Slogan kami

Redaksi Buletin Pustaka mengucapkan Selamat Hari Soempah Pemoeda, 28 Oktober 2013

Kamis, 02 Juni 2011

MENABUR INOVASI MENUAI PERPUSTAKAAN BERGIZI


MENABUR INOVASI MENUAI PERPUSTAKAAN BERGIZI

Bagi sebagian orang, perpustakaan selalu identik dengan kumpulan buku-buku beraneka judul di sebuah rak kayu. Stereotip itu selalu muncul dalam benak setiap mendengar kata perpustakaan. Karenanya, banyak orang yang enggan masuk atau berlama-lama disana karena membosankan dan membuat jadi mengantuk.
Seyogyanya para pengelola perpustakaan selalu mengedepankan empati pada harapan masyarakat pengguna tentang sebuah tempat yang mampu “memanjakan” kebutuhan memperoleh pengetahuan namun tetap menghibur.
Untuk memenuhi ekspektasi itu, pengelola harus mau dan mampu mengevaluasi  segenap program dan kegiatan yang telah berjalan. Evaluasi itu mencakup berbagai aspek termasuk kekuatan, kelemahan maupun peluang pengembangan perpustakaan. Obyek evaluasi antara lain koleksi buku, mutu pengelola dan penambahan fasilitas pendukung serta inovasi lainnya.
Penambahan koleksi buku harus terus dilakukan dengan mengedepankan pembaharuan keilmuan. Usahakan sedapat mungkin untuk mencakup seluas mungkin bidang keilmuan. Sehingga mampu menarik minat berkunjung para pengguna untuk membaca buku-buku sesuai kebutuhannya. 
Selain itu relevansi judul buku dengan kebutuhan masyarakat setempat juga perlu mendapat perhatian di saat memutuskan untuk menambah koleksi buku. 
Tak dapat dipungkiri, kemajuan teknologi informasi membawa dampak pada pemanfaatan alat (gadget) untuk mengakses informasi. Sehingga buku bukan satu-satunya sarana membaca dan memperoleh informasi dan ilmu pengetahuan.
Sudah jamak, masyarakat modern saat ini mengakses informasi lewat internet ataupun electronic book (e-book). Karenanya, perpustakaan yang responsif terhadap kebutuhan pengguna tidak menafikan penyediaan fasilitas internet sebagai sarana penunjang koleksi buku yang ada.
Berbagai fasilitas dan pengembangan perpustakaan itu tetap harus didukung kesangkilan para pengelolanya. Sebab, selengkap apapun fasilitas dan koleksinya, pengunjung perpustakaan tetaplah makhluk sosial yang lebih nyaman berkomunikasi secara personal.
Bagi pengelola perpustakaan, tetaplah mengedepankan pelayanan personal yang hangat dan bersahabat kepada pengunjung. Selain itu, pengembangan sesuai kebutuhan masyarakat juga harus terus berjalan.  Jadi, pelayanan perpustakaan tetap memiliki mutu tinggi alias “penuh gizi”!(*/junaedi)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar