PERAN IBU DALAM MENINGKATKAN MINAT DAN BUDAYA BACA
“Ibuku
Perpustakaan Pertamaku”, slogan perpustakaan yang pernah dipopulerkan oleh
Tantowi Yahya ini nampaknya sederhana, namun jika benar-benar diterapkan
hasilnya akan sangat luar biasa. Mengapa demikian? Karena di tangan para
ibulah, kualitas generasi penerus bangsa ditentukan.
Sebagaimana
kita tahu bahwa perpustakaan merupakan wahana yang menyediakan berbagai sumber
informasi , sekaligus merupakan agen yang mempelopori budaya baca dan budaya
belajar. Jika para ibu dapat menjadi
‘perpustakaan’ bagi putra putrinya berarti para generasi penerus bangsa itu
akan tumbuh menjadi generasi yang berkualitas.
Sebagai
sumber informasi bagi putra putrinya, mestinya para ibu harus membekali dirinya
dengan berbagai informasi dan pengetahuan,terutama yang relevan dengan
kebutuhan mendidik anak dan tumbuh kembang anak. Selain itu mengingat anak
kecil hanya mencontoh apa yang ia lihat dan ia dengar, mestinya para ibu dan didukung dengan seluruh anggota keluarga, dapat
memanfaatkan kecenderungan anak ini untuk membentuk karakter positif, termasuk
budaya membaca dan belajar.
Sejalan
dengan hal tersebut, Kantor Perpustakaan Dan Arsip Daerah Kabupaten Semarang,
berupaya mendukung peran serta para ibu dalam memasyarakatkan minat dan budaya
baca, menuju masyarakat berbudaya baca (reading society) dan berbudaya belajar
(learning society). Upaya yang dilakukan antara lain melalui penyediaan koleksi
untuk ibu dan anak, memberikan fasilitas layanan pelatihan ketrampilan gratis
bagi pengguna perpustakaan, mengadakan lomba bercerita (story telling) bagi ibu
–ibu PKK, serta mengadakan sosialisasi guna mengajak peran serta PKK dalam
pengembangan perpustakaan desa.
Penyediaan
koleksi untuk ibu dan anak berupa buku, majalah, tabloid dan APE, serta
penyelenggaraan lomba bercerita, dimaksudkan untuk memberi bekal kepada para ibu, agar dapat menyebarkan
budaya baca dan belajar dilingkungan masing-masing. Selain itu, para ibu juga
dapat membacakan dongeng kepada anak di rumah.
Layanan
pelatihan ketrampilan dengan memanfaatkan buku-buku ketrampilan yang tersedia
di perpustakaan, yang banyak diikuti para ibu dan remaja putri ini, dimaksudkan
sebagai sarana promosi untuk menarik minat mereka berkunjung dan memanfaatkan
berbagai bahan bacaan yang tersedia di perpustakaan. Dengan demikian mereka diharapkan
akan terbiasa berkunjung ke perpustakaan. Kunjungan secara berkala ke
perpustakaan akan menjamin ketersediaan bahan bacaan di rumah. Hal ini akan
mendukung pemasyarakatan budaya baca dan belajar di lingkungan masing-masing. Meski
demikian, tidak ada salahnya sesekali para orang tua membelikan buku sebagai
hadiah kepada anak pada saat-saat tertentu.
Bagi
masyarakat yang berdomisili di luar kota Ungaran dan Ambarawa, tentunya
memiliki kesempatan yang lebih sedikit untuk dapat berkunjung ke perpustakaan.
Meski demikian, tentunya mereka dapat memanfaatkan layanan perpustakaan
keliling dan perpustakaan desa. Agar keberadaan perpustakaan desa dapat dikenal
oleh masyarakat setempat, peran serta PKK sangat dibutuhkan. Untuk itu peran
serta ibu-ibu PKK dalam pengelolaan, pengembangan, sosialisasi dan promosi
perpustakaan desa sangat diperlukan. (zul).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar