Slogan kami

Redaksi Buletin Pustaka mengucapkan Selamat Hari Soempah Pemoeda, 28 Oktober 2013

Jumat, 18 Juni 2010

Menumbuhkan budaya gemar membaca masyarakat Indonesia


Menumbuhkan budaya gemar membaca masyarakat Indonesia
Oleh: Juwariyah, A.Ma

"BUKU adalah jendela dunia".
Ungkapan klise yang masih belum disadari masyarakat. Sebagian besar memaknai kata-kata di atas hanya sebagai kata bijak tanpa perlu perenungan. Padahal, kemajuan suatu bangsa dipengaruhi oleh kebiasaan membaca sejak dini. Kegiatan gemar membaca harus didukung berbagai pihak, karena program tersebut mampu menciptakan generasi yang berkualitas, beriman dan bertakwa.
Bangsa Indonesia menetapkan Mei sebagai bulan Buku Nasional serta September sebagai Bulan Gemar Membaca dan Hari Kunjung Perpustakaan, yang dicanangkan oleh Presiden RI tahun 1995. Kegiatan ini saling berkaitan dan menopang satu sama lain, karena tidak mungkin membentuk manusia yang gemar membaca tanpa bahan bacaan yang memadai.
Kesadaran ini diharapkan  meningkatkan peringkat Indonesia dalam pengembangan  sumberdaya manusia. Seperti yang dikutip Human Development Index (HDI) bahwa Indonesia termasuk nomor urut 110 dari 177 negara di dunia. Sementara, negara Thailand berada di urutan 70, Malaysia 59, Philipina 77, Cina 96, dan Vietnam 109. Jelas sekali bahwa kita masih sangat jauh tertinggal dari berbagai negara berkembang (Sumber UNDP). Berdasarkan data ini, minat baca masyarakat Indonesia untuk kawasan Asia Tenggara hanya menduduki peringkat keempat.
Sesungguhnya, dengan membaca buku wawasan pengetahuan kita menjadi bertambah. Banyak informasi dan pengetahuan yang akan kita dapatkan dari membaca buku. Tapi di negara kita, harus diakui, buku belum menjadi suatu kebutuhan yang diperhitungkan atau belum menjadi skala prioritas karena beberapa faktor seperti yang telah disebutkan di atas.
Apabila rendahnya minat dan kemampuan membaca masyarakat kita dibiarkan sampai pada suatu saat tetap status quo maka dalam persaingan global kita akan selalu ketinggalan dengan sesama negara berkembang, apalagi dengan negara-negara maju lainnya. Kita tidak akan mampu mengatasi segala persoalan sosial, politik, ekonomi, kebudayaan dan lainnya selama SDM kita tidak kompetitif, karena kurangnya penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi, akibat lemahnya kemauan (minat) dan kemampuan membaca.
Adapun unsur-unsur yang dapat memperlancar perkembangan minat baca masyarakat antara lain:
1. Keluarga
Keluarga adalah elemen terkecil dalam masyarakat. Di lingkungan keluargalah pendidikan pertama kali dilakukan. Oleh karena itu, peran keluarga dalam menumbuhkembangkan minat baca masyarakat tidak dapat dilupakan. Memberikan contoh langsung adalah cara terbaik dalam menumbuhkan minat membaca dalam keluarga. Inilah yang dalam sistem among yang dicetuskan oleh Ki Hajar Dewantara disebut dengan “ing ngarsa sung tuladha”. Orang tua wajib memberikan contoh (tuladha) secara langsung sehingga anak terbiasa membaca dan mendiskusikan bacaannya dengan orang tua. Orang tua juga harus melatih rasa ingin tahu anak, bukan mendiktenya sehingga anak akan memiliki daya kreativitas yang lebih tinggi. Karena pada dasarnya membaca dapat mengembangkan kreativitas manusia. Selain itu, menumbuhkan minat baca dalam keluarga yang menjadi cikal bakal berkembangnya minat baca masyarakat dapat pula dilakukan dengan membudayakan memberi buku sebagai hadiah.
2. Perpustakaan
Perpustakaan memegang peranan yang sangat penting dalam menumbuhkan minat baca masyarakat. Di perpustakaan masyarakat dapat memperoleh informasi bacaan dan berbagai referensi yang dibutuhkan dengan cepat dan tepat. Peran perpustakaan tidak dapat digantikan oleh internet secara penuh. Oleh karena itu, peran perpustakaan tetap tidak dapat dipisahkan dari dunia membaca. Adapun langkah-langkah yang dapat dilakukan oleh perpustakaan dalam menumbuhkan minat baca, antara lain dengan menambah koleksi-koleksi buku yang ada dengan buku yang menarik minat masyarakat, melengkapi fasilitas perpustakaan dan mewujudkan pustakawan sahabat pemustaka.
3. Pemerintah
Peran pemerintah dalam mengembangkan minat baca masyarakat adalah dengan mendukung dan menyelenggakarakan kegiatan yang berkaitan dengan tujuan tersebut, misalnya: lomba-lomba kepenulisan, pameran dan bedah buku, temu penulis, pelatihan kepenulisan, dan lain-lain. Kegiatan-kegiatan semacam itu harus dikemas semenarik mungkin sehingga masyarakat merasa tertarik dan merasa familiar dengan acara tersebut. Selain itu, pemerintah perlu lebih memperhatikan perkembangan organisasi kepenulisan di masyarakat, sekolah maupun berbagai universitas di daerahnya, karena organisasi-organisasi itulah yang secara tidak langsung ikut mengembangkan minat baca masyarakat.
Langkah pertama menumbuhkan budaya gemar membaca adalah dengan memperkenalkan arti penting membaca. Selanjutnya perlu membentuk kebiasaan membaca mulai dari keluarga, dilengkapi dengan fasilitas perpustakaan dan dukungan pemerintah. Perlu ditekankan bahwa dengan membentuk kebiasaan, lama-lama kebiasaan yang membentuk kita. Menjadikan membaca sebagai kegiatan pokok yang setara dengan makan dan minum (harus dilakukan setiap hari) adalah puncak tujuan budaya gemar membaca.
*\Pengajar Madrasah Ibtidaiyah Negeri Jambu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar