Slogan kami

Redaksi Buletin Pustaka mengucapkan Selamat Hari Soempah Pemoeda, 28 Oktober 2013

Senin, 21 Mei 2012

PENGARUH PERMAINAN TERHADAP KECERDASAN ANAK


PENGARUH PERMAINAN TERHADAP KECERDASAN ANAK
Oleh: Sri Endarti, A.Md

Sri Endarti, A.Md 
            Dunia anak adalah dunia bermain dan bersenang-senang. Anak yang suka bermain berarti anak itu sehat. Bermain merupakan suatu kegiatan yang dilakukan anak-anak untuk memperoleh kesenangan, tanpa mempertimbangkan hasil permainan. Sebelum dibahas lebih lanjut tentang permainan yang mempengaruhi terhadap kecerdasan anak, apakah yang dimaksud dengan permainan itu? Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia menyebutkan bahwa permainan adalah perbuatan yang dilakukan dengan tidak sungguh-sungguh (hanya untuk main-main). Disini mengandung arti bahwa anak-anak yang melakukan permainan untuk mencari kesenangan tanpa melihat unsur yang lain.
            Adapun macam-macam permainan dan pengaruhnya bagi kecerdasan anak menurut Nono yaitu:
1.      Catur
Menurut Ensiklopedi Nasional Indonesia catur adalah suatu permainan yang dimainkan oleh dua orang diatas kotak berwarna hitam-putih atau terang-gelap dengan 64 petak bujur sangkar. Catur adalah olah raga semua umur. Catur bisa mengembangkan daya ingat. Hal ini terbukti karena dengan bermain catur akan belajar teori komplit melalui cara pembukaan yang sangat bervariasi. Catur meningkatkan daya konsentrasi, sebab selama bermain hanya focus pada satu tujuan untuk skak mat dan menjadi pemenang. Catur mengembangkan pemikiran yang logis. Bermain catur memerlukan strategi logis. Misalnya, harus menjaga agar posisi bidak raja senantiasa selamat dan aman dari ancaman lawan, tidak membuat posisi bidak menjadi lemah dan tidak membuat bidak-bidak lainnya dimakan lawan tanpa perlawanan. Catur meningkatkan daya imajinasi dan kreativitas, membuat seseorang menjadi penemu untuk pertahanan. Catur mengajarkan menjadi mandiri, seorang anak ditantang untuk membuat keputusan yang penting berdasarkan pengamatan sendiri. Catur mengembangkan kemampuan untuk memprediksi dan melihat segala kemungkinan yang akan terjadi dari setiap langkah.
2.      Puzzle
Puzzle merupakan permainan teka-teki dengan berbentuk kepingan untuk dipasangkan pada tempat yang sesuai dengan bentuk dan gambarnya. Permainan ini bisa membantu daya nalar dan daya ingat anak. Daya nalarnya bekerja ketika anak harus menggabungkan satu bentuk puzzle dengan yang lainnya. Anak akan memikirkan kira-kira kepingan mana yang cocok dengan kepingan yang dipegangnya. Lama-kelamaan, permainan puzzle ini juga akan meningkatkan daya ingat anak. Jika awalnya anak membutuhkan waktu sepuluh menit, pada permaian selanjutnya pasti akan menyelesaikan dalam waktu lebih pendek, mungkin tujuh menit atau hanya lima menit. Anak akan hafal letak kepingan-kepingan tersebut dimana harus diletakkan. Tak mengherankan jika anak terbiasa memainkan satu bentuk puzzle, maka anak akan membutuhkan waktu yang lebih pendek untuk menyelesaikan permainan berikutnya. Yang harus diperhatikan, orang tua jangan memberikan puzzle yang terlalu rumit yang hanya akan membuat anak menjadi bingung karena tidak bisa menyelesaikan permainannya.
3.      Halma
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia menyebutkan halma adalah permianan di atas papan atau karton bergambar bintang bersudut enam yang dimainkan oleh tiga orang, masing-masing memakai orang-orangan yang berlainan warnanya berjumlah lima belas buah yang kesemuanya harus dimasukkan ke dalam kubu di seberang kubunya.
Permainan halma bisa digunakan untuk mengajarkan pada anak tentang taktik dan strategi ketika anak menggerakkan bidaknya untuk mencapai daerah lawan. Anak pun akan terlatih untuk mengambil keputusan yang tepat dan cepat. Hal ini akan berguna untuk membentuk anak menghadapi sebuah permasalahan yang harus dicari solusinya.
4.      Sambung Kaki
Nama permainan Sambung Kaki berasal dari nama suatu alat yang digunakan oleh para pelakunya. Alat yang digunakan berupa dua buah tongkat terbuat dari bambu yang dibentuk sedemikian rupa sehingga dapat dijadikan alat penyambung kaki bagi mereka yang melakukan permainan ini. Kemudian mengingat kedua tongkat yang berfungsi sebagai penyambung kaki itu, merupakan cirri khas dari permainan ini, maka masyarakat memberikan nama pada permainan ini diambil dari nama dan fungsi alat yang digunakan dalam melakukan permainan ini yaitu sambung kaki atau dalam bahasa lain di Sumatera Selatan dikenal dengan nama Tingkau san Selincak dan dalam bahasa Jawa disebut Egrang.
Permainan ini akan berperan sekali dalam membina anak untuk menjadi anak-anak yang terampil dan disiplin, berani mengambil resiko dan bertanggung jawab pada setiap perbuatan yang dilakukan (Suwondo, 1983).
            Mengingat pentingnya permainan bagi anak-anak maka orang tua perlu memberikan berbagai macam permainan bagi anaknya. Jangan membatasi hanya pada satu permainan. Orang tua harus menawarkan permainan yang lebih variatif dan menyenangkan, sehingga dengan begitu akan terangsang kreativitasnya yang dapat mengasah otak yang kelak sangat berguna bagi anak karena dapat mempengaruhi kecerdasannya.
Pustakawan Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar