Slogan kami

Redaksi Buletin Pustaka mengucapkan Selamat Hari Soempah Pemoeda, 28 Oktober 2013

Senin, 11 Februari 2013

Perpustakaan “Ngudi Ilmu”


Perpustakaan “Ngudi Ilmu”
Desa Mukiran Kecamatan Kaliwungu

Perpustakaan Ngudi Ilmu berdiri secara resmi tahun 2006, dengan SK Kepala Desa Mukiran waktu itu Bapak Sudarjono. “Berharap masyarakat Mukiran bisa terus menerus menimba ilmu di perpustakaan ini”, ungkap Bapak Sudarjono ketika BP bertanya ihwal nama Ngudi Ilmu.
Sejarah Ngudi Ilmu sampai hari ini layaknya kehidupan bagaikan Roda yang berputar, diawal berdirinya perpustakaan membutuhkan segenap usaha dan kerja keras” jelas Bapak Kades. Dengan sekuat tenaga semua perangkat desa di dukung kepala desa berusaha menghidupkan perpustakaan desa Ngudi Ilmu. Berbagai hambatan di temui, mulai dari koleksi yang terbatas, kurangnya anggaran dan belum adanya warga yang bersedia menjadi pekerja sosial menjadi pengelola perpustakaan Ngudi Ilmu adalah kendala-kendala yang menghadang Perpustakaan Ngudi Ilmu, “Belum adanya kesadaran masyarakat akan pentingnya minat baca menjadikan bertambah kerasnya daya upaya kami”, tambah Bapak Kades.

Seiring berjalannya waktu, pada tahun 2010 Perpustakaan ngudi Ilmu bertemu jodohnya (baca: warga yang bersedia mengelola). Ngudi Ilmu akhirnya mulai bergeliat. Mbak Dar begitu dipanggil akrab oleh teman-temannya. Aktivis desa yang sekaligus lulusan DII Perpustakaan Universitas terbuka, merasa tergerak hatinya untuk ikut menggunakan ilmunya demi kemajuan masyarakat.
Perpustakaan Ngudi Ilmu menempati salah satu bagian Rumah Bapak Kades. “Rumah Bapak Sudarjono selalu ramai oleh masyarakat, selain Bapak menjadi Kades yang jam kerjanya bisa dikatakan 24 jam, Ibu yang merupakan Bidan juga membuka praktek Bidan sekaligus apotik. Banyak Tamu dan pasien sering memanfaatkan untuk membaca di perpustakaan”, urai Mbak Dar. Perpustakaan Ngudi Ilmu terletak dilokasi yang sangat strategis karena berdekatan dengan pasar desa, puskesmas, kantor desa dan sekolah.
Koleksi Perpustakaan sampai saat ini berjumlah 2200 eksemplar. “Saat mendirikan perpustakaan ini, kami hanya memiliki beberapa puluh koleksi warisan dari kegiatan PKBM yang pernah kami laksanakan. Kemudian berkat bantuan rekan, kenalan dan berbaga pihak yang peduli lambat laun koleksi kami meningkat”, urai Bapak Sudarjono. Dari data yang diperlihatkan, beberapa lembaga yang pernah membantu antara lain UI, Perpustakaan provinsi dan beberapa perusahaan swasta.
Perhatian pemerintah desa dari tahun ke tahun cukup membanggakan, secara signifikan Ngudii Ilmu mendapat suntikan dana operasional dari APBDes. Tahun 2010 mendapat alokasi sebesar lima ratus ribu, setahun kemudian meningkat menjadi enam ratus ribu. Sementara tahun ini malah mendapatkan satu juta. “Alokasi anggaran tersebut kami gunakan untuk operasional seperti ATK, perbaikan, kegiatan dan sedikit jerih payah untuk pengelola perpustakaan”, ungkap Mbak Dar. Selain Daryati, ada pula seorang warga yang secara sukarela membantu mengelola perpustakan.
Di tahun 2013, melalui PNPM pihak pemerintah desa mengusulkan pembangunan gedung perpustakaan. “Usulan tersebut menempati rangking tertinggi (MAD) dan menjadi prioritas”, kata Bapak Kades. “Kesadaran masyarakat semakin meningkat akan pentingnya membaca, apalagi anak-anak mereka sering juga memanfaatkan perpustakaan sebagai tempat belajar, selain itu bila sudah menempati gedung sendiri pemanfaatan perpustakaan akan lebih maksimal”, tambah Bapak Kades, Bapak Sudarjono.
Jam Buka Layanan baca dan sirkulasi Senin, Selasa, Jumat Jam 08.00-16.00 dengan keanggotaan gratis. “Kami gratiskan agar menarik masyarakat untuk menjadi anggota perpustakaan”, jelas mba Dar. Kegiatan Perpustakaan Ngudi Ilmu antara lain:
1.        Story Telling
Rutin perbulan dan ketika ada lomba-lomba desa seperti ketika ada lomba desa, lomba PKK dan lain-lain.
2.        Lomba-lomba mempromosikan perpustakaan, bekerjasama dgn kkn Undip tahun 2012. Seperti lomba mewarnai, menggambar, baca puisi.
3.        Layanan baca di acara posyandu.
Setiap ada kegiatan posyandu, petugas dari Perpustakaan Ngudi Ilmu datang membawa buku dan dilayankan kepada para ibu-ibu. “Buku-buku seperti resep masakan, kesehatan sangat diminati para ibu-ibu, respon mereka bagus dengan bukti ketika petugas berhalangan datang bahkan dengan diwakili pengurus Posyandu datang meminjam buku”, urai Mbak daryati.
4.        Belajar Bersama
Setiap buka perpustakaan, anak-anak menjadikan perpustakaan menjadi tempat belajar bersama, dan seringpula ketika bukan hari layanan (namun anak-anak/masyarakat boleh membaca) mereka tetap belajar bersama.
Perpustakaan Ngudi Ilmu yang berlokasi Kecamatan yang cukup jauh jaraknya dengan ibukota Kabupaten Semarang (Ungaran), tepatnya di Desa Mukiran. “Peningkatan kualitas sumber daya manusia sangat urgen untuk diperhatikan, perpustakaan adalah salah satu faktor pendukung usaha peningkatan kualitas sdm itu”, jelas bapak Sudarjono. “Selain menciptakan generasi baru, sebenarnya potensi perpustakaan untuk ikut menggerakkan potensi taraf keluarga sangat besar, ibu-ibu rumah tangga bisa mempelajari buku keterampilan seperti memasak, kemudian bisa membuat usaha makanan/ katering, para petani juga bisa memanfaatkan buku tentang pertanian untuk meningkatkan hasil baik itu kualitas maupun kuantitas panenan mereka”, Bapak Kades Sudarjono menambahkan.
Diakhir perbincangan, Mba Daryati mengungkapkan harapannya, “Semoga perpustakaan Ngudi Ilmu bermanfaat kepada seluruh masyarakat, serta masyarakat menyadari pentingnya membaca buku”. Untuk korespondensi, dan segala macam bantuan bisa menguhubungi pengelola Perpustakaan Ngudi Ilmu : Daryati, dengan alamat Desa Mukiran Kaliwungu Kabupaten Semarang dan 085647294147. Ayo Bergerak, Membaca sekarang Juga. (BM)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar