkena pagebluk wabah penyakit muntaber atau diare selanjutnya karena tidak tertolong sarana medis maka banyak prajurintnya yang meninggal. oleh Kiai Trunojoyo, para prajuritnya yang meninggal itu di makamkan secara massal di satu areal makam tersendiri di makam Dusun Bantar.
Belum reda suasana penderitaan yang dialami Pasukan Notoprajan, Pasukan Kumpeni Belanda melakukan penyerbuan, namun sebelum mereka sampai di Dusun Bantar, mata-mata Pasukan Notoprajan sudah mengetahuinya, kemudian atas komando Kiai Notoprajan, para prajurit yang masih sekarat dan tidak kuat berjalan di tempat yang aman. Meraka baru menghentikan langkahnya setelah menemukan tempat yang aman yang letaknya tidak jauh dari Dusun Bantar. Selama berada di tempat persembunyian yang baru tersebut mereka berusaha merawat para prajurit yang sakit dengan daun-daunan, karena ketekunan dalam mengobati dengan sarana obat-obat alternatif, maka tanpa disadari selama beberapa hari berada di tempat yang sekarang dikenal dengan Dusun Patet akhirnya para prajurit yang selama ini tidak berdaya dapat sembuh dan mereka dapat terhindar dari pagebluk penyakit muntaber. namun demikian para prajurit yang meninggal di Petet kemudian pemakamannya dijadikan satu lokasi pemakaman.
Pada tahun 1930 Perang Diponegoro telah usai dengan tertangkapnya  pangeran Diponegoro maka berangsur-angsur perlawanan rakyat terhadap belanda dapat di padamkan. Pemerintah dengan berakirnya perang dan ingin menutup kerugian yang di alami akibat perang yang berlangsung lama dan menimbulkan kerugian yang besar maka mencanangkan politik tanam paksa. sebagai upaya politik tanam paksa di Salatiga dapat berjalan dengan baik maka Kyai Trunojoyo diangkat panewu Distrik Salatiga. Untuk memudahkan tugas-tugasnya kemudian kyai Trunojoyo mengangkat kerabat-kerabatnya menjadi penatus dan demang desa di wilayah Panewon Distrik salatiga. Sebagai langkah untuk memudahkan dalam tugas. Beberapa kerabat Kyai Trunojoyo yang kemudian diangkat menjadi Demang adalah Kyai Mertodipuro diangkat menjadi Demang Tembelangan, Kyai Mangun Menggolo menjadi Demang Rejosari, Kyai Singoyudo menjadi Demang Mangir Kalijambe, kemudian putra-putra Kyai Trunoyudo seperti Kyai Tarunodiwiryo diangkat menjadi demang Jembrak, Kyai Sirodiwiryo menjadi Demang Batur Bringin, Kemudian salah satu putranya yang menjadi menantu Wedono Salatiga yang kemudian diangkat menjadi demang panetus Bringin I adalah Raden Surosudiro.
Setelah Raden Surosudiro ini di percaya menjadi panetus Bringin, sebagai upaya untuk mengenang peristiwa-peristiwa peperangan yang telah berlangsung di wilayah wilayah Panewon Distrik Bringin,sebagai upaya untuk mengenang peristiwa –peristiwa peperangan yang telah berlangsung di panewon Distrik Bringin khususnya diwilayah kepenatusan   Bringin,  maka tempat-tempat yang dulunya dipakai sebagai markas tempat persembuyian Pasukan Notoprajan di sekitar bantaran kali Karanglo diabadikan menjadi nama-nama pedukuhan / padusunan seperti nama Dusun Bantar, Dusun Popongan dan Dusun Patet.
Pada tahun 1859 Politik Tanam Paksa sudah mulai perlahan-lahan di hapuskan, karena wilayah Dusun Bantar, Popongan dan Petet sudah menampakkan sebagai lahan-lahan pertanian yang subur dan perkampungan juga sudah banyak yang dihuni penduduk, maka atas atas kebijaksanaan dari Kyai Surosudiro Panetus Bringin I, Dusun Bantar , Dusun Popongan, dan Dusun Petet di tetapkan menjadi wilayah pemerintahahn Desa Kademangan Petet Kepenatusan Bringin.

*Pamong Desa Bringin

1 komentar:

  1. Blackjack game overview | Drmcd
    Learn the basics 광명 출장마사지 and strategies for blackjack games using 동해 출장마사지 our casino software. 청주 출장마사지 Learn strategy, strategies, and strategy to win at 충주 출장안마 this gambling License: Connecticut, PA, WV, DANA, 경상남도 출장마사지 NAP, WJU. Number of players: 1–4

    BalasHapus