Slogan kami

Redaksi Buletin Pustaka mengucapkan Selamat Hari Soempah Pemoeda, 28 Oktober 2013

Kamis, 02 Juni 2011

MEMBACA MEMBUTUHKAN KETRAMPILAN


MEMBACA MEMBUTUHKAN KETRAMPILAN
*\Iwan Budiono

Para ahli di bidang informasi dan komunikasi sudah mengembangkan berbagai model literasi bacaan baik yang bersifat cetak maupun elektronik. Koran, majalah, buku-buku bacaan, komik, novel  hingga telah terbit e-magazine, e-news, e-journal, e-book demi kebutuhan pokok informasi bagi kehidupan masyarakat modern dewasa ini. Permasalahannya adalah apakah produk-produk teknologi informasi tersebut sudah meningkatkan minat dan cara baca masyarakat secara efektif?
Membaca adalah aktivitas ‘melihat’  kata-kata demi memperoleh pengertian atau pemahaman yang cukup guna memuaskan tujuan pembaca tersebut. Prasyarat membaca tentunya dibekali dengan mata yang sehat, pikiran yang fokus atau kosentrasi dengan apa yang akan dibaca dan ada objek bacaan. Ada dua hal yang penting kita ketahui sebagai landasan dalam tulisan ini yaitu minat baca dan cara baca. Minat baca merupakan motivasi pribadi karena pengaruh lingkungan, salah satunya jika ada kemudahan dalam akses sumber baca maka akan berdampak positif terhadap minat baca seseorang. Misalnya, adanya kemudahan akses meminjam buku perpustakaan, mengakses internet, membeli koran atau majalah di toko dekat rumah dan sebagainya. Namun hal ini sekali lagi, faktor lingkungan sangat dominan dalam mempengaruhi minat seseorang. Sehingga mempermudah akses sumber baca kepada masyarakat merupakan langkah positif dalam meningkatkan minat baca masyarakat. Kedua,  Budi Sutedjo (2002) seorang pakar IT Indonesia menjelaskan bahwa cara membaca seseorang merupakan hasil kebiasaan mulai dini hingga tahun-tahun berikutnya yang sulit diubah. Perbaikan cara membaca membutuhkan waktu yang lama untuk berlatih demi mengembangkan daya tangkap, analisis, daya menilai maupun kebiasaan membaca dengan materi dan tujuan berbeda.
Dari kedua faktor di atas, maka faktor kedualah yang kiranya butuh perhatian lebih oleh institusi pendidikan dalam mengelola Sumber daya manusia ini. Berdasarkan informasi survei internasional yang pernah dilakukan bahwa masyarakat Negara maju memiliki kebiasaan membaca lebih baik daripada masyarakat Negara  berkembang, tak terkecuali masyarakat Indonesia. Rata-rata masyarakat Negara maju (Jepang, Amerika Serikat dan Australia) menghabiskan  minimal 1 buku tiap bulan, sedangkan masyarakat Indonesia hanya beberapa lembar dalam  1 buku tiap 1 bulan. Sehingga wajar, kita kalah dalam volume membacanya,  namun terlepas dari itu faktor cara baca menjadi pertimbangan penting dalam meningkatkan pengetahuan maupun pemahaman pribadi. Kualitas membaca diukur dari kecepatan membaca, pemahaman yang mendalam, pengingatan kembali dan penerapannya secara kreatif. Kecepatan membaca normal antara 180-250 kata per menit, sehingga untuk buku setebal 200 halaman hanya membutuhkan waktu 7 jam saja. Sehingga Budi Sutedjo (2002) memberikan tips cara baca efektif dan jenis-jenis membaca/tipologi membaca yang pernah ada.
Tips membaca secara efektif, yaitu:
1.    Pikirkan baik-baik sebelum membaca sesuatu guna membangun kosentrasi, contoh renungkan subjek yang termuat dalam materi bacaan. Misalnya sidik jari tangan, kemudian buat pertanyan pribadi tentang “Apa yang saya ketahui tentang sidik jari?”
2.    Amati materi sepintas, kemudian cari kata kunci atau petunjuk. Kata kunci inilah yang memberi arah, mau kemana tujuan materi bacaan ini?
3.    Lebih kosentrasi pada unit-unit kecil, lalu jangan lupa rileksasi mata sembari berpikir untuk menarik persepsi atau pemahaman pribadi.
4.    Mengambil jeda untuk memahami ulang apa yang dibaca setelah masa membaca berakhir, hal ini guna meningkatkan atau memperbaiki pemahaman yang telah ada. Guna mengukur tingkat pemahaman maka lakukanlah umpan balik, jika pemahamannya baik maka 60 -80 % sesuai dengan tujuan  yang ada di materi tersebut.
Cara membaca merupakan cara kita berinteraksi dengan sumber bacaan, oleh karena itu melahirkan berbagai macam cara membaca yang lazim kita kenal antara lain:
1.    Menyimak, memperhatikan tanda-tanda yang dipasang oleh penulis (judul, subjudul, halaman, tahun terbit dan sebagainya). Cara baca ini diperlukan dalam penyusunan karya ilmiah dan penelitian.
2.    Membaca ide, membaca dengan cepat agar memperoleh kata-kata kunci sebagai pokok pikiran dan tidak tenggelam dengan ‘lautan‘ kata-kata. Cara baca ini diperlukan dalam penemuan pokok pikiran dari teks kalimat (teks naskah cerita atau iklan masyarakat).
3.    Menjelajah, membaca secara detil agar dapat memerinci setiap bagian. Cara baca ini diperlukan dalam bedah buku/karya tulis atau pengamatan menyeluruh/investigasi terhadap hasil karya seseorang.
4.    Membaca kritis, hampir mirip dengan cara baca menjelajah namun berbeda. Cara baca ini lebih mendalam dan meneliti dengan hati-hati tentang sumber dan motif penulisan. Dilakukan dalam membaca sumber dokumen penting dalam kasus hukum maupun penyusunan perundang-undangan.
5.    Membaca analis, cara baca ini dilakukan oleh para ahli dalam menentukan kebenaran teori atau konsep.
Kesimpulannya adalah meski media bacaan bervariasi jika tanpa diimbangi dengan minat baca dan cara baca yang lebih baik maka pemahaman seseorang belum tentu berkembang lebih baik. Kurangnya minat baca masyarakat Indonesia relatif lebih disebabkan oleh pola membaca yang kurang tepat sehingga daya saing manusianya semakin akan tertinggal dan terbelakang. Sudahkah Anda membaca buku hari ini? 
*\ Anggota Perpustakaan tinggal di Kelurahan Beji, Kecamatan Ungaran Timur,

Tidak ada komentar:

Posting Komentar