Slogan kami

Redaksi Buletin Pustaka mengucapkan Selamat Hari Soempah Pemoeda, 28 Oktober 2013

Senin, 21 Mei 2012

PNPM Mandiri Versi Perpustakaan

PNPM Mandiri Versi Perpustakaan
Oleh : Heri Abi Burachman Hakim
Top of Form
Setiap negara tentu memiliki cita-cita atau tujuan untuk mensejahterakan rakyatnya. Tidak terkecuali bangsa Indonesia, bahkan  cita-cita ini diabadikan dan diamanatkan dalam pembukaan Undang-undang Dasar 1945. Para pendiri bangsa ini sadar betul bahwa kesejateraan rakyat adalah cita-cita yang harus diwujudkan sehingga perlu untuk dicantumkan dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945. Bagi bangsa Indonesia Undang-Undang merupakan pedoman bagi penyelenggaraan negara.
Heri Abi Burachman Hakim
Digulirkannya Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri atau yang lebih dikenal dengan PNPM mandiri untuk mensejahteranakan masyarakat Indonesia. PNPM Mandiri merupakan program terbaru, dengan harapan mempercepat penanggulangan kemiskinan dan perluasan kesempatan kerja melalui konsolidasi program-program pemberdayaan masyarakat yang ada di berbagai kementerian atau lembaga (Tim Penyusun Pedoman Umum PNPM Mandiri, 2007).
Dari konsep yang digunakan dalam program ini, dapat diketahui bahwa pemerintah mulai menyadari bahwa masyarakat merupakan modal dalam pembangunan. Pemberdayaan masyarakat merupakan cara yang efektif untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Program ini menjadikan masyarakat sebagai ujung tombak dalam meningkatan kesejahteraannya sendiri. Masyarakat menjadi aktor utama dalam penanggulangan kemiskinan yang dilibatkan dari proses perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi.
Hasil dari program seperti ini dapat dilihat disekitar kita, masyarakat mulai membangun unit-unit usaha yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Selain itu dengan dana stimulan yang diberikan oleh program ini masyarakat mulai membangun infrastruktur ekonomi seperti jalan secara bersama-sama atau pembangunan infrastrukturnya.
Lalu bagaimana jika konsep Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri ini,  digunakan sebagai konsep dalam pengembangan perpustakaan di Tanah Air?  Menurut penulis konsep PNPM mandiri ini dapat ditiru sebagai konsep pengembangan perpustakaan. Program ini memposisikan masyarakat sebagai ujung tombak dalam pengembangan masyarakat.
Kondisi Perpustakaan Saat ini
Dunia perpustakaan di Indonesia saat ini mulai bangkit. Menyadari akan arti penting perpustakaan sebagai lembaga penyedia informasi kepada masyarakat, perpustakaan mulai bermunculan. Saat ini tersedia perpustakaan sekolah, perpustakaan perguruan tinggi, perpustakaan umum, perpustakaan keliling, perpustakaan komunitas atau bahkan taman baca yang akan memanjakan minat baca masyarakat.
Berdasarkan data yang dipublikasikan melalui web Perpustakaan Nasional (www.pnri.go.id), saat ini terdapat 14468 perpustakaan yang siap melayani masyarakat indonesia dalam rangka memenuhi kebutuhan bahan bacaan serta melakukan pembinaan minat baca masyarakat. Jumlah tersebut terdiri dari 9215 perpustakaan sekolah, 759 perpustakaan perguruan tinggi,  2151 perpustakaan umum dan 2343 perpustakaan khusus.
Walaupun jumlah perpustakaan terus meningkat, namun jika melihat data perpustakaan di atas maka jumlah tersebut kurang memadai untuk melayani masyarakat Indonesia yang berjumlah 206.264.595 (www.bps.go.id). Jika melihat data perpustakaan yang ada dengan jumlah penduduk maka sebuah perpustakaan harus melayani sekitar 14257 orang.
