Slogan kami

Redaksi Buletin Pustaka mengucapkan Selamat Hari Soempah Pemoeda, 28 Oktober 2013

Selasa, 05 Februari 2013

INGAT NGENET, INGAT PERPUSTAKAAN


INGAT NGENET, INGAT PERPUSTAKAAN
Oleh : Asih Winarto

Dewasa ini perkembangan dan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi telah berjalan dengan sangat pesat. Berbagai kemudahan memperoleh informasi dari berbagai penjuru dunia dapat dipenuhi dalam hitungan detik, yang  dahulu dianggap sebagai sesuatu yang tidak mungkin, kini telah menjadi kenyataan. Perpustakaan sebagai Pusat lnformasi mempunyai peranan yang sangat penting dalam meningkatkan kualitas pengetahuan masyarakat, dan merupakan mata rantai komunikasi ilmiah antara pemustaka dengan sumber informasinya. Dalam menjalankan tugas dan fungsinya sebagai pelayan masyarakat, perpustakaan  selalu mendapat perhatian yang khusus dari masyarakat, baik dalam hal mutu layanan, kelengkapan koleksi, kenyamanan, kemudahan, maupun dalam hal memperoleh informasi, serta penerapan teknologi informasi guna mempermudah akses informasi.
Perkembangan dan penerapan teknologi informasi dan komunikasi tak luput dari perhatian pemerintah. Pasal 14 ayat 3 Undang-undang Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan, mengisyaratkan betapa pentingnya penerapan teknologi informasi dan komunikasi dalam pengembangan layanan perpustakaan. Salah satu upaya yang dapat dilakukan yaitu dengan menerapkan layanan hotspot area di perpustakaan guna mengakses internet untuk memenuhi kebutuhan informasi terkini yang tidak dapat diperoleh para pemustaka melalui koleksi tercetak yang dimiliki oleh perpustakaan.
Hotspot area adalah istilah bagi sebuah area dimana orang bisa mengakses internet, asal menggunakan laptop, netbook atau handphone dengan fitur WiFi (Wireless Fidelity) sehingga bisa berinternetan tanpa kabel. Dengan fasilitas hotspot, pemustaka dapat melakukan koneksi internet seperti browsing, chatting, cek email, transaksi bank dan download, atau menunggu seseorang, hangout, maupun saat bertemu dengan rekan bisnis sambil membaca buku di perpustakaan.
                        Penerapan layanan hotspot area di perpustakaan untuk kebutuhan akses informasi terkini melalui internet mendorong terciptanya pemenuhan kebutuhan (gratifikasi media atau kepuasan) atau bahkan suatu akibat yang tidak diinginkan (ketidakpuasan), maka penggunaan layanan hotspot area di perpustakaan diprediksi akan menimbulkan dampak tertentu bagi pemustaka maupun perpustakaan itu sendiri. Dampak bagi pemustaka berupa intensitasnya  dalam menggunakan akses layanan internet melalui media hotspot area yang disediakan oleh perpustakaan dalam  rangka pemenuhan kebutuan informasi. Sedangkan  bagi perpustakaan  bertambahnya jenis layanan dan terpenuhinya kebutuhan pemustaka dalam  mengakses informasi terkini serta bertambahnya jumlah pengunjung perpustakaan.
                        Bertambahnya jumlah pengunjung perpustakaan tidak terlepas dari hubungan motivasi mengakses internet menggunakan sarana hotspot area di perpustakaan. Seseorang dalam melakukan setiap aktivitas kegiatan tidak terlepas dari adanya motivasi. Motivasi merupakan dorongan bagi seseorang dalam melakukan suatu aktivitas baik itu berupa keinginan yang berasal dari dalam diri manusia maupun respon lain yang berasal dari luar dirinya yang mampu menggerakan keinginan seseorang untuk melakukan sesuatu aktivitas.
            Adapun motivasi itu sendiri bila ditinjau dari asal usul katanya, berasal dari kata dasar motive atau motif dalam bahasa Indonesianya. Menurut David B Gurolnik, motif merupakan rangsangan dari dalam, gerak hati dan sebangainya yang menyebabkan seseorang melakukan sesuatu aktivitas atau tindakan tertentu.
            Motivasi mengandung beberapa faktor yang mendorong orang untuk bertindak dengan cara tertentu. Dengan demikian dapatlah dikatakan bahwa motivasi pada dasarnya adalah kondisi mental yang mendorong dilakukannya suatu tindakan (action atau activities) dan memberikan kekuatan (energy) yang mengarah kepada pencapaian kebutuhan, memberi kepuasan ataupun mengurangi ketidakseimbangan. Oleh karena itu, tidak akan ada motivasi, jika tidak dirasakan rangsangan-rangsangan terhadap hal semacam di atas yang akan menumbuhkan motivasi, dan motivasi yang telah tumbuh memang dapat menjadikan motor dan dorongan untuk mencapai tujuan pemenuhan kebutuhan atau pencapaian keseimbangan (http://id.wikipedia.org/wiki/ Motivasi).
            Motivasi merupakan dorongan yang kuat untuk melakukan sesuatu. Motivasi menggunakan internet, berarti keinginan mengakses internet. Terkait dengan motivasi menggunakan internet, dalam teori Uses and Gratifications mengusulkan bahwa khalayak (pemustaka) memainkan peran dalam pemilihan dan penggunaan media. Khalayak berperan aktif dalam mengambil bagian dalam proses komunikasi dan diorientasikan pada tujuan penggunaan media (http://www.uky.edu/~drlane/capstone/contexts.htm).
            Intensitas kunjungan pemustaka di suatu perpustakaan  diantaranya ditentukan oleh terpenuhinya kebutuhan kognitif, kebutuhan diversi, dan kebutuhan identitas personal para pemustaka. Masyarakat memiliki tipologi kebutuhan dan motif beraneka ragam terhadap media berdasarkan karakteristik sosialnya. Menurut Mc.Quail (2002), ada empat tipologi motivasi khalayak dalam menggunakan media, yaitu :
ü  Diversion ; melepaskan diri dari rutinitas dan masalah, sarana pelepasan emosi.
ü  Personal relationships; yaitu persahabatan, dan kegunaan sosial.
ü  Personal identity; yaitu referensi diri, eksplorasi realitas, dan penguatan nilai.
ü  Surveillance; bentuk-bentuk pencarian informasi.
            Layanan internet menggunakan fasilitas hotspot area di perpustakaan menjadi salah satu solusi. Oleh karena itu masalah ini harus diperhatikan oleh para penyelenggara perpustakaan, khususnya dalam pemenuhan informasi yang bersifat kekinian yang tidak didapatkan  oleh pemustaka melalui koleksi tercetak (buku, majalah, dan koran).
            Penyelenggara perpustakaan hendaknya berusaha semaksimal mungkin dalam upaya memenuhi kebutuhan pemustaka, baik melalui produk layanan maupun jenis layanan yang diberikan agar para pemustaka menjadi lebih inten melakukan kunjungan ke perpustakaan. Mengingat tolok ukur keberhasilan sebuah perpustakaan ditentukan oleh sejauh mana perpustakaan tersebut dimanfaatkan secara maksimal oleh para pemustaka (masyarakat pengguna jasa layanan perpustakaan).
            Zaman serba instan seperti saat ini, yang ditandai dengan keinginan terpenuhinya kebutuhan secara cepat, menuntut kinerja yang cepat pula. Perpustakaan melalui produk informasinya hendaknya juga tanggap dengan keadaan yang demikian. Melakukan inovasi dalam berbagai bentuk dan produk layanan yang disajikan kepada pemustaka agar keberadaan perpustakaan selalu dibutuhkan oleh pemustaka, dengan kata lain dalam benak pemustaka akan terpatri suatu brand tentang perpustakaan “ingat akses informasi, ingat perpustakaan”. Atau dapat dikatakan dalam hal ini berarti “ingat ngenet, ingat perpustakaan”.
Pustakawan Pelaksana Lanjutan Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Semarang

                       


Tidak ada komentar:

Posting Komentar