Slogan kami

Redaksi Buletin Pustaka mengucapkan Selamat Hari Soempah Pemoeda, 28 Oktober 2013

Kamis, 26 Januari 2012

 PERPUSTAKAAN SEBAGAI TEMPAT REKREASI EDUKATIF
Oleh : Ika Miranti

 Apa yang ada dalam pikiran kita ketika mendengar kata "rekreasi"? 

Mungkin anda akan langsung membayangkan tempat-tempat seperti mall, tempat-tempat berolahraga yang sedang populer, gedung bioskop, tempat berenang yang saat ini sedang trend dan ramai dikunjungi seperti waterblaster, kebun binatang, pegunungan, pantai yang indah ataupun wisata ke tempat-tempat yang menarik baik didalam maupun diluar negeri. Tak salah anda membayangkan tempat-tempat tersebut. Setelah sibuk terus menerus bekerja, beraktivitas atau selepas jam sekolah atau kuliah, tidak mengherankan jika kadang-kadang kita merasa lelah dan pikiran pun terasa penat. Tempat-tempat rekreasi yang telah disebutkan diatas tadi adalah tempat-tempat yang menurut banyak orang menyenangkan untuk dikunjungi demi melepas rasa lelah dan kepenatan setelah beraktivitas.
Dan memang tempat-tempat rekreasi tersebut bisa dibilang sangat menghibur dan membuat pikiran kembali fresh dan siap untuk beraktivitas kembali. Namun pernahkah anda membayangkan bahwa perpustakaan adalah juga tempat rekreasi yang tak kalah menarik? Bahkan bisa dibilang sangat menarik. Kita dapat 'menghibur' pikiran dan otak kita dengan membaca buku-buku yang ada di perpustakaan. Mengapa datang ke perpustakaan bisa dikategorikan sebagai rekreasi? Rekreasi berasal dari bahasa Latin re-creare yang berarti 'membuat ulang' yang dapat didefinisikan sebagai kegiatan yang dilakukan untuk penyegaran kembali jasmani dan rohani seseorang. Perpustakaan sudah terbukti sebagai tempat untuk mendapat kembali penyegaran tersebut.
Bila kita sebelumnya menggemari pergi ke mall untuk rekreasi, cobalah untuk ke perpustakaan dan membaca buku-buku praktek otodidak seperti membuat pernak-pernik, menjahit, merajut, membuat kue. Bisa jadi kita tertarik dan tertantang mengembangkannya untuk dijadikan peluang bisnis. Menarik bukan? Daripada hanya ke mall menghabiskan uang untuk barang yang belum tentu perlu. Ataupun jika kita suka menonton film di bioskop, maka dengan membaca buku-buku fiksi dan novel anda akan disuguhi hiburan yang sama menariknya. Bahkan sudah banyak buku yang kemudian difilmkan. Novel ataupun fiksi tersebut biasanya justru lebih bagus kisahnya ketika kita membaca bukunya ketimbang menonton filmnya tanpa sebelumnya membaca bukunya. Tentunya itu adalah suatu bentuk hiburan yang menyegarkan otak kita karena ketika proses membaca, pikiran harus fokus pada bacaan dan itu membuat pemahaman kita lebih mendalam pada sesuatu yang sedang kita baca dan bisa jadi kita malah merasa mengalami kisahnya sendiri. Lalu bagaimana dengan kita yang suka pergi ke kebun binatang ataupun menjelajahi pegunungan/alam? Bukankah itu adalah rekreasi yang lebih menarik daripada buku? Menurut penulis, pecinta alam dan hewan pun tetap perlu untuk membaca banyak buku-buku tentang alam misalnya jenis-jenis dan karakteristik hewan, alam dan geografi untuk menambah pengetahuan mereka tentang alam dan mungkin saja mereka bisa menjadi pakar / ahli dalam hal yang mereka sukai tersebut. Kenapa pakar-pakar dalam hal alam dan hewan kebanyakan dari bangsa barat? hal itu tidak mengherankan karena minat baca mereka tinggi sehingga ilmu pengetahuan merekapun luas. Buku-buku tersebut tersedia cukup lengkap di perpustakaan. Bahkan koleksi pengetahuan tentang binatang dan alam pun lebih banyak terdapat di buku-buku di perpustakaan yang bisa kita baca tanpa mengeluarkan biaya dibanding dengan bila kita pergi ke kebun binatang atau menjelajah alam misalnya. 
Bahkan bila kita menganggap rekreasi adalah berarti jalan-jalan baik ke dalam negeri maupun luar negeri, kita tetap butuh yang namanya buku sebagai referensi. Referensi untuk mengunjungi tempat-tempat yang mungkin sebelumnya belum pernah kita kunjungi. Untuk pergi kesuatu tempat, ada baiknya untuk mengetahui lebih dahulu tentang tempat/negara yang dituju, tempat-tempat wisata dan sejarahnya, serta budaya yang ada di negara tersebut. Sehingga perjalanan kita ke tempat wisata menjadi sangat menarik dan berkesan. Hal itu akan berbeda seandainya kita tidak tahu latar belakang atau sejarah budaya dari tempat wisata yang akan dikunjungi. Di perpustakaan terdapat banyak sekali buku-buku yang bisa dijadikan referensi. Baik buku sejarah budaya negara-negara, tips pergi berwisata, tempat-tempat menarik yang bisa dikunjungi dan juga buku-buku pelajaran bahasa asing. Mempelajari bahasa asing juga suatu nilai plus bagi kita karena orang asing sangat senang dan tersanjung bila ada orang-orang dari negara lain (turis) yang bisa berbahasa mereka walau hanya sedikit dan bisa jadi menjalin pertemanan baru dengan orang-orang dari negara-negara yang kita kunjungi seperti yang dialami Astrid Novia, backpacker asal Bandung yang menulis buku berjudul Lucky Backpacker setelah ia berwisata ke 5 negara di Eropa hanya dengan 300 Euro saja, karena ia memiliki teman-teman asing di 5 negara tersebut. Bila kita belum memiliki dana untuk melakukan perjalanan pun kita bisa mengetahui tentang tempat dan negara-negara tersebut dengan hanya membaca buku-bukunya saja. Pengetahuan pun bertambah dan rasanya kita sudah seperti berada di negara-negara yang ingin anda tuju. Ini yang penulis juga rasakan setelah membaca buku memoir Franz Wisner berjudul ‘Honeymoon with My Brother’, dimana ia pergi ke 53 negara selama 2 tahun dan menulis petualangannya dalam buku tersebut.
Jadi tidak diragukan lagi, perpustakaan adalah tempat rekreasi yang menarik dan edukatif. Perpustakaan adalah tempat yang tepat untuk melepas kepenatan dengan bacaan yang berkualitas dan waktu yang kita lalui dengan membaca buku tidak pernah sia-sia dan terbuang percuma. Buku-buku yang ada diperpustakaan juga memanjakan pikiran kita dengan membuat kita berimajinasi dan memiliki daya kreativitas lebih untuk kehidupan yang lebih berkualitas. Jadi, sudahkah anda ‘rekreasi' di perpustakaan hari ini?
Anggota Perpus tinggal di Perum Kutilangsari I / A-411, Ungaran


Tidak ada komentar:

Posting Komentar