Slogan kami

Redaksi Buletin Pustaka mengucapkan Selamat Hari Soempah Pemoeda, 28 Oktober 2013

Selasa, 05 Februari 2013

NGEMIL BUKU


NGEMIL BUKU
Oleh: Tiara Sawitri Widyaningtyas

 Dengan ngemil buku kita bisa pintar lho… tapi bukan berarti kita harus makan buku. Yang dimaksud ngemil buku itu membaca sedikit demi sedikit.
Umumnya, seorang pelajar yang akan menghadapi ujian hanya sebagian kecil yang  belajar sedangkan sisanya, sebagian besar mengandalkan contekan.  Miris namun kenyataan memang seperti itu. Seolah-olah pelajar di negeri kita tak cukup percaya diri alias pintar mengerjakan ujian.
Kenapa bisa terjadi? Memang tidak pintar, atau malas?
Solusi yang paling murah bagi para pelajar untuk ikut berperan dalam membangkitkan bangsa dari keterpurukan adalah membaca. Tentunya dengan niat merubah kebiasaan dengan sungguh-sungguh, karena memang tidak mudah melakukannya.
Membaca buku dengan rutin, dengan variasi buku yang dibaca.Tidak hanya buku pelajaran yang dibaca. Novel, buku referensi semacam ensiklopedi, sejarah biografi, kisah-kisah motivasi dan inspiratif. Koran, majalah bahkan komikpun bisa membuat kita pintar. Asal dalam membaca dilakukan secara rutin. Karena apapun bahan bacaan tersebut mengandung informasi, baik yang tersirat maupun yang tersurat.
Dengan melakukan kebiasaan membaca secara rutin, potensi kemampuan otak kita akan semakin meningkat. Kreatif, inovatif, adalah beberapa manfaat yang kita dapatkan dengan kebiasaan rutin membaca. Saat membaca, otak kita menyerap informasi, kemudian dijadikan sebagai pikiran-pikiran kreatif.
Harga buku memang mahal,namun hal itu bukan alasan karena banyak alternatif untuk tetap dapat membaca buku. Saat ini banyak di sekitar lingkungan kita komunitas penggiat minat baca seperti taman bacaan, perpustakaan masyarakat dan lain sebagainya. Umumnya kita bisa pinjam gratis. Bisa pula memanfaatkan papan baca surat kabar yang banyak tersedia di berbagai pusat keramaian. Pemerintah juga sudah memperhatikan keberadaan fasilitas membaca, misal adanya layanan mobil perpustakaan keliling yang langsung mendatangi masyarakat.
Perkembangan teknologi, ikut juga merubah paradigma buku cetak, dengan tersedianya buku elektronik atau dengan istilah sekarang e-book. Walaupun sampai saat ini belum menggeser keberadaan buku konvensional. Dengan bantuan gadget/ alat pembaca ebook, adalah jawaban bagi kita yang tidak  suka buku, alergi (alasan yang sebenarnya tidak masuk akal). Membaca ebook dengan gadget selain memperoleh informasi juga mengikuti perkembangan lifestyle.
Selain pengaruh buruk budaya luar (faktor eksternal), dalam mempengaruhi orang malas membaca, juga bisa disebabkan faktor dari dalam (faktor internal). Mood atau emosi kita saat akan membaca juga mempengaruhi kebiasaan membaca buku secara rutin.
Kondisi yang nyaman, dan menyenangkan akan meningkatkan kegemaran membaca. Ketika perasaan sedang badmood, apa yang dibaca tidak akan sepenuhnya dicerna oleh otak kita, banyak hal yang akan terlupa karena perhatian menjadi tidak fokus.
Mood yang jelek bisa diubah dengan bacaan yang ringan semisal humor.Tempat yang nyaman dan tenang misal di perpustakaan daerah. Bisa juga di taman kota yang sejuk bersih dan indah, yang akan menambah suasana hati bersahabat dan mendukung suasana membaca. Ada pula yang menyukai membaca buku di keramaian atau sambil mendengarkan musik.
Fasilitas membaca yang kurang menjadi tugas pemerintah dan masyarakat untuk memikirkan sekaligus melengkapi, namun kita sebagai generasi muda bangsa sudah saatnya mengubah pemikiran kita, buang rasa malas ganti menjadi kebiasan membaca, karena kita harus percaya, membaca sadar atau tidak akan meningkatkan kualitas sumber daya manusia, dan mendukung perubahan menjadi pribadi lebih baik.
Buku – buku ringan bisa menjadi permulaan untuk memupuk kebiasaan membaca, komik yang sebagian kalangan melarang bahkan mengecam mereka karena suka membaca komik, sesungguhnya salah namun bisa juga benar. Akan benar ketika membaca komik lupa waktu, meninggalkan kewajiban sebagai pelajar namun salah ketika membaca komik dijadikan sarana untuk memulai membaca buku. Komik dengan gambar yang lebih dominan akan menjadi pengantar yang menyenangkan sehingga pemikiran dan imajinasi akan berkembang, dan pada akhinya pembaca komik akan beralih ke buku yang teksnya dominan.
Setelah menjadi kebiasaan, perlu meningkatkan kualitas bacaan kita. Perlu menambah variasi bacaan, berbagai pengetahuan umum perlu dibaca. Contohnya bacaan tentang kebudayaan Indonesia. Generasi muda perlu banyak membaca mengenai berbagai budaya yang ada Indonesia. Selain wawasan kebangsaan yang luas, mampu juga membangun karakter Indonesia. Mampu menangkal budaya asing yang negatif sekaligus rasa miliki terhadap budaya kita sendiri sehingga tidak akan pernah terjadi lagi budaya kita diakui oleh bangsa lain.
Dengan memaksa mengubah kebiasaan malas menjadi membaca merupakan kebutuhan akhirnya manfaat akan kita rasakan sendiri. Ayo mulai baca buku!
Juara 1 Lomba Artikel Tk. SMA/K/MA Se-Kab.Semarang dalam rangka Pameran Buku Murah Kab. Semarang Tahun 2012.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar