Gak Bisa Luntur Tapi Tambah Gaul
Oleh:
Dinda
Intan
Apa sih yang membuat
budaya membaca kita luntur? Karena adanya program televisi, perkembangan
dunia maya, kurangnya sosialisasi
tentang perpustakaan, daya beli buku masyarakat yang rendah. Kita sepakat masalah membaca memang
terkendala beberapa uraian tersebut.
Bagi generasi muda,
sudah umum bahkan terkesan terbiasa dengan alasan seperti itu, lebih menyukai
aktifitas nonton tv, terutama infotainment, FTV bahkan sinetron yang hanya
menawarkan berjuta khayalan semu. Tidak pernah ketinggala aktif di sosial media
seperti facebook, tweeter yang membuat betah berjam-jam didepan monitor
komputer yang hanya membuat status iseng atau aktifitas kurang bermanfaat lain.
Lebih senang main game
daripada baca buku di perpustakaan, gengsi, malu atau menganggap aktifitas
membaca membosankan. Jadinya pasti kita akan membuktikan, belum ada
perpustakaan yang ramainya mengalahkan mall.
Ada slogan buku adalah
jendela dunia, dengan membacanya kita buka cakrawala dunia. Membaca sendiri
merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mendapatkan informasi dari sesuatu yang
ditulis. Allah SWT juga telah memerintahkan para manusia melalui wahyu yang
diturunkan pertamakali kepada Nabi Muhammad SAW, yaitu perintah iqra’ bis
mirabbikal-ladzikhalaq! Yang artinya bacalah dengan menyebut Tuhanmu Yang
Menciptakan, entah apa maksud perintah itu, yang pasti Allah akan memberikan
dan merencanakan hal yang terbaik bagi hambanya. Dengan membaca pandangan atau
pengetahuan kita menjadi lebih terbuka tehadap hal-hal yang belum kita ketahui.
Membaca seperti kita belajar tentang kehidupan, kita juga bisa menemukan apapun
di buku.
Budaya asing memang
cepat sekali masuk ke negeri kita, apabila karakter masyarakat Indonesia tidak
dibangun maka tinggal menunggu saja kehancuran bangsa. Salah satu yang bisa
kita rasakan, banyak orang sekarang ini serba instan, ketika menginginkan
sesuatu tanpa melalui proses terlebih dahulu. Itulah salah satu dampak masuknya
budaya asing apabila tidak dibentengi dengan karakter budaya yang kuat. Dan
salah satu cara membangun karakter bangsa adalah membaca buku.
Peran orangtua dalam
menumbuhkembangkan minat baca sangatlah penting, dimulai dengan membiasakan
anak berkunjung ke toko buku saat liburan. Memberikan keteladanan dirumah saat
anak membaca, orang tua juga membaca. Selain itu memfasilitasi perpustakaan
kecil di rumah, dengan koleksi gabungan dari seluruh keluarga. Saat dirumah,
anak-anak yang masih dalam usia emas sangat mudah dibentuk dibiasakan membaca
sehingga berkembang menjadi pribadi yang berkarakter.
Lingkungan sekitar juga
mempengaruhi minat dan kebiasaan membaca, tempat yang nyaman. Karena masing
masing berbeda ukuran kenyamanan, ada yang membaca sambil mendengarkan musik,
membaca di tempat yang tenang, ada pula yang senang membaca buku di taman yang
sejuk. Berbagai fasilitas membaca sekarang banyak tersedia disekitar kita,
mulai dari perpustakaan sekolah yang mulai diperhatikan, perpustakaan daerah
yang buka sampai malam, papan baca koran di area keramaian publik.
Ada pula layanan
perpustakaan yang biasanya mendatangi tempat keramaian, seperti Car free day
setiap minggu di alun-alun mini ungaran, ketika jalan-jalan dan berolahraga
sempatkan membaca buku disana sambil beristirahat.
Seperti ungkapan Ustad
AA Gym, pedoman 3 M, M yang pertama mulai dari yang sederhana, M ke dua mulai
dari diri sendiri, dan m yang ketiga yaitu Mulai dari sekarang. Maka, Membaca mulai dari sekarang.....
Juara Harapan 1 Lomba Artikel Tk. SMA/K/MA
Se-Kab.Semarang dalam rangka Pameran Buku Murah Kab. Semarang Tahun 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar