Slogan kami

Redaksi Buletin Pustaka mengucapkan Selamat Hari Soempah Pemoeda, 28 Oktober 2013

Kamis, 17 Juni 2010

TAMAN SISWA – TAMAN BACAAN



TAMAN SISWA – TAMAN BACAAN
Oleh : Radito Prahoro

Dorongan untuk membuat manusia melangkah kearah kemajuan adalah rasa ingin tahu (curiosity)…

Ki Hajar Dewantoro, penggagas pertama adanya “Taman Siswa” mengingatkan kita bagaimana perjuangan beliau yang maha hebat. Ia memiliki gagasan untuk mendirikan sekolah “Taman Siswa” bagi pribumi nusantara, walaupun dahulu dalam keadaan sulit tapi ia mampu untuk mewujudkan pendirian Taman Siswa. Berbahagialah pribumi nusantara waktu itu, berkat didirikannya “Taman Siswa” warga pribumi nusantara bisa mengecap pendidikan di jaman penjajahan.
Ditinjau secara etimologis (Ilmu asal kata) nama “Taman Siswa” tersusun dari kata; taman, yang berarti ke-utama-an (bahasa jawa) dan siswa dari kata sisya berarti penerima wejangan/nasehat (bahasa sansekerta). Jadi Taman Siswa mempunyai arti memberikan nasehat (siswa) agar mempunyai sifat-sifat yang utama. Apabila ditinjau dari falsafahnya taman berarti keindahan alam semesta (mikro) terhadap alam semesta (makro)yang berisi tanaman bunga, kolam, dsb. Hal itu mengisyaratkan, bahwa siswa dalam proses belajar dapat merasa tenteram hatinya tanpa adanya keterpaksaan. Belajar itu seperti bermain di taman.
Ki Hajar dewantoro dengan konsep taman siswanya haruslah diteladani oleh seluruh siswa maupun pengampu di semua tingkatan pendidikan, baik TK, SD sampai jenjang SMA.
Mengapa demikian?,
            Melihat realita  siswa saat menuntut ilmu di sekolah, siswa sering merasa jenuh dan seakan tertekan dengan materi yang diberikan. Akibatnya siswa tidak mampu menerima pembelajaran, ada yang menanggapi dengan tidur di kelas maupun tidak jarang membolos karena kejenuhan siswa dengan situasi pembelajaran di sekolah.
Konsep Taman Siswa berarti bahwa belajar itu indah, walaupun terkadang sulit, tapi bisa membuat hati terasa tenteram.
Tidak jauh berbeda dengan Pahlawan Besar Bangsa Indonesia, Bung Karno. Beliau pernah membuat sebuah tulisan tentang fungsi utama membaca. Dengan membaca sebuah buku, kita dapat mengetahui sejarah bangsa Iran, Amerika, India dan Arab tanpa kita datang langsung ke negara tersebut. Kalau kita ingin berhadapan langsung dengan tokoh-tokoh besar dunia seperti Mahatma Gandhi, Einstein, Karl Marx dalam hal pemikiran – pemikirannya, maka jalan satu-satunya yang paling mudah adalah dengan membaca tulisan –tulisannya.
Sesuatu hal yang tadinya kita tidak tahu menjadi tahu tanpa kita harus pergi kemana-mana hanya duduk membaca buku sambil mengolah pikiran saja. Jadi membaca buku adalah sarana terpenting untuk memajukan siswa itu sendiri.
Bagaimana membuat sekolah bisa menjadi ”Taman Siswa” yang mampu membuat siswa merasa tentera dan bersemangat dalam menuntut ilmu? Taman Siswa akan berkembang apabila didukung oleh taman bacaan beserta fasilitasnya. Taman Bacaan atau perpustakaan itu memberikan solusi Taman Siswa untuk berkembang lebih maju secara cepat karena membukakan jendela pengetahuan yang luas terhadap siswa itu sendiri. Yakni dengan adanya semangat membaca oleh siswa serta ketersediaan media berupa buku. Baik buku bacaan sederhana hingga buku pengetahuan dari berbagai disiplin ilmu antara lain: ilmu sosial, ilmu eksata, ilmu matematika, ilmu terapan praktis, ilmu budaya, ilmu astronomi, ilmu psikologi, dan lain sebagainya.
Di sekolah memang perlu perpustakaan dengan fasilitas yang lengkap untuk meningkatkan pengetahuan siswa. Buku-buku yang disediakan sedapat mungkin beranekaragam, sehingga para siswa dapat memilih buku yang akan dibacanya. Disamping itu peran Perpustakaan Daerah disetiap kota menjadi lebih berarti, dimana para siswa bisa menimba ilmu diluar sekolah. Sarana pendukung lain di Perpustakaan Daerah yang perlu disematkan adalah fasilitas jaringan Internat, karena dengan adanya internet kita dapat mencari pengetahuan yang baru dalam semua disiplinnya tanpa batas waktu.
Taman Siswa atau Sekolah, Taman Bacaan atau Perpustakaan hakekatnya adalah satu, dua tapi satu, saling melengkapi. Sekolah tanpa perpustakaan adalah kosong tak ada artinya seperti perahu tanpa pengemudi.
*\ Pemerhati perpustakaan, tinggal di Panjang Kecamatan Ambarawa Kabupaten Semaarng

Tidak ada komentar:

Posting Komentar