Selain jumlah perpustakaan yang minim, kondisi berbagai perpustakaan yang ada tersebut bagaikan dua sisi mata uang, di satu sisi ada perpustakaan maju yang ditopang dengan dana yang memadai, di sisi lain ada perpustakaan yang hidup dalam keterbatasan dan dikelola seadanya.  Belum lagi pertumbuhan berbagai perpustakaan tersebut terpusat di kota-kota besar sehingga masyarakat dipedalaman minimnya aksesnya terhadap perpustakaan. Dengan demikian ada ketimpangan kualitas perpustakaan di tanah air.
Pengembangan perpustakaan di tanah air selayaknya memang menjadi tanggung jawab pemerintah. Melalui Perpustakaan Nasional yang merupakan kepanjangan tangan dari pemerintah, tanggung jawab pengembangan dan pembinaan perpustakaan di tanah air dilaksanakan. Namun jika melihat jumlah penduduk Indonesia yang terlalui besar serta luasnya wilayah Indonesia maka untuk mendukung pembinaan dan pengembangan perpustakaan di tanah air bukanlah pekerjaan mudah. Sebenarnya untuk mempermudah dan mempercepat proses pembinaan serta pengembangan perpustakaan di Indonesai dapat, Perpustakaan Nasional dapat memanfaatkan masyarakat sebagai salah satu komponen untuk mendukung pembinaan dan pengembangan perpustakaan di tanah air. Masyarakat belum dipandang sebagai salah satu komponen penting dalam pembinaan dan pengembangan perpustakaan di Tanah Air. Padahal jika masyarakat dilibatkan dalam pembinaan dan pengembangan perpustakaan maka beban yang ada dipundak perpustakaan nasional semakin ringan.
Masyarakat sebagai Ujung Tobak
Perpustakaan memiliki fungsi untuk melayani masyarakat. Sebagai lembaga yang memiliki fungsi melayani masyarakat lembaga ini senantiasa berada di tengah-tengah masyarakat. Pola interaksi antara perpustakaan dan masyarakat adalah pola interaksi yang saling membutuhkan. Eksistensi perpustakaan tidak akan berarti jika tidak diakses oleh masyarakat. Masyarakat juga berharap perpustakaan terus berkembang sehingga mampu memenuhi kebutuhan informasi.
Pola interaksi atau hubungan yang saling membutuhkan ini, maka apabila masyarakat dilibatkan dalam proses pembinaan dan pengembangan maka tentu dengan senang hati masyarakat akan berpartisipasi. Masyarakat tentu akan senang jika dilibatkan dalam proses pengembangan dan pembinaan perpustakaan karena apabila proses pembinaan dan pengembangan yang dilakukan perpustakaan nasional berhasil maka masyarakat sendirilah yang akan memperoleh manfaat.
Dalam program pembinaan dan pengembangan perpustakaan, masyarakat dapat dilibatkan dalam pendanaan dan pengelolaan perpustakaan. Masyarakat dapat diikut serta dalam pendanaan perpustakaan dan pengelola perpustakaan. Masih segar diingatan kita tentang jumlah koin yang berhasil dikumpulkan dalam kegiatan coin for prita atau coin for balqis mencapai milyaran  rupiah. Guna membantu ibu Prita Mulya Sari dan Balqis masyarakat kemudian mengadakan kegiatan pengumpulan uang receh atau yang dikenal dengan istilah coint for prita atau coin for balqis dan ternyata nominal uang yang berhasil dikumpulkan jumlahnya cukup besar. Dengan demikian sebenarnya masyarakat dapat diposisikan sebagai modal dalam pengembangan perpustakaan. Masyarakat juga dapat dilibatkan dalam pengelolaan perpustakaan, tentu dengan bimbingan dari perpustakaan nasional.
Agar masyarakat termotivasi untuk terlibat dalam pendanaan dan pengelolaan perpustakaan maka perpustakaan nasional perlu memberikan stimulan. Stimulan yang diberikan dapat berupa uang pembinaan perpustakaan atau berbagai bantuan fisik lainya seperti buku, komputer atau gedung untuk pengelolaan perpustakaan. Untuk memperoleh stimulan ini, masyarakat diwajibkan untuk mengajukan proposal. Namun, sebagai syarat untuk menyetujui proposal dan memberikan dana stimulan pengembangan perpustakaan  maka masyarakat diharuskan memiliki modal dasar. 
Masyarakat juga perlu diberikan pelatihan pengelolaan perpustakaan. Pengelolaan tidak hanya dilakukan oleh pustakawan yang dimiliki perpustakaan nasional karena jumlah pustakawan sangat terbatas. Pelatihan ini dilakukan secara berkesinambungan dan terencana. Dengan konsep seperti ini maka tugas perpustakaan nasional dalam usaha pimbanaan dan pengembangan perpustakaan semakin ringan. Setelah mampu melakukan pengelolaan perpustakaan maka masyarakat dapat melakukan pengelolaan secara mandiri atau swadaya. Bahkan masyarakat diberikan keleluasaan untuk merumuskan peraturan yang berlaku di perpustakaan. Perumusan peraturan perpustakaan yang dirumuskan oleh masyarakat dapat menjadi salah satu faktor yang memotivasi masyarakat datang ke perpustakaan.
PNPM Mandiri Versi Perpustakaan
Jika melihat realita yang ada di masyarakat PNPM Mandiri ternyata mampu “merangsang” masyarakat untuk melakukan pembangunan secara mandiri. Berbagai fasilitas publik dan program pemberdayaan masyarakat lainnya mampu dilakukan masyarakat secara mandiri. Dengan program ini maka proses pembangunan atau program pengentasan kemiskinan yang dilakukan oleh pemerintah akan lebih cepat terlaksana karena melibatkan masyarakat.
Pemerintah melalui PNPM Mandiri memberikan stimulan berupa dana bantuan untuk mendukung program pembangunan yang dilakukan oleh masyarakat. Dana bantuan yang diberikan kepada masyarakat inilah yang memotivasi masyarakat untuk melakukan pembangunan secara mandiri. Untuk memperoleh dana bantuan atau dana stimulan tersebut, masyarakat diwajibkan untuk menyusun proposal dan memiliki modal awal untuk melakukan kegiatan atau program yang akan dilaksanakan dalam proposal tersebut. Modal awal yang ada dalam proposal ini disyarakatkan sebagai bentuk keseriusan masyarakat untuk melakukan pembangunan.
PNPM mandiri direspon positif oleh masyarakat. Banyak masyarakat yang termotivasi untuk melakukan pembangunan secara mandiri. Jika melihat hasil dari implementasi PNPM mandiri ini, maka konsep ini layak dijadikan sebagai referensi untuk membangunan perpustakaan di Tanah Air. Selama ini pembangunan perpustakaan di tanah air selalu bertumpu kepada Perpustakaan Nasional dan Perpustakaan Daerah. Dengan mengadopsi konsep dari PNPM mandiri ini maka peran masyarakat dalam pembangunan perpustakaan di tanah air sebagai besar. Masyarakat tidak hanya diposisikan sebagai pihak yang dilayani oleh perpustakaan, akan tetapi menjadi aktor yang memiliki peranan penting dalam pembangunan dan pengelolaan perpustakaan itu sendiri.
Seperti PNPM Mandiri, pemerintah melalui lembaga terkait seperti Perpustakaan Nasional, Perpustakaan Daerah atau bahkan Dinas Pendidikan dapat memberikan dana stimulan untuk peningkatan kualitas perpustakaan. Dana stimulan ini diberikan kepada kelompok masyarakat yang bersedia untuk mengajukan proposal pengembangan perpustakaan. Bagi masyarakat yang telah memiliki perpustakaan mereka dapat mengajukan proposal untuk peningkatan fungsi perpustakaan. Sementara bagi masyarakat yang belum memiliki perpustakaan dapat mengajukan proposal untuk membangunan embrio perpustakaan. Namun hendaknya tidak hanya memberikan stimulan bantuan dana, perpustakaan juga perlu melakukan kegiatan pendampingan serta evaluasi terhadap pengelolaan perpustakaan.
Jika konsep ini benar-benar terealisasi maka akan banyak tumbuh perpustakaan di Tanah Air, secara tidak langsung upaya pembinaan minat baca yang selama ini bertumpu dapat perpustakaan daerah dapat didistribusikan melalui perpustakaan-perpustakaan yang berada dilingkungan masyarakat. Dengan demikian maka beban perpustakaan umum dalam melakukan pembinaan minat baca masyarakat menjadi lebih ringan.
*\Staf Perpustakaan ISI Yogyakarta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar