Slogan kami

Redaksi Buletin Pustaka mengucapkan Selamat Hari Soempah Pemoeda, 28 Oktober 2013

Rabu, 12 Oktober 2011

Buku Cermin Kejayaan Bangsa


Buku Cermin Kejayaan Bangsa
*/ Elvina Laela M.

Juara II Lomba Penulisan Artikel Tk. SMA/K/MA
yang diselenggarakan dalam rangka Pameran Buku Murah Kab. Semarang 2011


jika ingin menghacurkan sebuah bangsa dan peradaban, hancurkan buku-bukunya, maka pastilah bangsa itu akan musnah”
Kalimat emas yang dituturkan oleh Milan Kundera, seorang novelis asal Ceko benar-benar menjadi sebuah kunci kejayaan suatu bangsa. Buku yang saat ini hampir terkalahkan oleh perkembangan teknologi (yang sebenarnya peran buku dalam perkembangan teknologi sebagai perantara) adalah sebuah mahkota untuk tampil di singgasana dunia. Dengan tampilan yang beranekaragam dan ’content’  yang bervariatif, teknologi baru seperti HP, I-Pad, I-Pod, Tablet, Netbook, dan lain sebagainya semakin berkembang dan memunculkan inovasi yang baru, sehingga membuat orang penasaran.
Sedangkan buku, benda ini hanyalah sekumpulan kertas, atau dalam bahasa arab ’kitab’ (buku) adalah kumpulan dari lembaran-lembaran.
Sudah sejak lama, sesungguhnya orang mengenal benda berbentuk buku yang biasanya berukuran 15 x 25 cm ini. Pada zaman kuno, sebelum masehi, banyak ditemukan perpustakaan – perpustakaan pribadi yang isinya lebih dari 10.000 buku. Seperti di Athena dengan adanya bukti banyaknya perpustakaan di sana, menunjukkan bahwa bangsa yunani meiliki peradaban tinggi.
Sesudah itu, negara-negara Islam pada msa Khalifah Yazid bin Muawiyah juga menulis berbagai buku yang bersumber dari pengetahuan bangsa lain serta tidak lupa mengabadikan sejarah bangsa mereka dalam bentuk buku. Kemudian pada masa Khalifah Harun Ar-Rasyid, beliau memerintahkan rakyatnya untuk mengumpulkan dan membukukan hadist yang mereka temukan. Karena pada masa sebelumnya, hadist dan ilmu lain yang ada masih ditulis pada selembar daun atau kulit binatang.
Pada saat itu buku memang sangat berharga, bahkan karena berharga pula, buku yang mereka miliki ada yang dirantai dan digembok di dalam almari yang dikunci. Buku yang terbuat dari kertas, dengan coretan tinta dan huruf alfabet yang disusun sedemikian rupa ini ternyata sama berharganya dengan emas berlian (pada masa itu).
Menghancurkan sebuah buku, itu berarti menghancurkan benda berharga bangsa mereka, seperti halnya bangsa mongol yang menyerang suatu bangsa dengan membinasakan manusianya saja, tapi juga memusnahkan buku-buku bangsa tersebjt dengan cara dibakar. Ada pula buku yang dibuang ke sungai, sehingga air sungai menjadi kehitam-hitaman karena begitu banyaknya buku yang dibuang di sungai bercampur dengan darah manusia. Buku yang sudah dibakar sebelumnya disalin isinya.
Penguasa Spanyol juga pernah melakukan eksekusi besar-besaran terhadap buku-buku di Andalusia lebih dari satu juta buku dibakar, namun untuk menjaga supaya ilmu tidak hilang, buku yang tadi disalin terlebih dahulu.
Sementara itu, sebuah drama di satu stasiun televisi swasta, ada cerita dimana terjadi pertarungan sengit antar menteri hanya karena sebuah buku. Pseorang petinggi negara tersebut mengkhianati kerajaan dengan memberikan sebuah buku tentang catatan perbatasan kepada petinggi negara lain. Motifnya. Mereka sama-sama tergila-gila akan kekuasaan. Pengkhianatan yang mereka lakukan sama sekali tidak diketahui oleh raja dari kedua belah pihak. Kelicikan mereka terbongkar oleh seorang selir dari istana pemilik buku catatan tersebut. Karena kemarajhan raja, hampir terjadi perang. Perang yang hanya disebabkan sebuah buku.
Bangsa kita sendiri, sebagai bangsa yang memiliki ketersanjungan tinggi terhadap buku. Para pemimpin negara ini adalah mereka yang semuanya gemar membaca buku. Bung Karno, Proklamator dan Presiden I kita, beliau sangat menyukai buku, yang menuruh hemat Bung Karno buku bukanlah monolog, tapi sebuah dialog. Buku mampu berdialog dengan kita, berdialog dengan berbagai macam orang dari semua belahan dunia. Hanya melalui buku pula, Bung Karno mengemukakan bahwa dirinya berdialog dengan penulis terkenal.
Lain lagi dengan Adam Malik, wakil preiden RI yang ke-3 ini juga luar biasa. Beliau hanya lulusan SD. Tapi karena ketekunan dan semangat membaca, beliau sanggup menjadi orang hebat dan terkemuka.  Kecintaan Bapak Adam Malik kerhadap buku dan Ilmu Penegtahuan melebihi orang lain, bahkan mungkin bisa melebihi kecintaan roman ”Romeo-Juliet” nya william Shakesspare. Ketinggian ilmu Bapak Adam Malik bahkan lebih tinggi dari ilmu seorang sarjana, semua itu hanya disebabkan oleh buku.
Banyak lagi tokoh bangsa kita yang lain, seperti Bung Hatta, Gus Dur, B.J. Habibie dan sebagainya, mereka amat mencintai buku. Bahkan presiden kita yang saat ini memimpin juga hemar membaca. Hal tersebut bisa dilihat dari beberapa buku yang telah diterbitkan, karena menulis buku berarti membutuhkan kegemaran membaca buku.
Dalam membaca buku, saat ini sepertinya minat membaca masyarakat sangat rendah. Dari pada membaca buku banyak yang memilih untuk menunggu difilmkannya cerita didalam buku tersebut. Padahal buku serasa seperti menuliskan sesuatu yang kita inginkan diatas  air sungai yang mengalir deras. Kita ingin mengetahui  isi dari buku tersebut, tapi untuknya membukanya saja enggan, keinginan untuk mengetahui isinya hanya sebatas keinginan saja.
Membaca buku mungkin saja lebih sulit dibandingkan dengan menonton film atau bermain game, tapi coba kita cermati, akan lebih banyak tentang manfaat dari nuku itu sendiri. Kita akan belajar konsentrasi dan fokus pada suatu masalah. Dalam membaca buku kita hanya butuh duduk santai dan perhatian kita tertuju pada buku yang kita baca. Mungkin juga ditemani secangkir kopi dan makanan ringan akan terasa nyaman.
Buku mungkin hanyalah benda yang menambah berat di dalam tas ransel kita, mungkin juga hanya ungkapan pemikiran dari seseorang. Tapi itulah buku, isinya manambah pengetahuan kita. Sifatnya mencerdaskan kita, jagalah buku dan ilmu yang ada didalamnya akan menjaga hidupmu. Ingatlah betapa besar perjuangan bangsa, bahkn dibayar nyawa hanya untuk menjaga dan mempertahankan buku beserta pengaetahuan yang ada didalamnya.
*/  Siswa SMA N 1 Getasan


Tidak ada komentar:

Posting Komentar