Slogan kami

Redaksi Buletin Pustaka mengucapkan Selamat Hari Soempah Pemoeda, 28 Oktober 2013

Kamis, 02 Juni 2011


PROFIL PUSTAKA LOKAL
Pondok Baca"KEN MAOS"

Orang-orang yang berpikir walaupun hasilnya salah, masih jauh lebih baik daripada orang-orang yang tidak pernah salah karena tak pernah berpikir. Mari Berpikir Bebas hingga ajal menjemput !!! (Pranatyastama)

Berawal dari ‘kegilaan’ membaca, kemudian mendapatkan jodoh kutubuku pula, bapak dua anak ini merasa seperti mimpi yang menjadi kenyataan. sejak kecil, memiliki perpustakaan. Dengan berbekal koleksi gabungan suami-istri ini. Setelah digabung jumlah koleksi mencapai 500 eksemplar di tahun 2005. Tidak lama kemudian bapak Supardi Pranatyastama memberanikan diri memberitahukan kepada warga di sekitar rumah untuk membaca di Perpustakaan yang baru didirikannya. Pada awal berdiri, Bapak Supardi Pranatyastama memberi nama Perpustakaan kecilnya ini dengan panggilan LERENG PENA, sesuai ilham yang didapat ketika menjadi moderator disalah satu seminar saat menjadi mahasiswa dikala itu.
Bpk. Supardi Pranatyastama
 
 Setelah sekian lama berjalan, masyarakat sekitar banyak yang mengusulkan untuk nama diganti, karena kesan Lereng menyeramkan, maka sekitar awal 2008 saya akhirnya ganti dengan Pondok Baca KEN MAOS”, urai Bapak Supardi.
Dengan latarbelakang sastra yang kuat, karena Bapak Supardi pernah mengenyam bangku kuliah di Jurusan SejarahFakultas Sastra Undip Semarang walau tidak selesai karena banyak terlibat berbagai organisasi kampus dan banyak kegiatan diluar kampus. Tercermin dari visi KEN MAOS Terciptanya taman baca sebagai lahan objektivitas guna turut mengembangkan masyarakat terbuka, menjadikan kalimat yang dipilih benar-benar merupakan pilihan kata yang kuat dan berkarakter. Tampaknya bukan slogan semata, karna didalam kalimat tersebut terkandung makna yang tajam. Berada di kawasan perumahan Bukit Asri 2 Blok O/II Lerep Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang, KEN MAOS mulai menggeliat sejak tahun 2009 diisi dengan berbagai kegiatan mendekatkan anak untuk membaca, salahsatunya belajar bersama, mendiskusikan buku-buku menarik setiap sebulan sekali.
Tekad ikut berbuat sesuatu melihat kondisi minat baca ana-anak yang membuat miris pecinta buku ini mencetuskan tiga misi KEN MAOS yang selalu menjadi pegangan:
1.   Menyediakan bahan pustaka yang variatif, multi disiplin, dan berbobot.
2.   Membiasakan kegiatan ilmiah dan membaca sebagai kebutuhan.
3.   Menjalin kerja sama dengan banyak kalangan yang mendukung kebebasan berpikir dan sikap terbuka.
Koleksi selain ratusn judul buku, juga disediakan majalah, dan jurnal yang dimuarakan satu idealisme Bapak Supardi: “Bertujuan mengembangkan kebebasan berpikir dan sikap terbuka”, tegas bapak Supardi meyakinkan bahwa usaha ini pasti tidak akan sia-sia. Sebuah motivsi dan semangat yang patut diteladani. N
KEN MAOS sama sekali tidak memungut biaya apapun, terbuka untuk umum dan tanpa bayaran. “Yang  penting, anak-anak dan masyarakat senang membaca,dan mau memanfaatkan perpustakaan ini, sudah merupakan value yang tak ternilai bagi saya, dengan kata lain  menjadi kepuasan batin,” kata bapak Supardi.
Beberapa Alat Permainan Edukatif juga disediakan KEN MAOS, “kami berusaha menyediakan APE yang menarik dan membuat betah anak untuk berada di KEN MAOS walaupun dari segi kuantitas masih terbatas jumlahnya, karena keterbatasan kami tentunya. Sang istri yang juga berprofesi sebagai guru di SD Assalamah Ungaran juga ikut menyemarakkan KEN MAOS, salah satunya dengan mengadakan kegiatan rutin ngaji untuk anak-anak disekitar perumahan, kebetulan istri Bapak Supardi menjadi guru Agama Islam di SMP tersebut.
Kegiatan kecil lain, member kupon pertanyaan kepada anak-anak mengenai buku yang sudah dibaca, bila buku yang dibaca anak-anak ada satu masalah yang sulit dipahami/ pengetahuan yang tidak diketahui maka dalam satu minggu sekali setiap Jumat sore diadakan diskusi anak-anak, dengan materi dari pertanyaan anak-anak tersebut. Satu kegiatan sepele yang tidak bisa dianggap remeh manfaatnya.
Bapak Supardi menjelaskan bahwa “Di KEN MAOS juga disediakan komputer untuk belajar anak-anak, kami membebaskan anak-anak untuk belajar komputer disini, kadang kadang sambil membaca mereka menuliskan cerita menurut mereka sendiri buku yang sudah mereka baca. Hal tersebut akan melatih anak-anak untuk mempunyai pendapat dan kebebasan berpikir sendiri”. Bapak Supardi adalah seorang wiraswasta yang secara sukarela ‘ikhlas’ mengabdikan diri untuk KEN MAOS. Buka setiap hari, antara jam 12 siang sampai dengan jam 9 malam, dengan waktu yang fleksibel saat melayani peminjaman. Dikarenakan adakalanya harus bekerja di salah satu perusahaan swasta.
Sistem administrasi yang dipakai masih terlihat sederhana, buku di beri cap, kemudian di inventarisasi ke buku induk. Untuk peminjaman pun dicatat kedalam buku peminjaman. Hanya kode buku yang perlu dibenahi. ---setelah TIM BULETIN PUSTAKA berkoordinasi dengan Tim Pembina Perpusdes dari Seksi Pengembangan Kantor Perpustakaan Daerah kabupaten Semarang, telah memperoleh lampu hijau untuk segera dibina masalah ketertiban administrasi perpustakaan di KEN MAOS ini tentunya pembinaan dikomunikasikan terlebih dahulu antara pengelola dan tim Pembina terkait masalah waktu.---
Tapi segala kekurangan tersebut tidaklah menjadi masalah, dikarenakan yang paling utama terlebih dahulu adalah ‘pemanfaatan buku’ itu tersebut. Setelah itu kemudian baru secara pelan-pelan administrasi perpustakaan dibenahi.
Dari pantauan Tim Buletin Pustaka saat berkunjung di KEN MAOS, memang belum atau malah tidak ada sentuhan sama sekali dari instansi pemerintahan (baca : bantuan/perhatian). Kecuali sedikit pengakuan Bapak Kades Lerep, dengan membuatkan Surat Keputusan mengenai Keberadaan KEN MAOS dan kepengurusannya. Untuk itu melalui selayang pandang KEN MAOS ini kami berniat mengetuk hati para pemerhati perpustakaan, pecinta buku atau para volunteer minat baca untuk ‘sengkuyung’ bersama memajukan embrio perpustakaan yang mulai menggeliat ini.
Setiap harinya, tidak kurang dari 15-20an anak berkunjung, “Bermacam-macam kepentingan mereka, ada yang membaca, meminjam, bermain APE, belajar komputer atau sekedar bermain juga kami terima dengan pintu terbuka”, jelas Bapak Supardi. Dengan Peminjaman gratis. Sudah saatnya kita tergerak, melihat para pekerja sosial yang tanpa pamrih ini. Akankah kita berdiam diri?
Satu pesan terakhir, sebelum TIM BULETIN berpamitan adalah Tetap semangat dan Berusaha Pak…! Semoga harapan KEN MAOS cepat terwujud.
Untuk korespondensi dan bantuan dalam bentuk apapun bisa menghubungi KEN MAOS di Perum. Bukit Asri 2 Blok O/11 Lerep, Ungaran Barat, Kab. Semarang. 024-76914636 atau dapat langsung menghubungi Bapak Supardi Pranatyastama, HP 085742121099, tengok juga ke website: kenmaos.blogspotcom. (BM)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar