Slogan kami

Redaksi Buletin Pustaka mengucapkan Selamat Hari Soempah Pemoeda, 28 Oktober 2013

Selasa, 10 Mei 2011

PERAN MASYARAKAT DAN DUNIA PENDIDIKAN DALAM MENINGKATKAN GEMAR MEMBACA

PERAN MASYARAKAT DAN DUNIA PENDIDIKAN DALAM MENINGKATKAN GEMAR MEMBACA
Oleh : Yuniwati Yuventia *)
Pengantar
Masih segar diingatan kita tentang kelompok siswa di Juwana Pati (geng Nero), geng motor di Bandung yang menghebohkan kalangan pendidik. Sepak terjang dalam bentuk kekerasan dengan latar belakang yang “sepele” ?. Belum lagi surut muncul pemberitaan tentang menurunnya tingkat kelulusan SMA dan SMP yang secara keseluruhan merupakan  potret dunia pedidikan kita.
Terdapat beberapa hal yang menjadi penyebab keadaan di atas antara lain: era globalisasi informasi; perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan budaya; mutu pendidikan menurun?; proses belajar dan mengajar; ketidaksesuaian antara jumlah materi dan kemampuan siswa; sementara pada sisi sarana dan prasarana terbatasnya buku-buku bacaan yang secara keseluruhan merupakan akibat dari sistem pendidikan yang tidak berbasis membaca. Masih tingginya tingkat oral tradition, membuat siswa memiliki kemampuan baca yang rendah. Sementara lingkungan yang ada tidak mendukung ditambah kurang perhatiannya masyarakat terhadap perpustakaan dan biasanya yang menjadi masalah adalah tentang angaran yang minim. Sehingga muncul keprihatinan bagaimana untuk mensikapi dan mengatasinya ?.
Tujuan pendidikan
Pada dasarnya tujuan pendidikan adalah mengantar anak didik menuju pada perubahan-perubahan tingkah laku: intelektual, moral dan sosial agar  dapat hidup mandiri sebagai individu dan makhluk social.
Perubahan yang diharapkan dalam : (1) Aspek PENGETAHUAN yang dapat merubah seseorang dari  : tidak mengerti menjadi mengerti, dari  tidak tahu menjadi tahu, dan yang tidak pintar menjadi pintar; (2) Aspek KETRAMPILAN dalam hal ini seseorang dapat mengalami perubahan dari yang tidak bisa menjadi bisa, dari yang tidak terampil menjadi terampil; dan (3) Aspek SIKAP hal mana seseorang dapat berubah dari  ragu-ragu menjadi yakin atau lebih percaya diri, dari introvert menjadi ekstrovert, dari yang kurang ber-etika menjadi ber-etika. [1]
Undang-undang Dasar Republik Indonesia 1945 memiliki tujuan  memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa, yang dapat terwujud melalui kegemaran membaca. Selanjutnya dalam pasal 31 disebutkan bahwa setiap warga Negara berhak mendapatkan pengajaran, artinya kesempatan untuk maju melalui pendidikan terbuka lebar. Sementara berdasarkan Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 35 disebutkan bahwa perpustakaan merupakan salah satu standard sarana dan prasarana sekolah. Lebih lanjut dalam Undang-Undang No 43 tahun 2007 tentang Perpustakaan dalam pasal 23 ayat (1) sampai ayat (6) menyatakan bahwa sekolah harus menyelenggarakan perpustakaan sekolah.
Peran Dunia Pendidikan serta Masyarakat
Pada dasarnya terciptanya masyarakat yang cerdas, ahli, trampil dapat terwujud melalui minat baca yang tinggi. Adapun minat baca seseorang  sangat bergantung kepada :
1. bagaimana seseorang menganggap penting atau  tidak suatu informasi.
2. kemampuan seseorang dalam memilih dan memilah informasi yang  akan dikonsumsi.
3. peran serta dunia pendidikan dan  masyarakat
Dalam hal tanggung jawab pembinaan minat baca seseorang sangat bergantung pada peran serta dunia pendidikan, yang diawali dari pendidikan dasar hingga pendidikan tinggi serta peran masyarakat dalam menciptakan suasana atau situasi dan kondisi yang memacu semangat seseorang dalam membaca.
Seperti diketahui bahwa seorang anak sampai usia enam tahun akan  berada di sekolah selama 800 jam, dengan demikian jelas bahwa ada cukup waktu untuk dapat memberikan pembinaan ataupun motivasi dalam meningkatkan minat membaca. Belum lagi ditambah dengan jenjang pendidikan lain dari SD, SMP, SMA dan Perguruan Tinggi. Terdapat beberapa faktor penunjang minat membaca melalui dunia pendidikan (sekolah) antara lain; (1) sarana (perpustakaan); (2) tugas dari pengajar/guru; (3) komitmen pimpinan (lembaga; kepala sekolah dan jajarannya); (4) meningkatkan kerjasama dengan berbagai pihak terkait (mitra) dalam menciptakan kondisi membaca.
Untuk itu dunia pendidikan (Sekolah) perlu melakukan strategi yang disesuaikan dengan era dan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan budaya melalui : (1) penambahan berbagai variasi proses pembelajaran; (2)  penyediaan alat bantu yang menunjang kelancaran proses pembelajaran; (3) mencari dukungan dari   lembaga (Komite  sekolah, BMOM; Mitra Kerja dan Kepala sekolah beserta jajarannya). Hal ini penting karena pada dasarnya dukungan lembaga  merupakan faktor utama demi keberhasilan dalam menciptakan lingkungan belajar yang kondusif. Supaya proses pembelajaran dapat berlangsung dengan nyaman, lancar dan optimal maka tuntutan agar siswa harus mampu menelusuri informasi yang dibutuhkan sebagai penambah pengetahuan.
Sementara pada sisi lain anak  yang  sama (sampai usia enam tahun) akan berada di LUAR sekolah selama 51.000 jam, sehingga jelas untuk membuat seseorang rajin membaca perlu peran serta masyarakat di luar sekolah. Masyarakat di luar sekolah terdiri atas keluarga, lingkungan, pemerintah, penerbit, perpustakaan umum dan diri sendiri. Dalam pelaksanaannya dapat dilakukan dengan menciptakan : (1) Lingkungan rumah yang membaca artinya anak mengikuti suasana rumah; (2) perlunya penyediaan bahan bacaan  yang menarik; (3) family reading activity; (4) gerakan hibah bahan bacaan, dll.
Dengan demikian jelas bahwa penelusuran informasi harus dilakukan dengan membaca dan sarana untuk mendapatkan bacaan adalah melalui perpustakaan yang dapat diselenggarakan oleh dunia pendidikan (perpustakaan sekolah) maupun masyararakat (perpustakaan umum ataupun perpustakaan khusus)
Visi Perpustakaan
Selama ini diketahui bahwa perpustakaan dikatakan sebagai sumber belajar yang sangat penting dan keberadaannya sangat dibutuhkan. Namun dalam kenyataannya hanya sebagai lip service saja karena berdasarkan hasil penelitian Darmaningtyas (2008) di Jawa Tengah prosentase yang tidak memiliki perpustakaan adalah: 81,73 % SD/MI; 28,49 % untuk SMP/MTs dan 30,69 % untuk SMA/Aliyah. Sementara dari hasil kajian kesesuaian bahan pustaka dengan kebutuhan di UPT Perpustakaan UNDIP menunjukan 51,23 %. Belum lagi apabila ditinjau dari ketersediaan dana untuk pengembangan perpustakaan masih sangat memprihatinkan, meskipun sudah ada undang-undang dan peraturannnya.
Pada dasarnya Visi Perpustakaan apapun jenis perpustakaan itu adalah memberdayakan koleksi bahan pustaka dan memberikan kemudahan, ketersediaan, kenyamanan serta layanan  yang optimal demi kepuasan pada penggunanya. Soejono Trimo mengatakan bahwa : Library is the preservation of knowledge artinya memburu, mengumpulkan, menyimpan, mengolah dan melayankan ilmu pengetahuan, teknologi dan budaya baik dalam bentuk tercetak maupun elektrik. Dengan demikian peran perpustakaan adalah sebagai jembatan atau perantara antara koleksi dengan pengguna yang oleh Lasa dikatakan fungsi perpustakaan sebagai media pendidikan, tempat belajar, tempat penelitian sederhana, pemanfaatan teknologi informasi, kelas alternatif, dan sumber informasi. Namun demikian dengan berbagai harapan kondisi yang dijelaskan di atas kenyataannya tidak demikian.
Perpustakaan Yang Nyaman
Seperti diketahui selama ini pandangan umum bahwa perpustakaan hanya merupakan gudang buku, koleksinya kuno, lokasinya tersembunyi, pengelola tidak menyenangkan, fasilitas tidak memadai dan anggaran yang minim, sehingga sama sekali tidak menarik untuk dikunjungi. Oleh karena itu perlu strategi untuk menciptakan perpustakaan yang nyaman dan menyenangkan dengan : 
  1. memenuhi standar pengelolaan perpustakaan yang meliputi organisasi, pengunjung, koleksi, pelayanan, pengelola; dan fasilitas.
  2. merancang design lokasi/ruang
  3. membuat rancangan program kerja yang terpadu, terus menerus dan berkelanjutan.
Kesemuanya itu akan dapat terwujud apabila ada dukungan, komitmen, konsistensi dari para pimpinan dunia pendidikan dan masyarakat.  
Manfaat Membaca Dalam Kehidupan
Pada dasarnya membaca adalah salah satu media penyerapan ilmu pengetahuan dan informasi, karena kemampuan baca yang tinggi akan memacu seseorang untuk mengembangkan diri melalui penyerapan ilmu pengetahuan, teknologi dan budaya. Membaca juga merupakan kegiatan yang memberdayakan beberapa indra secara bersamaan, karena melalui membacalah maka ilmu dapat direkam lebih banyak dan lebih lama. Secara umum manfaat dari membaca adalah :
a.       Menambah dan memperluas wawasan dan pengetahuan
b.      Memiliki kemampuan untuk memecahkan masalah
c.       Mempertajam tingkat pemikiran
d.      Memiliki sikap obyektif terhadap masalah
e.       selalu mementingkan fakta dan informasi
Penutup
Berdasarkan penjelasan tersebut jelas dibutuhkan kejelian, keseriusan, kemampuan dan kemauan dunia pendidikan dan masyarakat agar minat membaca mengalami peningkatan dengan harapan akan meningkatkan mutu pendidikan Indonesia. Dengan demikian akan menumbuhkan reading society  meningkat menjadi learning society  berakibat pada  educated nation sehingga siap menjadi civil society. Namun pada akhirnya segala harapan akan menjadi kenyataan apabila terdapat kesamaan dalam pandangan dan kegiatan oleh berbagai komponen dan pihak yang terkait. Akhirnya Feed a man a fish and you feed him for the day; teach a man to fish and you feed him for life. Tunjukkan cara membaca dan mana bacaan yang menarik bagi individu, bukan sekedar membacakan saja. Semoga ***
*) Dra. Yuniwati BYPM Yuventia, S.Sos.,MSi  ( Pustakawan UNDIP & Koordinator JASAPUSPERTI).
E-mail : yuni_yuven@yahoo.co.id

DAFTAR BACAAN
EVANS, Hilary. 1981. Picture Librarianship. Seri outlines of modern librarianship.
FAJAR, Ida. 2008. Menumbuhkan Minat Baca (makalah)
HARSANA, Lasa. 2008. Library Based Learning (makalah)
MARTINO, RL. 1968. “Information Management :the dynamics of MIS. New York : Mc Graw hill
CHAERUDIN, Vol 10 tahun 2004. Media Membantu Mempertinggi Mutu Proses Belajar. Buletin Pusat Perbukuan Depdiknas.
DEPORTER, BOBBI. 2002. Quantum Learning: membiasakan belajar nyaman dan menyenangkan. Bandung: Kaifa.
PERPUSNAS. 2006. Pedoman Umum Penyelenggaraan Perpustakaan Sekolah. Jakarta: Perpusnas.
Trimo, Soejono. Pengantar Ilmu Dokumentasi. Bandung: Rosdakarya
Undang-undang Republik Indonesia No. 43 tahun 2007 tentang Perpustakaan.
USMAN, Moh. Uzer. 1993. Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar