INGAT NGENET, INGAT PERPUSTAKAAN
Oleh : Asih Winarto
Dewasa ini perkembangan dan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi
telah berjalan dengan sangat pesat. Berbagai kemudahan memperoleh informasi
dari berbagai penjuru dunia dapat dipenuhi dalam hitungan detik, yang dahulu dianggap sebagai sesuatu yang tidak
mungkin, kini telah menjadi kenyataan. Perpustakaan sebagai Pusat lnformasi
mempunyai peranan yang sangat penting dalam meningkatkan kualitas pengetahuan
masyarakat, dan merupakan mata rantai komunikasi ilmiah antara pemustaka dengan
sumber informasinya. Dalam menjalankan tugas dan fungsinya sebagai pelayan masyarakat,
perpustakaan selalu mendapat perhatian
yang khusus dari masyarakat, baik dalam hal mutu layanan, kelengkapan koleksi,
kenyamanan, kemudahan, maupun dalam hal memperoleh informasi, serta penerapan
teknologi informasi guna mempermudah akses informasi.
Perkembangan dan penerapan teknologi informasi dan
komunikasi tak luput dari perhatian pemerintah. Pasal 14 ayat 3 Undang-undang
Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan, mengisyaratkan
betapa pentingnya penerapan teknologi informasi dan komunikasi dalam
pengembangan layanan perpustakaan. Salah satu upaya yang dapat dilakukan yaitu dengan
menerapkan layanan hotspot area di
perpustakaan guna mengakses internet untuk memenuhi kebutuhan informasi terkini
yang tidak dapat diperoleh para pemustaka melalui koleksi tercetak yang
dimiliki oleh perpustakaan.
Hotspot area adalah istilah bagi sebuah area dimana
orang bisa mengakses internet, asal menggunakan laptop, netbook atau handphone
dengan fitur WiFi (Wireless Fidelity)
sehingga bisa berinternetan tanpa kabel. Dengan fasilitas hotspot,
pemustaka dapat melakukan koneksi internet seperti browsing, chatting, cek
email, transaksi bank dan download, atau menunggu seseorang, hangout, maupun
saat bertemu dengan rekan bisnis sambil membaca buku di perpustakaan.
Penerapan
layanan hotspot area di perpustakaan untuk kebutuhan akses informasi terkini
melalui internet mendorong terciptanya pemenuhan kebutuhan (gratifikasi media
atau kepuasan) atau bahkan suatu akibat yang tidak diinginkan (ketidakpuasan),
maka penggunaan layanan hotspot area di perpustakaan diprediksi akan
menimbulkan dampak tertentu bagi pemustaka maupun perpustakaan itu sendiri.
Dampak bagi pemustaka berupa intensitasnya
dalam menggunakan akses layanan internet melalui media hotspot area yang
disediakan oleh perpustakaan dalam
rangka pemenuhan kebutuan informasi. Sedangkan bagi perpustakaan bertambahnya jenis layanan dan terpenuhinya
kebutuhan pemustaka dalam mengakses
informasi terkini serta bertambahnya jumlah pengunjung perpustakaan.
Bertambahnya jumlah pengunjung
perpustakaan tidak terlepas dari hubungan motivasi mengakses internet
menggunakan sarana hotspot area di
perpustakaan. Seseorang dalam melakukan setiap aktivitas kegiatan tidak
terlepas dari adanya motivasi. Motivasi merupakan dorongan bagi seseorang dalam
melakukan suatu aktivitas baik itu berupa keinginan yang berasal dari dalam
diri manusia maupun respon lain yang berasal dari luar dirinya yang mampu
menggerakan keinginan seseorang untuk melakukan sesuatu aktivitas.
Adapun
motivasi itu sendiri bila ditinjau dari asal usul katanya, berasal dari kata
dasar motive atau motif dalam bahasa Indonesianya. Menurut David B Gurolnik,
motif merupakan rangsangan dari dalam, gerak hati dan sebangainya yang
menyebabkan seseorang melakukan sesuatu aktivitas atau tindakan tertentu.
Motivasi mengandung
beberapa faktor yang mendorong orang untuk bertindak dengan cara tertentu.
Dengan demikian dapatlah dikatakan bahwa motivasi pada dasarnya adalah kondisi
mental yang mendorong dilakukannya suatu tindakan (action atau activities) dan
memberikan kekuatan (energy) yang
mengarah kepada pencapaian kebutuhan, memberi kepuasan ataupun mengurangi
ketidakseimbangan. Oleh karena itu, tidak akan ada motivasi, jika tidak
dirasakan rangsangan-rangsangan terhadap hal semacam di atas yang akan
menumbuhkan motivasi, dan motivasi yang telah tumbuh memang dapat menjadikan
motor dan dorongan untuk mencapai tujuan pemenuhan kebutuhan atau pencapaian
keseimbangan (http://id.wikipedia.org/wiki/
Motivasi).
Motivasi
merupakan dorongan yang kuat untuk melakukan sesuatu. Motivasi menggunakan
internet, berarti keinginan mengakses internet. Terkait dengan motivasi
menggunakan internet, dalam teori Uses and Gratifications mengusulkan bahwa
khalayak (pemustaka) memainkan peran dalam pemilihan dan penggunaan media.
Khalayak berperan aktif dalam mengambil bagian dalam proses komunikasi dan
diorientasikan pada tujuan penggunaan media
(http://www.uky.edu/~drlane/capstone/contexts.htm).
Intensitas
kunjungan pemustaka di suatu perpustakaan
diantaranya ditentukan oleh terpenuhinya kebutuhan kognitif, kebutuhan
diversi, dan kebutuhan identitas personal para pemustaka. Masyarakat memiliki
tipologi kebutuhan dan motif beraneka ragam terhadap media berdasarkan
karakteristik sosialnya. Menurut Mc.Quail (2002), ada empat tipologi motivasi
khalayak dalam menggunakan media, yaitu :
ü
Diversion ;
melepaskan diri dari rutinitas dan masalah, sarana pelepasan emosi.
ü
Personal relationships;
yaitu persahabatan, dan kegunaan sosial.
ü
Personal
identity; yaitu referensi diri, eksplorasi realitas, dan penguatan nilai.
ü
Surveillance;
bentuk-bentuk pencarian informasi.
Layanan
internet menggunakan fasilitas hotspot area di perpustakaan menjadi salah satu
solusi. Oleh karena itu masalah ini harus diperhatikan oleh para penyelenggara
perpustakaan, khususnya dalam pemenuhan informasi yang bersifat kekinian yang
tidak didapatkan oleh pemustaka melalui koleksi
tercetak (buku, majalah, dan koran).
Penyelenggara
perpustakaan hendaknya berusaha semaksimal mungkin dalam upaya memenuhi
kebutuhan pemustaka, baik melalui produk layanan maupun jenis layanan yang
diberikan agar para pemustaka menjadi lebih inten melakukan kunjungan ke
perpustakaan. Mengingat tolok ukur keberhasilan sebuah perpustakaan ditentukan
oleh sejauh mana perpustakaan tersebut dimanfaatkan secara maksimal oleh para
pemustaka (masyarakat pengguna jasa layanan perpustakaan).
Zaman serba instan seperti saat ini, yang ditandai dengan
keinginan terpenuhinya kebutuhan secara cepat, menuntut kinerja yang cepat
pula. Perpustakaan melalui produk informasinya hendaknya juga tanggap dengan
keadaan yang demikian. Melakukan inovasi dalam berbagai bentuk dan produk
layanan yang disajikan kepada pemustaka agar keberadaan perpustakaan selalu
dibutuhkan oleh pemustaka, dengan kata lain dalam benak pemustaka akan terpatri
suatu brand tentang perpustakaan “ingat akses informasi, ingat perpustakaan”. Atau
dapat dikatakan dalam hal ini berarti “ingat ngenet, ingat perpustakaan”.
Pustakawan
Pelaksana Lanjutan Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Semarang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar