Slogan kami

Redaksi Buletin Pustaka mengucapkan Selamat Hari Soempah Pemoeda, 28 Oktober 2013

Kamis, 17 Juni 2010

FROM PERPUS WITH LOVE


FROM PERPUS WITH LOVE
Oleh: Winar suci rahayu

           Deretan aneka buku tersusun rapi di rak, pengunjung keluar masuk ke gedung perpustakaan silih berganti, banyak orang di ruangan namun tidak ada gaduh sedikitpun. Mereka sibuk membaca dan mencari buku yang di inginkan, tapi tidak untuk seseorang, pemuda itu tengah duduk di satu sudut perpustakaan ia memegang sebuah buku namun matanya tidak fokus pada buku itu, tatapannya terus tertuju pada seorang gadis yang tengah sibuk melayani para pengunjung yang ingin meminjam dan mengembalikan buku.
            Yach...pemuda itu adalah mario, sungguh mengherankan memang kenapa dia bisa ada di perpus ini, karena semua orang yang mengenalnya tahu bahwa mario bukanlah perpustaholic bahkan dia sangat tidak suka membaca buku. Tapi  sudah seminggu ini ia terlihat mondar-mandir ke perpus, ya kenapa lagi kalo bukan karena gadis manis penjaga perpus yang bikin hati mario klepek-klepek dan bikin mario rajin nongkrong di perpus ketimbang di kafe tempat ia biasa nongkrong.
            Seperti siang itu, mario menginjakkan kaki ke perpus demi gadis manis itu, tiba-tiba seseorang menepuk bahunya dia adalah radit sobat kental mario, “Hei man! .... kamu rugi  nongkrong di perpus cuma buat melitotin gadis doank, mending kamu baca tu buku  biar kamu tambah pinter....”, kata radit. ”...man, gadis itu sungguh luar biasa, mataku gak bisa berpaling darinya “ sahut mario. “ kenapa kamu gak deketin dia aja??” saran radit, “gimana caranya?” tanya mario, ”ya kamu pinjam buku kek...” jawaab radit.
Mario pun mengikuti saran radit, ia melangkah mendekati meja gadis itu.
Mau pinjam buku mas??” tanya sang penjaga perpus , “I...i..ya “ jawab mario dengan agak gugup.
Sudah seminggu ini saya lihat mas setiap hari datang ke perpus ini tapi tak sekalipun meminjam bahkan membaca buku-buku itu, sayang lho mas disini cuma duduk-duduk aja” ucap gadis itu dengan senyum mengembang.
Mario tertegun di buatnya ia merasa malu dan menyasal dengan apa yang ia lakukan selama ini, dalam hati, ia membenarkan kata-kata radit dan gadis itu, percuma dia datang ke perpus kalo cuma buat bengong, toh, buku-buku di sini bagus-bagus dan bisa bikin pinter.
            Keesokan harinya, mario kembali datang ke perpus dengan penuh semangat, kali ini ia tidak hanya berniat untuk menemui gadis itu tapi juga berpetualang mencari hal-hal baru lewat buku, ketika ia sedang larut dalam buku yang ia baca, tak sengaja matanya tertuju pada sosok gadis manis yang sedang merapikan rak dan terlihat di belakangnya ada sosok pria tampan yang membantunya, gadis itu berjalan ke arah rak di samping mario “Hai mas, baca buku apa??” sapa gadis itu ramah
Ini, cuma baca buku otomotif”, jawab mario
“Oh ya, kenalkan dia tedy, tunanganku” kata gadis ayu itu menunjuk pria di belakangnya, brak!!!!!...hati rio patah berkeping-keping, dia sungguh kecewa.
Radit berusaha menghiburnya “Sudahlah rio, jangan sedih gitu, cewek kan bukan dia aja, lagian semua ini kan ada hikmahnya, kejadian ini sudah mengubahmu manjadi lebih baik” kata radit. Mario pun menjawab “ Kamu bener dit, meski aku tidak mendapatkan gadis itu, tapi sekarang aku tahu bahwa ternyata perpustakaan itu tempat yang menyenangkan dan gak ngebosenin  seperti yang aku pikir selama ini, dan kita juga bisa berpetualang hanya dengan membaca itu lebih bermanfaat ketimbang nongkrong-nongkrong gak jelas”. Dan bermula dari suka pada gadis penjaga perpus itulah mario kini menyukai buku dan perpustakaan.

*/ penulis adalah salah satu pengurus taman baca azzahra yang terletak di dusun gelap Nyatnyono Ungaran

Tidak ada komentar:

Posting Komentar