Slogan kami

Redaksi Buletin Pustaka mengucapkan Selamat Hari Soempah Pemoeda, 28 Oktober 2013

Selasa, 05 Februari 2013

Lilin Kecil Dikala Gelap Gulita


Oleh : Winda Wijayanti

 Bagaimana pandangan masyarakat mengenai buku?
Umumnya beranggapan buku sebagai sumber bacaan dan referensi. Namun sebenarnya buku punya makna lain yang tersirat. Buku bukan hanya kumpulan kertas yang dijadikan satu atau dijilid. Melainkan sebuah media pembelajaran yang baik. Buku juga berperan sebagai pelestari  kebudayaan karena buku juga merupakan catatan sebuah peradaban dari masa lalu.
Seiring dengan perkembangan jaman, pesatnya pertumbuhan media massa, media elektronik keberadaan buku semakin terabaikan. Hal itu sejalan dengan rendahnya minat baca di Indonesia. Sementara budaya merupakan cerminan kemajuan dari suatu bangsa. Pelestarian kebudaya bangsa Indonesia akhir-akhir ini sangat mengkhawatirkan. Berualangkali budaya asli bangsa kita ‘diaku-aku’ oleh bangsa lain. Sebenarnya kita juga bersalah, karena minimnya catatan dan pengakuan dan rasa memiliki terhadap kebudayaan kita sendiri.
Buku bukan sekedar karya kreasi manusia dalam mengintepretasikan peradaban namun juga menciptakan peradaban.  yang baru dengan buku yang berfungsi sebagai pengingat apa yang telah dicapai di masa lalu. Pemahaman buku dalam perannya melestarikan budaya meliputi;
1.       Buku sebagai alat komunikasi antara masa lalu dan saat ini.
2.       Buku sebagai catatan kronologi perkembangan kebudayaan.
3.       Buku sebagai alat untuk mendapatkan ilmu pengetahuan dan mengenal kehdupan
4.       Buku menyimpan segala aspek dari kebudayaan.
Namun sayangnya perhatian dan atensi sebagian masyarakat kita terhadap buku saat ini belum cukup menggembirakan. Dimuat dalam berita di harian pos kota tanggal 29 Februari 2012 memberitakan bahwa peringkat daya saing sumber daya manusia (SDM) Indonesia merosot tajam dari 44 pada tahun 2011 menjadi 46 pada 2012. Kurangnya kesadaran masyarakat untuk membaca buku, selain mengakibatkan jatidiri budaya bangsa luntur juga mempengaruhi kualitas sumber daya manusia. Sebagai perbandingan Singapura menduduki peringkat ke 2, Malaysia peringkat 21, Thailand peringkat 39 dan Brunei peringkat 28.
Berbagai usaha memang sudah diupayakan oleh pemerintah dan masyarakat, namun belum dirasa maksimal. Terlihat dari minimnya fasilitas membaca yang disediakan pemerintah. Perpustakaan-perpustakaan sekolah yang masih memprihatinkan, perpustakaan daerah yang kekurangan koleksi serta masih banyak lagi fasilitas yang serba kekurangan menjadikan usaha untuk menjadikan membaca sebagai budaya masih jauh panggang daripada api.
Memulai membaca memang menjadi suatu hal yang butuh eksta kerja keras, karena memang susah mengubah kebudayaan instan yang sudah mengakar kuat di masyarakat juga (mungkin pengaruh penjajahan yang berlangsung 3 abad lamanya menjadikan masyarakat kita dipaksa untuk selalu bodoh). Mulai diri sendiri, keluarga dan lingkungan harus bersama-sama menciptakan kondisi yang ramah untuk membaca buku.
Hal yang bisa dilakukan misalnya, mengembangkan atau memperbanyak komik-komik budaya. Misal cerita rakyat di jadikan komik. Contohnya, Banyak siswa sering malas membaca buku tebal-tebal, karena setelah seharian berkutat dengan buku pelajaran, mereka harus membaca buku lagi. Tentunya bosan dan malas, karena niat membaca tadi tidak tumbuh dari diri sendiri dan bukan karena tertarik.
Dengan model buku banyak gambar, akan menjadi langkah awal menumbuhkan ketertarikan para siswa terhadap buku. Mula-mula mereka membaca dengan disertai gambar, sesuatu hal yang ringan namun menjadikan kebiasaan. Setelah beberapa lama, siswa menjadi tertantang untuk membaca dengan mayoritas teks dan sedikit gambar.
Ketika generasi muda mulai menyukai buku dan menjadikan membaca sebagai kebutuhan,maka perlahan dunia perbukuan akan semakin meningkat. Bermunculan pengarang-pengarang berbagai disiplin keilmuan. Secara makro maupun makro kemudian kebudayan akan lebih terjaga, karena pencatatan ke dalam buku melalui memoar sejarah, aktivitas masalalu, ide, gagasan, ilmu pengetahuan akan terdokumentasikan secara lengkap sehingga mendukung pengembangan pengetahuan dengan menyediakan pengalaman yang sudah tertulis dalam sebuah buku.
Pada era kemajuan teknologi saat ini, tidak menutup kenyataan mengenai perkembangan buku menjadi buku elektronik/ yang dikenal dengan istilah ebook. Dengan segala kemudahan dan praktisnya ebook diharapkan mampu membangkitkan minat baca masyarakat. Namun daripada itu, buku secara fisik masih mempunyai keunggulan dibandingkan ebook. Buku bisa di baca tanpa melalui alat bantu (ebook; harus dengan menggunakan gadget). Buku bisa dibawa-ke mana mana tanpa takut cuaca dan resiko yang lain.  Ayo membaca...
Juara Harapan 2 LombaArtikel Tk. SMA/K/MA Se-Kab.Semarang dalam rangka Pameran Buku Murah Kab. Semarang Tahun 2012.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar