Slogan kami

Redaksi Buletin Pustaka mengucapkan Selamat Hari Soempah Pemoeda, 28 Oktober 2013

Senin, 21 Mei 2012

MENGGAIRAHKAN KEMBALI MINAT BACA PERPUSTAKAAN MASJID YANG “MATI SURI”


MENGGAIRAHKAN KEMBALI MINAT BACA PERPUSTAKAAN MASJID YANG “MATI SURI”
Oleh: Dian Ekatama, A.Md

Dian Ekatama, A.Md 
Tempat ibadah umat islam yaitu masjid merupakan tempat bagi masyarakat muslim untuk menjalankan ibadah dan rutinitas keagamaan. Sebagai contoh wadah untuk melaksanakan kegiatan keagamaan sekaligus sebagai tempat menyimpan informasi keagamaan adalah Perpustakaan Masjid, yang bila didukung oleh sistem dan sarana yang memadai dapat memberikan layanan informasi pada pengguna baik dalam bentuk pustaka tercetak maupun terekam untuk kepentingan ibadah, pendidikan, penelitian serta pengembangan kebudayaan. Perpustakaan rumah ibadah merupakan wadah yang konsisten keberadaannya karena menyangkut khalayak ramai terutama untuk para jamaah.
Artinya perpustakaan ini bukan untuk sesaat, akan tetapi dapat berkembang terus seiring perkembangan zaman untuk kebutuhan pengguna dan jemaah. Letak masjid yang strategis berdampak positif bagi perpustakaan masjid. Karena letak perpustakaan masjid tidak harus di dalam masjid, akan tetapi ada area khusus untuk perpustakaan masjid yang masih di dalam area/ lingkup masjid.
    Perpustakaan masjid mempunyai fungsi sosial dan fungsi nilai yang mencakup aspek moral, takwa dan akhlak mulia yang dapat membentuk insan-insan yang beriman dan berintelektual tinggi dalam pembangunan bidang agama yang berlandaskan pada pancasila dan UUD 1945.
   Keberadaan masyarakat yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME berpengaruh pada tempat ibadah. Banyak hal yang dapat dilakukan untuk memakmurkan tempat ibadah beserta perpustakaannya. Mengadakan ceramah agama yang bertemakan “Mari kita tingkatkan minat baca melalui perpustakaan masjid” misalnya merupakan perbuatan terpuji dan dapat meningkatkan keimanan kita. Mengadakan Lomba adzan, Lomba dongeng tentang nabi dan Rosul, Pengajian, diskusi keagamaan yang tentunya menambah wawasan. Aktivitas lain adalah menjalankan aktivitas TK/TPA juga merupakan perbuatan yang dapat menggairahkan perpustakaan masjid yang telah mati suri . Lama tidak tersentuh oleh masyarakat dan anak-anak, kini dapat di fungsikan kembali melalui berbagai kegiatan keagamaan tersebut. Peran pengelola perpustakaan masjid, katakanlah pustakawan masjid mengajarkan pada anak-anak untuk mengaji, membaca buku agama dan ikut serta dalam acara keagamaan dapat membentuk umat yang religi dimulai dari usia dini pula. Untuk mewujudkan hal tersebut, sudah sewajarnya perpustakaan masjid dikelola secara profesional  supaya dapat dimanfaatkan sesuai dengan harapan, tujuan dan sasaran yaitu meningkatkan pengetahuan dan minat baca umat lewat bacaan yang bermutu dan dapat menghindari pengaruh-pengaruh buruk dari bacaan bacaan yang menyesatkan iman.
Koleksi perpustakaan masjid pada umumnya berupa Al-Quran, Yassin, Juzz Amma, Iqro dan lain sebagainya. Koleksi hendaknya sesuai dengan draft penyelenggaraan perpustakaan masjid. Dengan memperbanyak koleksi keagamaan untuk menambah pengetahuan tentang suatu agama yang dianaut. Pengguna menyempatkan diri untuk memanfaatkan koleksi sebelum menjalankan ibadah. Sebelum pelaksanaan salat jumat warga dapat membaca koleksi tentang rahasia salat jumat misalnya, untuk mengisi waktu luang sebelum khotbah dan salat jumatnya ditunaikan.
    Perpustakaan yang masjid melekat pada masjidnya. Masjidpun menjadi multi fungsi seperti, sebagai contoh ada masyarakat yang melaksanakan acara hajatan dimasjid seperti acara akad nikah sampai acara resepsinya, khitanan massal yang bertujuan untuk memakmurkan masjid yang berpengaruh positif ke perpustakaannya karena  literatur yang dicari berasal dari perpustakaan masjidnya.
   Perpustakaan masjid merupakan tempat yang pas menimba wawasan keilmuan agama antara lain karena berada di lingkungan keagamaan. Masjid saat ini telah menjadi pusat kegiatan dakwah yang tak pernah sepi. Pengelolaan perpustakaan masjid yang baik diikuti kegiatan yang dikemas dengan apik akan menarik lebih banyak pengguna untuk membaca di perpustakaan masjid. Pada akhirnya, perpustakaan masjid dan kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan akan menarik pengguna untuk lebih sering ke masjid.
Ketika ada perayaan dan pelaksanaan hari-hari besar keagamaan seperti tadarus setelah tarawih pada bulan ramadhan, perayaan maulid nabi, perayaan tahun baru islam. Jika ada kegiatan seperti ini, mengapa acara ini tidak dimanfaatkan untuk promosi perpustakaan masjid? hal ini berproses cepat pada promosi perpustakaan. sebelum acara diatas dimulai, pustakawan masjid dapat membagikan bahan pustaka kemudian dibaca pengguna. Kegiatan tersebut bermanfaat karena  dapat menjadi “aset” dan rutinitas, sehingga keinginan untuk membaca benar-benar berasal dari hati.
Pustakawan Pelaksana Pada Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Prov Bangka Belitung

Tidak ada komentar:

Posting Komentar