Slogan kami

Redaksi Buletin Pustaka mengucapkan Selamat Hari Soempah Pemoeda, 28 Oktober 2013

Kamis, 13 Oktober 2011

MENDEKATKAN BUKU PADA MASYARAKAT

MENDEKATKAN BUKU PADA MASYARAKAT


             Pameran buku menjadi ajang pengenalan buku oleh penerbit kepada masyarakat. Hal ini didasari bahwa tidak semua masyarakat memperoleh kemudahan untuk dapat mengunjungi toko buku, entah karena kelangkaan toko buku di Wilayah Ambarawa, atau kesempatan yang tidak gampang ditemukan. Masyarakat dan anak-anak kita pun perlu dan butuh dimutakhirkan bacaannya. Demikian halnya yang terjadi beberapa waktu yang lalu dalam upaya mendekatkan buku kepada masyarakat, yang telah dilakukan oleh Kantor Perpustakaan Daerah Kabupaten Semarang melaui kegiatan Pameran buku murah.
            Ratusan pelajar menyerbu berbagai gerai penjualan buku murah pada pameran bertajuk "Buku Mengusung Peradaban" yang dibuka Kamis 14 Juli 2011 siang di Gedung Pemuda Ambarawa, Kabupaten Semarang. Salah satu pelajar sebut saja Monic, mengaku, bersama teman-temannya senang dan merasa terbantu dengan pameran itu karena bisa mendapatkan buku dengan potongan harga antara 20 hingga 70 persen.
"Jika perlu pameran tidak hanya diselenggarakan selama enam hari, tapi satu bulan berturut-turut," katanya.
            Kepala Kantor Perpustakaan Daerah Kabupaten Semarang, Nelly Rahmawati, SH. M.Hum., menjelaskan tentang tujuan pameran buku murah itu. "Sebagai salah satu bentuk kegiatan sosialisasi dan publikasi dari program pengembangan budaya baca dan pembinaan perpustakaan, khususnya untuk kalangan pelajar," katanya.Acara tahunan untuk kelima kalinya ini cukup menarik, banyak pengunjung terutama pelajar hadir karena pesta buku itu mampu menjawab kebutuhan mereka terkait buku murah. Ia mengaku datang ke pameran karena jam pelajaran kosong dan mendapat imbauan dari guru untuk mendatangi pameran itu.
Pameran buku menjadi kesempatan bagi masyarakat untuk memperoleh bacaan yang murah. Bahkan, kalaupun masyarakat tidak mampu membelinya, dengan mengunjungi pameran, sekurang-kurangnya mengetahui berbagai buku dan sumber informasi yang mungkin suatu saat dibutuhkannya. Atau, pada waktu yang lain bisa berburu ke perpustakaan barang kali buku yang dimaksud sudah dikoleksi di perpustakaan.
            Tingkat kebutuhan seseorang terhadap informasi sangat tergantung pada jenis pekerjaan yang dimiliki. Biarkan masyarakat memilih sendiri informasi yang dibutuhkan, sejauh fasilitas bacaan sudah didekatkan. Jika ditanyakan, mana yang harus lebih dahulu dilakukan antara menyediakan fasilitas bacaan atau menumbuhkan kebiasaan membaca? Tentu, memilih keduanya serempak bersama-sama, merupakan suatu pilihan yang sangat bijaksana. Sekali lagi, upaya pemerintah daerah beserta para penggiat minat baca hanyalah dilandasi pamrih yang sederhana, yakni menumbuhkan kesadaran kepada khalayak tentang betapa pentingnya buku bagi masyarakat. Semoga gayung bersambut! (Asih W)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar