Slogan kami

Redaksi Buletin Pustaka mengucapkan Selamat Hari Soempah Pemoeda, 28 Oktober 2013

Selasa, 05 Februari 2013

GAIRAH MEMBACA SEBAGAI AKAR BUDAYA BANGSA YANG LESTARI


GAIRAH MEMBACA SEBAGAI AKAR BUDAYA BANGSA YANG LESTARI
Oleh : Cizelia Fesalica

Memiliki minat baca yang tinggi memang sangat penting, karena membaca merupakan tingkat keahlian dalam bidang aksara. Kegiatan membaca merupakan aktifitas mendapatkan ide, gagasan serta informasi yang mempunyai nilai serta manfaat. Sayangnya minat baca masyarakat belum bisa dikatakan baik. Kurangnya minat baca masyarakat dapat dipengaruhi oleh ketidaktahuan masyarakat mengenai manfaat yang bisa kita dapatkan dari buku yang kita baca.
Selain belum menyadari, kondisi tersebut diperparah dengan tingginya budaya menonton televisi. Sering pula, seorang pelajar melalaikan tugasnya untuk belajar karena ketagihan menyaksikan tayangan televisi. Saat ini, di negara kita sepertinya sedang mengalami kemerosotan moral, banyaknya aksi kekerasan, korupsi, narkoba, toleransi yang mulai pudar dan masih banyak lagi.
Perlu diketahui bahwa, tingkat pengetahuan dan wawasan yang dimiliki oleh masyarakat dapat dijadikan memperbaiki krisil moral yang sudah membudaya. Caranya? Dengan membaca buku.
Selain informasi dan pengetahuan yang akan kita dapatkan dengan membaca, akan kita resapi pula nilai-nilai moral, budi pekerti yang terkandung dalam bacaan. Ketika secara rutin membaca buku (apapun jenis/subyek buku itu) secara perlahan-lahan kita akan menyerap attitude yang baik karena otak kita menyerap berbagai pandangan, kejadian dan moral etika yang tersirat maupun tersurat dalam bacaan yang sudah kita baca.
Penanaman  rasa cinta terhadap buku dapat dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya dengan memodifikasi perpustakaan. Membuat perpustakaan yang representatif, misalnya membangun perpustakaan dengan desain berbeda, unik, menarik dan khas. Di Jepang, desain yang dibuat di salah satu perpustakaannya berbentuk Bianglala, desain yang membuat warganya ingin memasuki perpustakaan.
Perlu dicontoh desain yang unik ini,(gambar: Gd. Perpuastakaan Daerah Riau) karena biasanya negara kita terlalu kaku untuk mengubah desain menjadi tidak umum. Coba buktikan saja, paling-paling hanya segelintir perpusda yang mempunyai desain unik dan tidak terkesan gedung milik pemerintah, sedangkan kita ketahui bersama, sudah umum masyarakat enggan masuk ke gedung pemerintahan karena terlalu banyak kesan yang berbelit-belit khas birokrasi. Untuk ruangan anak, perlu ditambahkan pernak-pernik/ lukisan yang bersahabat dengan anak, misalnya gambar tokoh kartun. Warna- ruangan anakpun haruslah cerah agar terkesan ruangan ceria.
Namun bukan hanya ruang/ gedung perpustakaan yang diubah menjadi representatif, ketersediaan buku juga sangat penting. Buku koleksi perpustakaan yang bervariasi dan update dengan jumlah yang mencukupi akan sangat mendukung tumbuhnya kebiasaan membaca masyarakat.
Diharapkan dengan membaca yang menjadi budaya sehari-hari masyarakat, dapat berpengaruh positif terhadap peningkatan sumber daya manusia dan secara berkesinambungan akan menambah karakter pribadi setiap warga sehingga membangkitkan pula rasa nasionalisme setiap warga negara indonesia. Dan tanpa diminta, dengan karakter pribadi setiap warga negara yang telah tumbuh keIndonesiaannya maka secara otomatis krisis moral yang terjadi akan perlahan lahan hilang menjadi masyarakat yang madani.
Jadi, penting untuk membiasakan membaca...., ayo mulai membaca dari sekarang
Juara Harapan 3 LombaArtikel Tk. SMA/K/MA Se-Kab.Semarang dalam rangka Pameran Buku Murah Kab. Semarang Tahun 2012.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar