Puisi Karya :
Febri Mira Rizki
Ranah Kompak, 2012
‘Pecinta buku
Rindu ini Kuhadir Di Sana
Langkah selalu
menuntunku tuk mengarak susuri jalan keberadaanmu.
Tumpukan buku
selalu kuingat setiap rindu menyemak kalbu.
Masih tentang
ilmu yang kau umbar dan wawasan yang kau kabar,
selalu menjadi sahabat karib tempatku mencurah
nasib.
Barisan kata yang terajut kalimat,
membawaku hanyut
dalam lautan aksara.
Yah…dengan
sejuta inspirasi
kau sulapku kelak menjamah prestasi,
meski tanpa
motivasi,
cukup imajinasi
yang terangkai sukses dan memberi arti.
Maaf, jarangku
menjengukmu membuat jarak antara kita,
namun kuyakin
kau kan setia bersunyikan diri
di almari usang
sekalipun
aku kan kembali.
Ranah Kompak, 24 November 2012
Kuikat Bait Puisi Bisu
(untuk mama)
Ma, sampul sepi
telah kulipat rapi
sebagai busana
diari tempatku curahkan isi hati,
di sana kuukir
kata-kata
kerap
menggulungkan mimpi selaksa kristal berduri.
Setiap hari
bergelayut sunyi pun aku jenuh,
mengundang gaduh
yang berkecamuk di peluh.
Kemana kau Ma
harus kujumpa,
nyata enggan
menyuakan kita berdua?
Kulupa rindu
rupa,
bersebab rasamu
telah mengarat dijiwa.
Ma, ini kali
ingin rasanya kuberselulup cinta,
hangatnya
dekapmu ingin kurasa seketika,
meski kau tak
dapat mencipta bulir-bulir air mata haru di inderaku.
Kaku kataku tak
dapat memuntahkan cara tuk bicara,
kelu lidah ini melihat kau di sana bahagia,
aku bangga milikimu yang luar biasa,
Ma. Sungguh (meski
dalam mimpi) kau selalu ada di hati.
Aku menyayangimu
meski waktu berganti
Tidak ada komentar:
Posting Komentar