Slogan kami

Redaksi Buletin Pustaka mengucapkan Selamat Hari Soempah Pemoeda, 28 Oktober 2013

Kamis, 17 Juni 2010

Menggairahkan Kembali Perpustakaan Sekolah


Menggairahkan Kembali Perpustakaan Sekolah
Oleh: Budiyanti, SPd.

Pada saat istirahat penulis menyempatkan diri berkunjung ke perpustakaan. Penulis tercengang karena perpustakaan hanya dikunjungi oleh beberapa orang. Pada istrahat lain penulis bertanya pada siswa, berapa kali siswa berkunjung ke perpustakaan . Mereka menjawab bahwa hanya seminggu sekali atau ada anak yang menjawab selama dua tahun di sekolah belum pernah pergi ke perputakaan bahkan memijam pun belum pernah. Kartu perpustakan dibiarkan kosong tanpa ada catatan peminjaman.
Sungguh ironis , pada era globalisasi,  siswa kurang peduli akan adanya perpustakaan. Perpustakaan dianggap sebagai gudang buku semata. Siswa akan pergi ke perpustakaan kalau disuruh guru untuk meminjam buku paket atau kamus.  
Pada zaman yang serba canggih , perpustakaan yang merupakan jantungnya sekolah harusnya menjadi kebutuhan vital bagi siswa. Perpustakaan sebagai jendela dunia mestinya dimanfaatkan secara maksimal. Seorang pelajar dapat menggali sebanyak mungkin ilmu dengan membaca di perpustakaan. Namun, kenyatannya perpustakan dijadikan pilihan kedua bagi siswa. Mereka memilih mengisi perut daripada pergi ke perpustakaan . Mengapa hal ini terjadi ?
Ada beberapa hal yang harus dibenahi agar perpustakaan kembali semarak dan tidak lagi lesu ( mati enggan hidup tak mau ). Pertama, koleksi buku kurang. Siswa tidak akan berbondong-bondong ke perpustakaan jika buku yang tersedia kurang lengkap. Para siswa akan malas datang ke perpustakaan jika disuguhi buku-buku yang lama dan cenderung kuno. Mereka menginginkan buku-buku yang baru misalnya, novel –novel yang baru, cerita-cerita yang menarik, tabloid yang baru, atau koran yang baru juga.
Kedua, tempat kurang strategis. Tempat yang jauh akan membuat siswa malas pergi ke perpustakan. Siswa harus berfikir dua kali andai tempat perpustakaan  jauh dari kelasnya. Mereka mengnggap waktunya akan habis di jalan. Gedung perpustakan sebaiknya menempati di tengah –tengah gedung lain. Hal itu akan membuat siswa mudah menjangkau perpustakan.
Ketiga, petugas perpustakaan kurang profesional. Tidak semua sekolah menempatkan petugas khusus untuk mengelola perpustakan. Kadang, perpustakaan hanya dikelola oleh petugas asal-asalan. Petugas perpustakan sebaiknya mengetahui seluk-beluk perpustakan. Petugas harus mempunyai bekal untuk mengelola perpustakaan. Bekal bisa didapat dengan mengikuti pelatihan-pelatihan tentang perpustakan. Selain itu, petugas perpustakaan harus ramah dalam melayani peminjam . Keramahan petugas akan membuat pengunjung betah dan krasan untuk berlama-lama di perpustakaan. Saat jam kosong mereka ingin selalu pergi ke perpustakaan.
Keempat, penataan buku. Penataan buku yang baik, dan sesuai dengan jenis buku akan membuat pengunjung mudah mencari buku yang dikehendaki. Buku yang dicari akan terlihat jelas sesuai dengan kode- buku yang dicari. Penataan buku yang baik akan terlihat indah dipandang mata dan suasana pun lebih nyaman dan tidak terkesan kumuh.
Kelima, peran serta guru. Peran serta guru akan berpengaruh pada perkembangan perpustakaan. Para siswa akan merasa jenuh jika pembelajaran hanya di kelas. Ajaklah para siswa pergi keperpustakan. Saat pelajaran bahasa Indonesia pada  kompetensi dasar menulis karya ilmiah sederhana, menulis surat pembaca atau mebaca grafik, kita ajak siswa ke perpustakaan. Selain itu, guru lain bisa memberi tugas  yang berubungan dengan bidangnya. Semakin banyak guru memerankan perpustakan sebagai ajang pembelajaran ,akan semakin cepat terlihat gema perpustakaan itu.
Keenam, peran sekolah. Sekolah sebagai lembaga yang menaungi perpustakaan harus berperan aktif dalam perkembangan perpustakaan. Maju mundurnya perpustakaan tergantung sejauh mana peran sekolah terhadap perpustakaan. Sekolah bisa mengalokasikan dana dari pemerintah untuk memperbanyak koleksi buku. Setiap akhir tahun siswa diharapkan untuk memberi kenang-kenangan berupa buku. Hal itu tentu saja peran kepala sekolah sangat penting. Dengan cara seperti itu buku akan selalu bertambah.
Ketujuh, kreativitas petugas. Untuk menyemarakkan perpustakaan petugas dapat menyiasati dengan berbagai cara, misalnya, petugas membuat guntingan-guntingan kertas yang sudah tertera nama kelas. Setiap pengunjung mengambil satu guntingan kertas tadi untuk dimasukkan di kotak yang tersedia sesuai dengan kelasnya. Setiap satu semester kita umumkan di saat upacara. Kotak yang paling banyak guntingan berarti kelas yang paling banyak berkunjung ke perpustakan. Cara lain , petugas mendata siswa yang paling banyak meminjam buku  dan beri hadiah. Dengan cara-cara seperti itu para siwa akan termotivasi untuk datang ke perpustakaan.
Selain itu, petugas perpustakaan dapat bekerja sama dengan OSIS untuk menyelenggarakan lomba. Lomba dapat dilakukan setelah mid semester atau sesudah semester. Lomba  dapat berupa mencari kosa kata tercepat, lomba membaca cerita atau puisi , lomba membuat sinopsis cerita. Materi lomba harus diperoleh dari perpustakaan sekolah. Dengan cara seperti itu perpustakan sekolah akan semarak dan tidak sepi lagi.
Dari beberapa komponen tersebut penulis berharap perpustakan sekolah tidak dipandang sebelah mata oleh siswa. Kerjasama yang baik antara siswa , guru, petugas perpustakaan dan sekolah akan berdampak sangat signifikan terhadap perkembangan perpustakaan. Dengan demikian perpustakaan dapat dijadikan teman yang kental bagi siswa dan menjadi kebutuhan utama untuk mengembangkan potensi diri.
Pendidik di SMP 1 Sumowono, Kab. Semarang. HP . 085641334131

Tidak ada komentar:

Posting Komentar